Profil Profesional

Filianingsih Hendarta Terpilih Sebagai Deputi Gubernur BI: Ini Profil, Visi dan Misinya

Filianingsih Hen darta, Deputi Gubernur BI terpilih (Foto infobanknews.com).

Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memilih Filianingsih Hendarta alias Fili menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia (Deputi Gubernur BI). Wanita kelahiran Surabaya pada tahun 1963 itu terpilih secara aklamasi dan menggeser kandidat lainnya, yaitu Dwi Pranoto dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) Senin, 13 Februari 2023.

“Asisten Gubernur Bank Indonesia dengan pengalaman lebih dari tiga puluh empat tahun,” dikutip dari akun LinkedIn Fili, pada Senin. “Senang menghabiskan waktu luang untuk berkebun dan travelling.”

Dikutip dari situs BI, Fili mengawali karier di Bank Indonesia pada tahun 1986. Sebelum dipilih menjadi Deputi Gubernur BI, dia menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran sejak tahun 2019. Fili pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (2013-2015), Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (2015-2019).

Fili menempuh pendidikan sarjana di bidang Hukum Universitas Airlangga dan lulus pada tahun 1985. Kemudian dia melanjutkan program magister di bidang Economics and Finance dari Boston University, Amerika Serikat, yang diselesaikannya pada tahun 1992.

Sebelum terpilih, fit and proper test yang digelar Komisi XI, dia menyampaikan tiga strategi yang akan dijalankan bila terpilih menjadi Deputi Gubernur BI. Salah satu fokus visi misinya adalah mendorong transformasi ekonomi keuangan digital untuk mewujudkan perekonomian nasional inklusif dan progresif.

“Yaitu terwujudnya perekonomian nasional tidak hanya berdaya tahan, tetapi juga progresif dan inklusif melalui akselerasi transformasi ekonomi keuangan digital yang efektif dan sinergis untuk kebangkitan Indonesia,” kata Fili.

Visi dan misi itu, menurut Fili, dimanifestasikan ke dalam tiga strategi pokok. Tiga strategi itu adalah mengawal stabilitas moneter, memastikan dukungan pembiayaan ekonomi yang memadai dan inklusif, serta merumuskan dan mengimplementasikan langkah konkret untuk mengakselerasi transformasi ekonomi keuangan digital.

Untuk mengimplementasikan tiga strategi itu, dibutuhkan dukungan kelembagaan yang kokoh melalui reformasi kelembagaan secara holistik dengan tiga agenda prioritas. Tiga agenda prioritas itu meliputi transformasi organisasi, transformasi sumber daya manusia (SDM) berbasis digital, dan penguatan sinergi dan kolaborasi kelembagaan untuk pemangku kepentingan.

Adapun penguatan sinergi dan kolaborasi dilakukan melalui penguatan sinergi dengan kementerian/lembaga, industri, terutama dengan DPR, dan kepemimpinan kelembagaan Indonesia di kancah internasional. Fili menjelaskan akselerasi ekonomi keuangan digital muncul sebagai pilihan yang logis yang diharapkan bisa menyeimbangkan antara stabilitas dan pertumbuhan serta inklusifitas.

Lebih jauh, ia menjelaskan, digitalisasi dalam jangka pendek secara langsung bisa berdampak positif terhadap penurunan biaya transaksi dan peningkatan akses pasar. Sedangkan digitalisasi pada jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui jalur produktivitas.

Akselerasi digital yang inklusif ini, kata dia, akan membuka partisipasi ekonomi yang lebih luas dari pusat hingga daerah, dari kota hingga desa, dari usaha besar hingga mikro serta bagi seluruh gender dari seluruh lapisan masyarakat, usia, suku dan agama. “Inovasi digital bila dikelola dengan tepat, dia dapat menjadi sumber pertumbuhan yang baru,” tutur Filianingsih.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved