Management Trends

Kuliah Umum Kewirausahaan Sosial dari PPM School of Management dan AMINEF

Nina Ivana Satmaka, Manager Inovasi inkubasi dan Pengembangan Usaha PPM school of Management (kanan)

Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya yang melimpah. Hal tersebut dapat diperkuat dengan data yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 akan tumbuh sebesar 5,2% di tengah kondisi ekonomi global yang mendung. Namun, Indonesia masih memiliki banyak masalah seperti pengangguran, kesenjangan pendidikan, kemiskinan, sampah plastik yang mencapai 1.278.900 ton per tahun, dan masih banyak lagi.

Kondisi ini mendorong banyak komunitas dan NGO mengambil inisiatif dalam berbagai bentuk, salah satunya dengan konsep social entrepreneurship. Inisiatif ini juga sejalan dengan arahan pemerintah global dan Indonesia untuk mulai mengembangkan gagasan keberlanjutan di semua aspek bisnis.

Mempertimbangkan arah ini, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang kewirausahaan dan keberlanjutan di kalangan khalayak muda, yang juga merupakan calon penerus bangsa. Generasi Z yang sangat banyak jumlahnya saat ini memiliki karakteristik yang unik di antaranya digital savvy, menjunjung tinggi DEI (diversity, equity, inclusion) dan mencari tempat berkarya dengan tujuan mulia, bukan hanya didorong oleh gaji.

Saat ini kita melihat semakin banyak startup yang memiliki misi sosial, dimana bisnis yang dibangun tidak hanya berorientasi pada profit, melainkan turut berperan dalam menyelesaikan masalah sosial atau lingkungan. Oleh karena itu, seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para generasi muda mengenai peran mereka dalam membangun dampak sosial baik lewat karya mereka maupun kewirausahaan.

PPM School of Management, sekolah bisnis dan manajemen pertama di Indonesia, melalui unit inkubator bisnisnya, Bizcube, bekerja sama dengan AMINEF (American Indoesian Exchange Foundation), mengundang Teresa Chahine, doktor kewirausahaan sosial di Yale School of Management. Salah satu kegiatan kolaborasi tersebut adalah mengadakan sesi kuliah umum kewirausahaan sosial bagi khalayak muda pada bulan Februari 2023.

Kuliah umum berjudul ‘Creating Social Impact dengan Sub-judul: What it takes to be a social entrepreneur’ digelar secara hybrid, yakni di kantor @America, Pacific Place, Jakarta, dan Zoom, Facebook, Instagram, Periscope, serta YouTube (17/2/2023).

Untuk peserta kuliah umum kali ini adalah mahasiswa sarjana dan pascasarjana rentang usia 18 hingga 25 tahun, serta masyarakat umum. Ada pun poin pembicaraan kuliah umum meliputi keberlanjutan dan kewirausahaan sosial dalam konteks Indonesia, memahami konsep kewirausahaan sosial, memahami perbedaan mendasar antara kewirausahaan sosial dan komersial. Poin lainnya, memahami bidang social enterprise yang cocok dan memiliki potensi besar di Indonesia, kewirausahaan sosial-langkah demi langkah untuk pemula, mengenali dan menyatakan keberatan terhadap masalah, mengambil tindakan untuk mencoba memecahkan masalah dan memulai potensi usaha sosial.

Pembicara kuliah umum yakni, Anggun Pesona Intan, Strategic Transformation Innovation expert at PPM School of Management dan Pendiri Yayasan Terminal Hujan; Teresa Chahine selaku Dosen Social Entrepreneurship Yale School of Management, penulis buku ‘Social Entrepreneurship: Building Impact Step by Step’, dan Afrodita Indayana; Co-founder & CEO PT Ekowisata Kreatif Indonesia dan Business Development Coffeewaste.id.

“Kuliah umum ini untuk mempertajam lagi kurikulum kewirausahaan sekaligus membantu supaya mahasiswa-mahasiswa benar-benar bisa jadi agen perubahan (agent of change). Mulai dari ketika kuliah, kemudian menciptakan komunitas development,” ungkap Nina Ivana Satmaka, Manager Inovasi inkubasi dan Pengembangan Usaha PPM school of Management.

Dengan demikian, ketika para mahasiswa/I sudah lulus, maka mereka dapat menjadi pengusaha atau berkarier di perusahaan, sehingga mereka bisaberinovasi di mana pun dengan karya social impact yang lebih bagus.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved