Capital Market & Investment

Kino Berupaya Mengakselerasi Skala Bisnis UMKM dan Jenama Lokal

Foto : Dok Kino

Minat konsumen terhadap direct to customer (D2C) brand diperkirakan meningkat di Indonesia. D2C brand merupakan model bisnis yang melakukan penjualan langsung kepada konsumen tanpa bantuan perantara seperti reseller atau dropshipper.

Di Indonesia, porsi pasar D2C masih kurang dari 1% dari keseluruhan pasar e-commerce namun memiliki tingkat pertumbuhan besar, didorong pertumbuhan konsumen di ranah digital, tingginya pendapatan per kapita dalam negeri, serta banyaknya perusahaan kapitalis ventura yang mulai memberi dukungan modal pada perusahaan rintisan D2C lokal.

Melihat besarnya potensi tersebut, PT Kino Indonesia Tbk meluncurkan Kinovation, program akselerator yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan jenama atau brand D2C lokal di Indonesia. “Di era digital saat ini, Kino percaya brand D2C lokal memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan jenama ritel maupun brand global selama mereka bisa menjaga konsistensi kualitas serta memiliki strategi marketing dan distribusi yang kuat,” ujar Sidharta Oetama, CEO Kino Indonesia, dalam keterangannya pada Senin (27/02/2023).

Program akselerator Kinovation merupakan wujud komitmen Kino dalam mendukung perkembangan brand lokal serta UMKM di Indonesia. “Kino berharap program ini bisa menjadi jembatan bagi para pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan para pemain industri yang ahli di bidang masing-masing sehingga membuka peluang kerja sama ke depannya,” lanjut Sidharta.

Program ini menghadirkan bootcamp intensif berdurasi satu bulan yang menggandeng banyak pemain industri dari berbagai sektor termasuk e-commerce, ritel, serta media digital. Selama menjalani program akselerator Kinovation, peserta akan mendapatkan sesi mentoring dengan pelaku industri, kunjungan kantor, serta bengkel kerja (workshop) yang akan membuka berbagai kesempatan kolaborasi bisnis antara peserta dengan para ahli industri.

Facebook, Instagram, dan WhatsApp menjadi platform bagi orang-orang untuk bertemu dan menjalin koneksi yang bermakna, termasuk mempertemukan bisnis dengan konsumen. Agar koneksi itu dapat memberikan dampak bagi bisnis, brand D2C juga dituntut untuk dapat membuat strategi digital marketing dengan memanfaatkan media sosial, terutama Facebook, Instagram, dan WhatsApp secara optimal, termasuk membangun narasi branding yang menarik bagi konsumen. “Program akselerator Kinovation ini membuka peluang kepada peserta untuk mempelajari strategi marketing yang relevan dengan perubahan zaman,” ujar Aldo Rambie, Head of Industry Meta, Indonesia.

Meta Indonesia merupakan salah satu mitra program akselerator Kinovation. “Saat ini berjualan online bisa dilakukan oleh siapa saja dengan mudah, terutama karena adanya pandemi, namun kompetisi semakin ketat. Pelaku usaha D2C perlu memahami cara kerja kanal penjualan digital, mulai dari cara mangelola logistik dan distribusi dan branding strategy, yang mana sangat penting terutama untuk upaya scaling up. “Setelah mengikuti Kinovation, peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan skill untuk mengembangkan strategi produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar”, ujar Shirley Santoso, President Director Kearney Indonesia. Kinovation menyedot minat peserta lantaran pendaftaran akan ditutup pada 6 Maret 2023.

Kinovation akan memilih 10 brand D2C lokal yang memiliki kriteria sebagai berikut:

● Brand milik sendiri dengan tim pendiri yang solid dan memiliki latar belakang kuat atau relevan

● Jumlah transaksi yang baik yang menunjukan potensi skalabilitas

● Memiliki perencanaan serta peta jalan dalam mencapai “product-market fit”

● Brand dan pendiri tidak sedang menjalani program akselerator lainnya

● Brand yang memiliki nilai ESG (Environment, Social, and Governance) akan menjadi nilai tambah.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved