Marketing Trends

Kolaborasi Ban Ban dan Tango Waffle di Bulan Penuh Cinta

Gen Z dan Milenial adalah masa depan, sehingga tidak heran jika banyak pihak mencoba mendekati mereka dengan beragam cara kreatif, termasuk Tango Waffle dan gerai minuman teh Ban Ban. Namun berbeda dengan cara yang jamak dilakukan sejumlah pihak dalam wujud produk, kedua brand ini menghadirkan kolaborasi yang diklaim kreatif menjelang Hari Kasih Sayang identik dengan coklat.

Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group mengatakan, Gen Z dan Milenial selalu mendapat perhatian banyak pihak, demikian juga oleh Tango dan Ban Ban, menjadikan mereka sebagai target pasar utama merupakan keharusan.

“Generasi kreatif dan penuh dinamika ini tidak bisa didekati dengan cara-cara konservatif dan biasa. Mereka harus didekati dengan cara kreatif dan kontekstual. Inilah yang kami upayakan bersama dalam kolaborasi Tango dan Ban Ban,” ujar Harianus.

Dia menambahkan, kolaborasi ini melalui sejumlah pendekatan kreatif selain produk, misalnya menggunakan influencer dan membuat videocampaign dan dukungan sejumlah promosi kreatif yang relevan dengan karakter kedua gen tersebut.

Tango termasuk merek yang cukup aktif melakukan kolaborasi. Tidak selalu dengan produk makanan atau minuman tetapi dengan merek yang berbeda kategori misalnya produk t-shirt, sneaker, bahkan kosmetik. Bentuk- bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh Tango selama ini memang fokus menyasar Gen Z dan Milenial yang menyukai tren kekinian, unik dan relevan.

“Ban Ban merupakan salah satu minuman kekinian yang digemari oleh Gen Z dan Milenial. Minuman ini memiliki rasa yang otentik dibuat secara fresh dan dari bahan-bahan berkualitas tinggi, seperti halnya juga Tango,” tambah Harianus mengklaim.

Wu Yi Jun, CEO Ban Ban Indonesia menuturkan, Tango sudah dikenal oleh pencinta wafer di Indonesia, khususnya di kalangan Gen Z dan Milenial. Menurutnya Tango juga sangat inovatif dalam mengembangkan produk dan strategi marketingnya.

“Tango Waffle ini merupakan pembuktian dari Tango bahwa Tango terus menerus melakukan inovasi dengan menciptakan produk yang disukai oleh Gen-Z. Kolaborasi Tango x Ban Ban ini juga sebagai simbol untuk menyampaikan pesan kasih sayang terhadap orang yang dikasihi, seperti keluarga, teman, atau juga bisa sebagai simbol self reward untuk diri kita sendiri,” ungkapnya.

Wu Yi Jun mengatakan, meskipun berada dalam industri yang sama, yaitu makanan dan minuman, kolaborasi kali ini tidak sekedar dalam format produk seperti yang telah banyak dilakukan oleh merek-merek lain.

Pada peluncuran kolaborasi Tango Waffle dan Ban Ban ini sejumlah awak media secara eksklusif mencoba pertama kali produk kolaborasi yang langsung diracik oleh Tim Ban Ban dan Calvin Lorenza, salah satu pemeran dalam video campaign bertema ‘BittersweetLove. Awak media juga berkesempatan menyaksikan penayangan perdana dari video campaign ini.

Selain Calvin, video campaign ini juga melibatkan Jerhemy Owen dan Steffanny Tanner selaku influencer. Melalui kolaborasi ini, Tango memperkenalkan varian baru seri Wafflenya, yaitu Tango Waffle Cookies and Cream. Tango Waffle merupakan salah satu produk andalan Tango, karena Tango Waffle merupakan produk inovasi dari Tango, satu-satunya waffle di Indonesia yang memiliki sheet renyah dengan krim tebal plus isi cookiez crumb & rice crispies.

Kisah yang ditayangkan dalam video campaign ini merupakan personifikasi dari dua varian Tango Waffle yaitu varian Choco Hazelnut yang mewakili Gen Z dan Milenial dengan sifat lembut, manis dan penyayang. Dan varian Cookiez and Cream yang mewakili mereka yang bersifat cuek namun aslinya manis dan penuh perhatian.

Harianus mengungkapkan bahwa kolaborasi ini disepakati sampai April 2023. Namun tidak menutup kemungkinan akan berlanjut. “Varian akan dikembangkan sesuai target pasar, namun kami pastikan tujuannya bukan untuk target penjualan, lebih ke awareness,” katanya.

Wu Yi Jun menjelaskan bahwa Ban Ban minuman kekinian yang sangat konsern pada kesehatan jadi sangat memperhatikan takaran gula di minuman. Maka itu varian yang dihasilkan dari kolaborasi dengan Tango ini pun tidak menggunakan tambahan gula, tapi memanfaatkan manisnya Tango Waffle saja.

“Konsepnya sebagai brand healthy life style. Sebagai pendiri, kami juga tidak suka yang terlalu manis, sangat meminimalisie sugar level, sehingga menawarkan ke pelanggan dengan mengurangi kadar manisnya,” tuturnya.

Menurutnya kerja sama ini karena ada kesamaan kondisi pasar juga gerai Ban Ban baru ada di pulau Jawa, sedangkan bagi Tango market waffle juga yang besar di area sama. “Kami saat ini ada 11 gerai Ban Ban sejak berdiri di akhir 2017. Pascapandemi penjualan kami berimbang antara online dan offline dengan 25 menu yang kami tawarkan,” tuturnya.

Menurutnya, prospek minuman kekinian masih menarik karena masyarkat masih tertarik minuman-minuman menyegarkan, di mana Ban Ban main di layer rasa yang beragam: manis dan asin juga. “Menu favorit di Ban Ban sejak berdiri adalah Beri Beri Chizu dengan mayoritas pembeli milenial dan wanita usia 25-35 tahun,” katanya. Dalam rangka promosi kolaborasi ini ada tawaran menarik bagi 10 pembeli pertama dapat bingkisan dari Tango Waffle dan promo bundling.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved