Technology Trends

Agar Aman Berselancar di Dunia Maya

Tidak banyak yang menyadari bahwa kita sebenarnya sasaran empuk kejahatan siber. Kurangnya pengetahuan menjadi pangkal masalah ini. Orang yang memiliki ponsel pintar, berselancar menggunakan internet, memiliki media sosial hingga menghubungkan ponselnya dengan m-banking adalah yang paling rentan menjadi sasaran kejahatan siber.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko kejahatan siber tinggi di dunia. Mengutip data National Cyber Security Index (NCSI) l skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 38,96 poin dari 100 pada 2022. Ini menjadikan Indonesia ada di posisi 3 terendah di antara negara G20 dan peringkat ke-83 dari 160 negara dalam laporan tersebut.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bahkan mengungkapkan bahwa total ada 714.170.967 anomali trafik atau serangan siber yang terjadi di sepanjang 2022. Jadi lebih dari 700 juta serangan siber terjadi tahun lalu, Serangan siber tersebut didominasi oleh ransomware atau malware dengan modus meminta tebusan.

Maka itu Pemerintah Inggris atau UK, menaruh perhatian khusus untuk membantu Indonesia meningkatkan keamanan siber.

“Dua negara ini memiliki kepentingan yang sama dalam menjaga ruang siber yang bebas, terbuka, damai, dan aman. Dalam beberapa tahun terakhir, UK telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan regulasi keamanan siber untuk sektor perbankan, mengamankan sektor telemedicine, dan memberikan informasi keamanan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan-kegiatan perluasan jangkauan (outreach activities),” ungkap Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Matthew Downing belum lama ini dalam rangka peluncuran www.getsafeonline.id

Situs Get Safe Online yang baru diluncurkan akan memberikan saran praktis dalam melindungi diri sendiri, komputer dan perangkat seluler, serta bisnis andadari permasalahan yang ditemui di ranah online. Website ini akan terus memberikan update berita, tips, dan kejadian terkini seputar keamanan online yang paling sering terjadi dari seluruh dunia. Edukasi berkelanjutan menjadi kunci diluncurkannya situs ini.

Diharapkan Get Safe Online juga dapat membantu individu dan usaha kecil untuk tetap aman, terlindungi, dan percaya diri dalam menggunakan internet. Dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris, Get Safe Online bekerja erat dengan berbagai lembagapemerintahan dan sektor swasta di dunia untuk menjalankan kampanye peningkatan keamanan online di beberapa kawasan internasional.

Tony Neate, CEO dari Get Safe Online mengatakan pihaknya telah membangun sebuah jaringan website dengan perwakilan lokal di 24 negara di seluruh dunia dan sekarang di Indonesia.

“Kami melihat Indonesia adalah pemain utama dalam penetrasi internet di Asia Tenggara, dan kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan otoritas yang berwenang di dunia keamanan siber. Kami akan aktif berkampanye mengedukasi masyarakat agar tetap aman di dunia siber. Layanan kami sepenuhnya didanai oleh Pemerintah Inggris dan jadi mereka yang menggunakannya bebas biaya,” imbuh Tony.

Dia berharap masyarakat Indonesia akan aktif secara daring mengikuti program-program Get Safe Online. Selain itu Tony membuka peluang kerja sama dengan berbagai organisasi dengan konsern yang sama. Get Safe Online adalah sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan sumber informasi untuk individu atau usaha kecil untuk tetap aman dalam menggunakan internet.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved