PT Badak NGL ―yang lebih dikenal dengan sebutan Badak LNG― merupakan salah satu pemain utama dalam industri LNG di dunia yang didirikan tahun 1974. Perusahaan ini merupakan perusahaan nirlaba (nonprofit) yang berperan sebagai operator semua aset produksi di kilang gas Bontang, Kalimantan Timur.

Selain sebagai operator kilang pencairan gas alam, sejak 2020 Badak LNG bertransformasi untuk melebarkan sayap bisnis sebagai penyedia LNG Services: memberikan training, commissioning start up assistance, technical services, operation & maintenance services, dan R&D Services. “Transformasi bisnis dapat berjalan tak lain juga karena peran para leader yang kami kembangkan,” ujar Melly Chandra F., Human Capital Specialist Badak LNG.

Yang istimewa dari perusahaan ini adalah pengalaman dan kompetensinya yang panjang di bidangnya, serta budaya keamanan kerjanya. Perusahaan ini memang telah memiliki pengalaman lebih dari empat dekade mengoperasikan kilang gas, yang telah diakui dunia industri. Adapun safety culture-nya tecermin pada pencapaian lebih dari 100 juta jam kerja secara aman.

Namun, di sisi lain, Badak LNG juga punya kelemahan, yakni dalam hal usia kilang-kilangnya yang tua (aging plants), karena sudah beroperasi lebih dari empat dekade. Di samping itu, perusahaan ini pun menghadapi sejumlah tantangan, yakni penurunan feed gas yang dialirkan ke kilang, perubahan kepemilikan, perubahan demografi karyawan, dan hadirnya pesaing baru.

Untuk menjawab tantangan tersbut, dibutuhkan kehadiran para pemimpin yang tangkas (agile leaders). Karena itu, Badak LNG mengimplementasikan lima strategi.

Pertama, mengintegrasikan leadership program dengan strategi dan target perusahaan. Dalam hal ini, tim HC menyusun Human Capital Strategic Architecture, yang diturunkan dari visi-misi perusahaan untuk menjadi excellent global LNG operations and services. Target bisnis menjadi acuan Departemen HC dalam menyusun targetnya, termasuk dalam hal Learning & Development Program.

“Transformasi bisnis dapat berjalan tak lain juga karena peran para leader yang kami kembangkan.”

Melly Chandra F., Human Capital Specialist Badak LNG

Kedua, melakukan persiapan dan pelaksanaan leadership program berdasarkan Learning & Development Strategy yang sudah ada. Dalam hal strategi pembelajaran ini, Badak LNG menerapkan konsep 10:20:70, juga Knowledge Management. Selain itu, juga mendigitalisasi infrastruktur pembelajaran, seperti Operator Training Simulator, Lembaga Sertifikasi Profesi, dan Human Capital Suites.

Ketiga, mengimplementasikan leadership assessment yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan tiap-tiap posisi. Dalam hal ini, setiap posisi dan job cluster memliki success profile yang dituangkan dalam target-target kompetensi yang harus dimiliki. Selain kompetensi teknis, karyawan pun dikembangkan untuk dapat mencapai kompetensi nonteknis seperti kepemimpinan, yang core competency-nya akan disesuaikan dengan job cluster-nya.

Keempat, menggunakan infrastruktur dan support system yang tersedia. Di antaranya, Human Capital Suites, integrated digital system yang berisi database dari fungsi HC, seperti Training & Development System, Executive Dashboard, serta Compensation & Benefit. Lalu, ada BELLE (Badak LNG eLearning), sistem digital learning yang terintegrasi untuk pengembangan karyawan.

Kelima, mengapresiasi kinerja dan kompetensi karyawan melalui skema kompensasi dan benefit yang menarik.

Lalu, bagaimana hasilnya?

Menurut Melly, posisi-posisi strategis di perusahaan didominasi karyawan yang memulai karier awalnya di perusahaan ini, dan telah mengikuti program pengembangan. Selain mengisi posisi penting di Badak LNG, sejumlah pemimpin yang lahir dari perusahaan ini juga berhasil menduduki posisi strategis di perusahaan lain.

Misalnya, ada yang menjadi Presdir Donggi Senoro LNG dan ada juga yang menjadi Dirut Arun LNG. “Ini membuktikan bahwa pemimpin yang dilahirkan perusahaan ini tidak hanya jago kandang, tapi memiliki nilai kompetitif yang tinggi,” kata Melly bangga. (*)

Joko Sugiarsono & Vina Anggita

www.swa.co.id