Capital Market & Investment

Ini Kata Analis Mengapa Saham GOTO Anjlok

Harga saham PT Gojek Tokopedia Tbk. atau GOTO jeblok hingga 6,25 persen ke level terendah Rp105 dan mencapai batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan hari Jumat kemarin, 10 Februari 2023. Apa penyebabnya?

Sepanjang Jumat kemarin, harga saham GOTO praktis tak bergerak. Dibuka pada level Rp105 di pagi hari, harga saham GOTO tercatat anjlok bila dibandingkan sehari sebelumnya Rp 112. Tercatat total frekuensi perdagangan sebanyak 12.873 kali dengan volume transaksi 803,64 juta senilai Rp 84,38 miliar.

Selama sepekan, harga saham GOTO terpantau terkoreksi 9,68 persen. Meski di awal pekan harga saham sempat berada di kisaran 124 dan sempat menguat di hari Selasa, 7 Februari 2023, namun sehari kemudian hingga akhir pekan ini, tren harga saham GOTO terus melemah. Sehari setelah menguat pada Selasa lalu, harga saham GOTO anjlok usai perusahaan mengumumkan jajaran komisaris terbarunya.

Analis dan Pendiri Traderindo Wahyu Laksono mengungkapkan, saham GOTO Sempat sedikit di atas Rp400. Lalu anjlok sejak mid 2022 yang didukung beberapa hal seiring sentimen negatif global terkait kebijakan Fed yang agresif hike rate memicu kelangkaan likuiditas yang mana kurs US$ naik dan banyak aset melemah. Namun sejak Desember lalu, GOTO sudah sangat turun dan oversold di bawah level Ro100 (sekitar Ro81).

“Sejak itu, tidak bisa dibilang anjlok lagi karena konsolidasi di sekitar low level. Bahkan pada Januari menjadi bulan bagus. Bukan hanya GOTO, juga Bukalapak seiring dengan rebound kuat Nasdaq jawara Januari lalu indeks transportasi nomor dua, ya teknologi. Beda tipis dengan jawara, “ujar Wahyu saat dikonfirmasi oleh SWA Online melalui telepon, Selasa (15/06/2023).

Menurut Wahyu, jika dilihat saham GOTO yang rebound belakangan ke atas Rp100-117 setelah sempat anjlok di bawah Rp100 mungkin ada korelasinya.Semua atau hampir semua emiten teknologi yang nasibnya buruk mulai oversold akhir tahun lalu dan melawan bangkit didukung sentimen global yang juga rebound terkait meredanya agresivitas Fed memicu rebound Nasdaq. The Nasdaq is up 8.3% in 2023, its best start to a year since 2001.

Kenaikan saham GOTO cenderung berbau spekulatif dan didorong sentimen positif global khususnya Nasdaq. Level di bawah Rp100 jelas bisa potensial dan menarik bagi investor. “Pergerakan GOTO saat ini lebih kepada speculative buying dan sentimen. Belum ada fundamental yang signifikan untuk memicu reversal tren jadi bullish, termasuk soal perombakan internal apakah komisaris atau bahkan direksi sekalipun belum tentu ada jaminan positif dan memicu reversal tersebut,” jelas Wahyu.

Sementara ini, kinerja GOTO masih belum signifikan, tapi dari aset jangka panjang dan proyeksi pangsa pasar dan faktor strategisnya (marketplace, transportasi dan finansial, bahkan rencana kendaraan listrik, ekosistem yang mantap) masih potensial apalagi jika di harga sangat murah misalnya di bawah Rp100 ataupun mendekkati Rp50.

Di level ini spekulasi beli bisa terjadi buy on weakness dengan orientasi investasi jangka panjang. Jadi di 2023 ini GOTO masih rentan tekanan, namun jika harganya terus menerus melemah dan jadi murah bisa memicu spekulasi beli. Jadi terkait investasi di saham GOTO, perlu dipastikan orientasi investasinya, terutama terkait time frame jika memiliki orientasi yang panjang

Potensi pasar Indonesia jelas masih sangat besar dan GOTO adalah elemen pemain penting di dalamnya. “Jangan hanya lihat kondisi saat ini, valuasi GOTO, terutama saat IPO bisa jadi kurang realistis, Namun jika di harga rendah, di bawah 100, sepertinya masuk akal untuk menarik investor jangka panjang,” jelasnya.

Saat pandemi, emiten teknologi baik global maupun lokal, umumnya merajai dan meraup keuntungan luar biasa. Kondisi pascapandemi, diperparah geopolitik Rusia Ukraina dan kebijakan agresif The Fed, memang menekan saham teknologi, juga banyak aset lainnya di 2022. Kini, ancaman terhadap saham teknologi global mulai mereda dan bisa menjadi support saham teknologi lokal walaupun posisinya belum terlalu meyakinkan di 2023 ini

Namun, menurut Wahyi, jika ada harga murah apalagi didukung fundamental yang baik atau outlook jangka panjang yang menarik, maka saham apapun masuk akal untuk dikoleksi jangka panjang.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved