Marketing Trends

Viral Warunk Upnormal Sepi, Apa Penyebabnya?

Warunk Upnormal menjadi perbincangan di Twitter karena sepi dan mulai banyak yang tutup. (Dok Warunk Upnormal)

Jagat Twitter pagi ini (Senin (30/01/2023) ramai dengan pembicaraan soal Warunk Upnormal yang sepi dan banyak yang tutup. Pantauan SWA Online, hal ini berawal dari cuitan akun FoodFess2 yang memfoto video Youtube terkait kondisi Warunk Upnormal. “Kalian pernah makan di Warunk Upnormal gak fess? Gimana nih menurut kalian?” kata akun tersebut, Minggu (29/01/2023).

Cuitan ini mengundang banyak respons dari para pengguna Twitter lain. Para pengguna mengutarakan pendapatnya masing-masing soal kenapa Warunk Upnormal bisa sepi dan banyak yang tutup. Selain itu, ada juga yang mencuit tentang kenangan saat nongkrong di cafe yang didirikan sejak 2014 ini.

Akun Sarah Nabila mengungkapkan salah satu penyebab Warunk Upnormal sepi karena menu unggulan di masa lalu sudah tidak ada lagi. Menu yang disebut sudah tidak ada adalah dessert Green Green Tea Lovers dan Mochilla Monster.

“Kata gue mah salah satu faktor sepi karena menu andalannya hilang. Dulu setiap gue ke Upnormal wajib banget order Green Tea Lovers/Mochilla Monster, sekarang sudah enggak ada menunya, ya sudah mau apa lagi,” kata Nabila merespons cuitan FoodFess2, Senin (30/1/203).

Sementara akun Mbuntt mengungkapkan Warunk Upnormal berkonsep Warkop, tetapi dibuat naik kelas. “Masalahnya, rasa makanan dan minumannya tidak ikut naik kelas. Jadi yah, orang-orang jarang yang balik lagi ke sini,” kata Mbuntt di mana cuitan ini per Senin pukul 08.30 WIB telah disukai 3.547 orang dan dilihat 118 ribu pengguna.

Selain menu dan rasa, beberapa pengguna mengeluhkan harga yang mahal. “Sering (ke Upnormal), over price, rasa juga biasa aja. Tapi gimana ya sudah kebiasaan, karena banyak colokan, toilet dan musala nyaman, parkir luas dan gratis, wifi cepat, dekat rumah dan dekat kampus,” kata akun Rimaauliarr.

Tak setuju dengan pendapat harga mahal, pengguna dengan nama Nugroho De mengatakan harga mahal karena berbeda dengan warkop biasa. Di mana rasa (menu) dibuat lebih wah dan enak. “Untuk yang bilang harganya mahal enggak sebanding sama rasanya, enggak setuju ah. Justru harganya beda dengan warkop biasa karena rasanya dibikin lebih wah dan enak, suka banget sama susu murninya, roti bakar butternya, dan nasi sapi sambal matahnya,” ucap Nugroho.

Di sisi lain akun Rabbiyaya mengatakan Warunk Upnormal sama seperti Bakso Boedjangan. Menurutnya, apabila cepat naik maka cepat juga tenggelam. “Balik lagi ya, kalau viral cepat ya pastinya bakalan cepat juga tenggelamnya,” katanya.

Sementara pengguna dengan nama Malta mengaku sering ke Upnormal. Namun setelah pandemi Covid-19 sepi membuat Upnormal di Kelapa Gading dan Sunter tutup. “Yang masih bertahan Upnorma Cempaka Putih. Sampai akrab sama karyawannya karena sering ngajak bini pacaran di situ,” ucapnya.

Sementara itu, Konsultan Bisnis dan penulis buku marketing Yuswohady mengatakan bisnis kuliner, apalagi kuliner kekinian paling gampang viral, sumber keviralan itu adalah connected experience. “Yaitu ketika netizen secara berjemaah menikmati pengalaman yg sama, mereka terkoneksi oleh medsos, dan kemudian saling memperbincangkannya. Maka boom, viral pun tak terhindarkan,” kata Yuswo.

Bisnis akan mulai meredup ketika keviralan itu berakhir. Agar tidak ingin cepat meredup, dibutuhkan inovasi tanpa henti, baik untuk produk maupun pengalaman. “Upnormal dan BreadTalk meredup karena awalnya sangat inovatif tapi kemudian kehilangan energi inovasinya. Di era FOMO, consumer menginginkan sesuatu yang selalu baru, dan mereka melompat dari satu viral ke viral berikutnya. Ini butuh never ending innovation. Ketika energi inovasi hilang, maka pudar pula ekspansi bisnisnya,” ujar Yuswo.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved