Marketing Trends

Klinik Pintar Ingatkan Pentingnya Pemeriksaan Syaraf Rutin

Sekitar 60-80% orang di dunia pernah mengalami gejala nyeri punggung bagian bawah. Kondisi ini bisa menghambat produktivitas kerja. Ternyata kondisi ini dipicu oleh penyakit terkait saraf yang kini banyak menyerang usia produktif.

Gejala seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah, kesemutan, kebas, hingga diagnosis stroke yang sebelumnya banyak diderita oleh orang tua, kini mulai menyerang anak muda yang disebabkan oleh gaya hidup dan pola kerja sehari-hari.

Sayangnya, kesadaran masyarakat terlebih anak muda tentang pentingnya mencegah gangguan saraf masih rendah. Mereka enggan melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf dan cenderung melakukan pengobatan mandiri seperti mengkonsumsi obat penghilang nyeri atau pijat dan urut. Akibatnya, keluhan sakit bisa kembali kambuh atau bertambah parah.

Maka itu, Klinik Pintar sebagai startup yang berfokus pada teknologi kesehatan meluncurkan kampanye Gerakan Sadar Saraf di Usia Produktif bersamaan dengan diresmikannya Neuro Care by Klinik Pintar sebagai klinik spesialis saraf pertamanya di Jakarta Selatan.

CEO Klinik Pintar Harya Bimo mengutarakan, saat ini Klinik Pinta mengembangkan jaringan melalui klinik pratama dan klinik utama spesialis. “Neuro Care akan menjadi bagian dari healthcareecosystem Klinik Pintar dengan dan memegang peranan penting sebagai Center of Excellence (CoE) yang akan memperkuat jaringan klinik lainnya dengan sistem rujukan dan delivery layanan secara online dan offline,” kata Bimo. Tujuannya selaras dengan misi pemerintah untuk memperkuat sektor primary care melalui digitalisasi klinik dan memudahkan masyarakat dalam mendapat kualitas pelayanan kesehatan secara merata.

Captain Neuro Care by Klinik Pintar dr. Zicky Yombana, Sp.S mengatakan, saat ini profil pasien dengan gangguan saraf sudah bergeser ke usia produktif mulai dari rentang 20 sampai 30 tahun ke atas. Gejala yang muncul kerap tidak disadari sebagai gangguan saraf dan seringkali dihubungkan dengan penyakit dalam (internis) atau penyakit otot dan tulang.

“Banyak pemahaman yang salah tentang gangguan saraf sehingga penanganannya terlambat. Padahal, gangguan saraf memiliki spektrum yang sangat luas mulai dari hal ringan seperti kesemutan, sakit kepala, hingga yang hal kronis seperti stroke. Self-diagnosed bisa memicu salah penanganan dan justru tambah parah. Hal ini lah yang membuat kami melahirkan Gerakan Sadar Saraf di Usia Produktif,” ujarnya.

Menurut dr. Zicky, masyarakat umumnya harus segera konsultasi ke dokter spesialis jika merasakan keluhan mendadak, intensitasnya semakin sering, diikuti rasa sakit yang berat, dan berulang. “Memang pada akhirnya screening dan konsultasi itu sudah menjadi dasar yang harus dijalani. Kami para dokter bukan hanya membantu masyarakat untuk sadar risiko, namun juga memprediksi seberapa besar risiko yang mereka miliki sehingga dapat kami bantu mengidentifikasinya lebih awal sebelum menjadi gangguan yang mematikan dan menghabiskan,”banyak kerugian finansial. Oleh karenanya, kami menghadirkan alat dan fasilitas diagnosa yang terkemuka sejak di level klinik sehingga masyarakat tidak perlu repot-repot ke Rumah Sakit,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Medical Officer Klinik Pintar dr. Eko S. Nugroho, MPH mengatakan Neuro Care by Klinik Pintar dirancang sebagai pintu masuk masyarakat mengetahui dan mengerti dengan baik keadaan saraf dengan gejala seringan apapun. “Kami bekerja bersama dokter-dokter spesialis saraf, dilengkapi dengan alat diagnosa yang lengkap setara standar Rumah Sakit dan demi kenyamanan masyarakat kami mengadopsi konsep layanan Unreasonable Hospitality dengan ciri khas adanya health concierge yang secara proaktif membantu kebutuhan pasien di fase pra-klinik, saat di klinik, hingga penanganan pascaberobat, misalnya rujukan ke rumah sakit khusus untuk treatment lebih lanjut,” kata dr. Eko

Klinik Pintar sejak berdiri pada 2020 memang sangat konsern pada pencegahan penyakit lebih lanjut pada masyarakat. Kini Klinik Pintar telah mengelola 11 klinik pratama, serta 16 klinik dalam persiapan buka. “Akhir tahun kami menargetkan 37 klinik. Klinik pratama kami banyak berdekatan dengan pabrik dan perusahaan, kini ada 12 klinik yang bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia,” kata Bimo.

Bimo mengatakan pihaknya memperhatikan pentingnya kesehatan prima, karena dalam kesehatan yang prima akan terwujud negara yang kuat. “Kalau dulu pengusaha dominan membangun banyak rumah sakit sekarang saatnya mencegah lebih baik dengan mendorong lebih banyak klinik pratama dengan dukungan teknologi sebagai kekuatan,” tutur pria yang berlatar belakang IT ini. Menurutnya, klinik pratama dengan dukungan sistem yang terintegrasi akan memberikan layanan terbaik pada masyarakat.

Sebagai bentuk komitmen Gerakan Sadar Saraf Usia Produktif, Neuro Care mengadakan gratis konsultasi dan telekonsultasi serta potongan harga untuk beberapa tindakan. Selain itu sampai dengan semester awal 2023, akan direncanakan konten edukasi digital, webinar kesehatan dengan dokter spesialis saraf dan membuka kesempatan kolaborasi dari berbagai pihak dalam gerakan ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved