Pengusaha Muda Harus Ambil Andil dalam Percepatan Ibu Kota Negara Baru
Perhelatan pelantikan Pengurus Besar HIPMI masa bakti 2023-2025 yang di hadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo yang di selenggarakan di Hotel Kempinzki belum lama ini membawa pesan tentang peran pengusaha muda pasca pandemi dan percepatan Ibu Kota Negara.
“Dua tahun pandemi, ekonomi dunia dihadapkan pada krisis, yang hingga kini pun belum pulih benar, walau sendi-sendi ekonomi mulai bergerak. Walau demikian kami optimis beraama Presiden Jokowi yang mampu melihat peluang, kita akan berhasil melewati tantangan tersebut,” kata Akbar Buchari sebagai Ketua Umum HIMPI terpilih.
Akbar memahami bahwa memang dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan pemerintah selalu mengedepankan kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia. “Kami juga melihat Ibu Kota Negara baru yang mulai direalisasikan menjadi bukti bahwa Pemerintah tidak hanya membangun pulau Jawa tapi membangun Indonesia secara berkeadilan. Karenanya HIPMI berkomitmen menjadi penggerak ekonomi bangsa mendukung berkelanjutan ekonomi nasional,” tandasnya.
Pelantikan Pengurus HIPMI yang digadang-gadang dengan format kepengurusan terbanyak yaitu sejumlah 239 orang ini, tentunya di harapkan memiliki kontribusi yang juga sangat besar bagi tumbuh kembangnya roda perekonomian bangsa Indonesia.
Presiden Jokowi pada sambutannya mengapresiasi 239 pengurus HIMPI baru yang telah terbentuk, Jokowi melihat jumlah Pengurus tersebut tidaaj besar karena negara ini memiliki 282 juta penduduk. “Jadi kalau pengurusnya 239 menurut saya ya biasa. Dari sabang sampai merauke semuanya bisa terakomodir dalam kepengurusan HIPMI yang sekarang,” katanya.
Muliandy Nasution yang dilantik sebagai Ketua Bidang Infrastruktur, Tata Ruang dan Perhubungan menyampaikan kepercayaan ini dia maknai sebagai momentum untuk pengusaha muda agar cepat melakukan akselerasi tidak hanya dalam sikap dan tingkah laku namun di mulai dari cara berpikir, terobosan juga kreatifitas dalam menghadapi sebuah permasalahan ke depan adalah sebuah keniscayaan.
“Di situasi ekonomi global yang super komplikasi seperti yang disampaikan juga tadi oleh Bapak Presiden bahwa saat ini tidak ada yang namanya standar yang baku, semuanya telah terdisrupsi. Termasuk mengenai rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia saya yakini bukan hanya menyoal perihal simbolis saja. Kita wajib merekontruksi ulang apa-apa saja yang tujuannya demi kebaikan dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Muliandy juga berharap HIPMI bisa menjadi pusat inkubator, bukan sekadar menghasilkan anak muda yang mampu berusaha namun juga mampu bersama pemerintah memberikan kontribusi dan menjawab berbagai permasalahan-permasalahan kenegaraan yang ada saat ini ataupun yang akan datang.