Business Research Trends

Urgensi Praktisi Pemasaran untuk Masa Depan Berkelanjutan

Ilustrasi studi Marketing a Better Future dari Dentsu dan Kantar.

Dentsu dan Kantar meluncurkan ‘Marketing a Better Future’, sebuah studi unggulan yang mengeksplorasi peran praktisi pemasaran Asia Pasifik dalam mencapai ambisi misi keberlanjutan perusahaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Dengan pertumbuhan ekonomi Asia yang eksponensial, daya beli bergerak ke Timur dengan kawasan serta berdampak membentuk tren konsumsi global. Hal ini memberikan konsumen dan korporasi di Asia tanggung jawab baru dan unik, karena wilayah ini akan diperkirakan menanggung beban bencana iklim. Perilaku konsumen, dalam aspek kebiasaan dan gaya hidup, harus diubah segera untuk kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Laporan ini dilandasi oleh sejumlah metodologi yang mengambil sumber dari 4 studi oleh Kantar dan Dentsu, 40 sumber data publik, lebih dari 100 jam statistik dan analisa budaya untuk pengamatan lebih lanjut, lebih dari 71 praktisi pemasaran berpengalaman, lebih dari 10 wawancara dengan pemimpin perusahaan pemasaran dan keberlanjutan serta lebih dari 30 analisis brand internal maupun eksternal.

Studi dilakukan pada 12 wilayah Asia Pasifik meliputi Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, Filipina dan Vietnam. Dari hasil tersebut, ditemukan fakta bahwa Indonesia memiliki 3 masalah iklim utama yakni kemiskinan & kelaparan, penggundulan hutan dan polusi air yang menjadi tantangan penting dalam pelestarian lingkungan dan ekosistem, untuk mencapai kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Meskipun begitu, praktisi pemasaran saat ini gagal untuk menangkap peluang. Studi ini menemukan bahwa hanya satu dari tiga (34%) tim pemasaran dengan wawasan yang ‘melaksanakan rencana keberlanjutan dan mengukur kemajuan mereka’. Ini jauh lebih rendah dengan 46% dalam rantai pasokan (supply chain), dan 51% dalam strategi perusahaan. Studi baru mengidentifikasi dua kesenjangan intensi-aksi yang signifikan, kesenjangan intensi-tindakan konsumen dan organisasi, di mana menjadi akar tantangan bagi praktisi pemasaran.

Selain itu, berdasarkan studi oleh Kantar mengenai barometer isu global, isu iklim merupakan masalah utama. Hal ini dibuktikan dengan 60% konsumen global mengatakan mereka mengalami kecemasan terhadap lingkungan yang mendorong inisiasi serta keinginan untuk bertindak.

Perubahan sistem diperlukan untuk mencapai target keberlanjutan global dan memastikan masa depan bumi. Tidak diragukan lagi bahwa bisnis, brand, dan mitra agensi mereka memiliki kebutuhan dan peluang. Sebagai jembatan antara brand dan konsumen, praktisi pemasaran memiliki peluang unik, dan karenanya bertanggung jawab untuk menjadi agen perubahan generasi yang memengaruhi perilaku konsumen, serta mendorong inovasi yang akan diinformasikan kepada pelanggan.

Dominic Powers, Chief Growth Officer Dentsu Asia Pacific mengatakan, kemajuan yang bermakna dalam tujuan keberlanjutan membutuhkan upaya di mana bisnis, konsumen dan masyarakat sipil, pembuat kebijakan, regulator, dan penyedia modal bekerja secara harmonis. Pemasar tidak hanya dilandasi tujuan bisnis untuk mendorong inovasi yang dapat memicu perubahan besar, tetapi mereka juga harus mengubah seluruh filosofi di balik perancangan, yang didasarkan pada tingkat penjualan.

Trezelene Chan, Head, Sustainability Practice Kantar APAC menambahkan, pihaknya mengetahui bahwa kesenjangan intensi-tindakan konsumen merupakan masalah bagi praktisi, dengan 56% hasil mengidentifikasinya sebagai tantangan utama. Hanya 17% konsumen Asia yang secara aktif mengubah perilaku mereka menjadi lebih berkelanjutan, meskipun 98% orang Asia mengatakan akan melakukannya. Namun, studi kami mengungkapkan bahwa kesenjangan intensi-tindakan organisasi merupakan tantangan yang sama pentingnya untuk ditangani. Inisiatif keberlanjutan oleh brand perlu menjawab kebutuhan konsumen dan kebutuhan bumi secara holistik dan bersamaan. Ini berarti pola pikir yang benar-benar baru bagi praktisi pemasaran dan pemimpin perusahaan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved