Youngster Inc. StartUp

Brian Imawan Hadirkan Mesin Smart Coffee Pertama di Indonesia

Brian Imawan, CEO JumpStart.
Brian Imawan, CEO JumpStart.

Tak semua kegundahan berakhir tak menyenangkan. Brian Imawan membuktikan, justru rasa gundah yang dihadapinya ketika masih bekerja di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, berakhir menggembirakan.

Ketika itu, setiap kali Brian ingin minum kopi, ia selalu harus pergi ke minimarket yang jaraknya cukup jauh dari kantor. Ia sulit menemukan tempat membeli kopi di sekitar kantornya, sementara layanan pesan-antar makanan secara online saat itu belum ada. “Terpikirkan oleh saya, alangkah senangnya jika ada vending machine kopi di kantor,” kata Brian saat diwawancarai SWA melalui Zoom.

Impian itu ternyata menjadi kenyataan. Keinginan yang muncul ia wujudkan dalam sebuah usaha rintisan yang dinamai JumpStart. Bersama dua rekannya, Brian berbagi tugas. Ia didapuk sebagai CEO yang mengurusi jalannya perusahaan secara keseluruhan. Salah satu rekannya didapuk sebagai COO yang menangani operasional, logistik, dll., serta seorang rekannya lagi ditugasi mengontrol kualitas kopi untuk memastikan kualitasnya tetap bagus guna dikonsumsi pelanggan.

“Modal awal hanya beberapa ratus juta dan semuanya dari uang pribadi,” ungkap Brian. Selanjutnya, ia mulai berinvestasi dengan mendatangkan vending mechine impor pada 2018, tetapi software-nya dikembangkan secara lokal. Mesin JumpStart dibekali dengan internet of things (IoT) untuk mengatur seluruh proses pembuatan kopi sampai pengecekan stok.

“Teknologi seperti ini memudahkan tim dalam menjaga kualitas kopi tetap baik dan higienis. Setiap dua kali dalam seminggu akan ada tim yang membersihkan mesin dan mengisi ulang semua bahan yang kosong,” ungkap Brian. Mesin sudah terhubung dengan internet sehingga pelanggan bisa membayar kopi dengan menggunakan QR Code dan kartu Flazz.

Brian mengatakan, dengan mesin yang dimiliki, JumpStart bisa memberikan harga yang terjangkau, bisa dibeli 24 jam, dan hanya menghabiskan waktu tidak sampai semenit dalam prosesnya. Dalam hal kualitas, JumpStart menggunakan biji kopi yang fresh sehingga pihaknya bisa tetap memberikan harga yang terjangkau sekaligus memberikan kualitas yang baik kepada pelanggan.

“Kami ingin membawa kenyamanan kepada para pelanggan. Kami melihat adanya kebutuhan untuk membeli kopi dengan harga terjangkau dan cepat. Jakarta itu kan sangat macet dan sudah tidak mungkin jika kita mampir ke coffee shop terlebih dahulu, belum lagi antreannya,” kata Brian. Sehingga, ia pun yakin JumpStart bisa menjadi solusi bagi pelanggan yang sibuk dan hanya memiliki waktu yang terbatas.

Dikatakannya, kopi merupakan sebuah seni yang penanganannya perlu teknik khusus: saat menakar, menggiling, mengatur tekanan, mengatur suhu air, dll. Semua itu harus ada takaran yang pas agar memberikan kualitas terbaik. Makanya, ia mengklaim JumpStart menggunakan metode freshly brewed.

“Kami punya tim expert yang membuat menu kopi. Jenis kopi apa saja yang orang Indonesia suka. Kebanyakan tidak suka kopi yang asam, lebih cenderung manis tapi strong (kafein). Secara harga jauh lebih terjangkau daripada harga secangkir di coffee shop. Kami mulai dari Rp10 ribu sampai Rp 15 ribu,” kata Brian.

Pada awal pendiriannya, JumpStart hanya menyediakan kopi. Dalam pengembangannya, per Oktober 2021, perusahaan menambahkan mesin multipurpose yang menyediakan snack ringan dan minuman botolan.

Selain itu, perusahaan pun menyediakan produk UMKM yang merupakan hasil kerjasama dengan Blibli. Juga mengembangkan 20 menu; tidak hanya kopi, tapi juga non-kopi seperti cokelat dan matcha, bisa panas ataupun dingin.

Saat ini, perusahaan yang mempekerjakan 150 karyawan ini telah memiliki 1.500 mesin aktif yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Rencananya, Brian akan berekspansi ke Jawa Tengah dan Bali. Yang paling dekat (akhir 2022), ke Ja-Teng.

“Selain itu, kami ingin mengembangkan teknologi Jumpstart lebih jauh dan menempatkan 2.000 vending machine di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya hingga akhir tahun 2022,” ungkap Brian.

Lantas, bagaimana JumpStart melakukan edukasi produk mengingat vending machine merupakan teknologi yang termasuk baru di Indonesia? Diakuinya, di awal pengembangannya banyak masyarakat yang belum tahu tentang vending machine, sehingga perusahaan menempatkan orang untuk standby di dekat mesin.

Ke depan, pihaknya ingin menempatkan vending machine tipe baru, seperti mesin yang menjual makanan frozen food. Nantinya, makanan yang dipilih akan menjadi makanan panas yang siap disantap. Juga menempatkan vending machine yang menyediakan es krim.

“Kami ingin vending machine ini bukan terpaksa atau kepepet. Kami ingin vending machine ini menjadi destinasi ritel, di mana pelanggan antusias untuk membeli lewat vending mahine ini,” katanya.

Sementara dari segi marketing, JumpStart ingin menyelenggarakan lebih banyak event di area publik seperti mal. Dengan begitu, pelanggan bisa merasakan langsung membeli kopi melalui vending machine.

Menjadi pionir dalam industri ini tidak menjadikan bisnis JumpStart ringan tanpa halangan. Brian mengungkapkan, pada awal peluncurannya, banyak orang yang belum paham menggunakan vending mechine ini. Belum ada pakem untuk mengadopsi mesin ini di kantor-kantor sehingga banyak yang belum mau mengadopsi mesin ini. “Makanya, pada waktu itu, kami banyak menempatkan vending machine di kantor startup dan kantor internasional,” kata Brian. (*)

Dyah Hasto Palupi dan Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved