Capital Market & Investment

Aset Investasi ESG Miliki Daya Pikat Bagi Investor Asing

Direktur dan Head of Marketing & Product Development PT BNP Paribas AM, Maya Kamdani (Foto: Audrey/SWA)

Aset investaasi yang berorientasi terhadap Enivronment, Social, Governance (ESG) tengah menjadi perhatian para pelaku bisni dan investor. Perusahaan-perusahaan menerapkan nilai-nilai ESG di setiap perkembangan bisnisnya demi keberlanjutan generasi penerus bangsa.

Ada beragam produk investasi berorientasi ESG yang demi memenuhi kebutuhan investasi masyarakat. Salah satunya adalah Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri-Kehati milik PT BNP Paribas Asset Management dengan potensi tingkat pertumbuhan investasi yang mengikuti kinerja Indeks Sri-Kehati.

Direktur dan Head of Marketing & Product Development PT BNP Paribas AM Maya Kamdani mengatakan bahwa keberlanjutan sangat penting guna dapat menghadapi risiko global yang terjadi. Menurutnya, berdasarkan survei World Economic Forum (WEF) terdapat lima isu teratas risiko global yang mengancam dunia.

“Melakukan survei lebih dari 800 institusi di berbagai negara dan yang dianggap faktor risiko paling tinggi adalah extreme weather, climate exchange, human environtmental damage, infectious diseas, biodiversity loss,” kata Maya dalam Workshop Jurnalis di Jakarta pada Kamis (02/03/2023).

Risiko-risiko tersebut dapat membuat ketidakpastian pada perusahaan, terutama dari segi strategi, kegiatan operasional, dan biaya dunia bisnis. Oleh karena itu banyak perusahaan berlomba menerapkan ESG. Bahkan tren ESG di dunia meningkat cukup pesat dalam waktu tiga tahun terakhir. “Jumlah indeks ESG di dunia itu naik sangat signifikan di tiga tahun terakhir jadi tahun 2021 naiknya 43,5% dari tahun 2020, di tahun 2022 sekarang naik 55%,” jelas Maya.

Menurut Maya, prospek indeks Sustainable and Responsible Investment (SRI) KEHATI secara jangka panjang masih baik. Berdasarkan catatan BNP Paribas, volatilitas indeks SRI KEHATI selama periode 2019–2022 sebesar 22,77 persen. Lalu, volatilitas IDX ESG Leaders pada periode yang sama sebesar 21,79 persen. Sementara, indeks LQ45 pada periode tersebut sebesar 22,87 persen dan IDX30 sebesar 23,17 persen.

Pelaksanaan ESG bagi perusahaan investasi menjadi salah satu faktor pertimbangan para investor untuk menanam saham ditempat tersebut. Dalam hal ini, Maya menyebutkan terdapat tiga alasan ESG penting bagi investor, yaitu uncertainty (ketidakpastian), liability (liabilitas), dan aset maupun investment.

“Dengan diterapkannya penerapan ESG dalam aset investasi akan menjadi salah satu daya tarik masuknya investasi asing ke Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (ESG) yang lebih baik dari negara lain. Jadi, saat ini tinggal berproses dengan lebih intens saja,” ujar Maya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved