Financial Report Capital Market & Investment

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp2 Triliun Sepanjang 2022

PT Bank Permata Tbk menutup tahun 2022 dengan pencapaian kinerja yang solid. Laba bersih setelah pajak sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 64% Year-on-Year (YoY). Pertumbuhan ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh sebesar 13,2% YoY, serta didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,4% YoY.

Adapun dari sisi aset, PermataBank mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,8% YoY menjadi Rp255,1 triliun. Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, dukungan perusahaan dalam penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 8,7% YoY menjadi sebesar Rp136,3 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing sebesar 10,3% dan 12,6%.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat sebesar 8,8% YoY menjadi Rp195,6 triliun, terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8% YoY. Rasio CASA juga tercatat meningkat menjadi 58%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54%.

“Pencapaian dalam ranah digital, penerapan teknologi blockchain, dukungan terhadap presidensi G20 melalui aktivitas B20, dan produk serta layanan yang terintegrasi memberikan dorongan bagi PermataBank untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingan kami,” ujar Meliza M. Rusli, Direktur Utama PermataBank.

Di sisi lain, kata dia, perusahaan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat perlambatan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan suku bunga global dan secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap risiko kredit inheren. Rasio NPL gross di akhir bulan Desember 2022 terjaga pada level 3,1% membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.

Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,4% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu, dimana rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 240%. Perusahaan terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.

Sejalan dengan penurunan rasio NPL, rasio Loan at Risk (LAR) juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 14,6% di tahun 2021 menjadi 10,9% per akhir tahun 2022.

Meliza menyebut, pihaknya senantiasa menjaga dan melanjutkan perbaikan kualitas asset. Perusahaan telah menambahkan pencadangan kerugian kredit (bersih) sebesar Rp2,4 triliun selama tahun 2022 untuk memastikan kecukupan pencadangan terkait kondisi perekonomian domestik dan global yang diperkirakan masih mengalami tantangan yang cukup signifikan di tahun 2023.

Lebih lanjut, di tengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank berhasil mempertahankan rasio CIR stabil pada level sekitar 55%. “Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 34,2% dan 25,7%, hal ini menjadi modal bagi kami untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik,” jelasnya.

Dalam memperluas segmen dan memperdalam hubungan dengan pelanggan, sebagai bagian dari Bangkok Bank Group dan melalui jaringan internasional, keahlian serta skala pemegang saham, PermataBank terus memperluas ekosistem partner Bank serta membangun sinergi dengan Bangkok Bank melalui keahlian dan dukungan mereka di perbankan korporasi, serta inisiatif lintas negara.

Di kuartal ke-IV 2022, PermataBank juga kembali meluncurkan dua cabang dengan konsep Model Branch terbesar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, memberikan pengalaman digital yang konsisten secara online dan offline bagi nasabah serta menambahkan jumlah konsep model branch menjadi 19 di Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved