Trends

Inovasi TOSS Klungkung Jadi Model Pengolahan Saampah Berbasis Kearifan Lokal

Kembali dibukanya border untuk wisatawan mancanegara diperkirakan akan berpengaruh terhadap produksi sampah di Bali. Oleh karena itu, tata kelola sampah secara holistik diperlukan sebagai bentuk persiapan menyambut kembali para wisatawan.

“Adanya Pergub terkait pemilahan sampah berbasis sumber sangat memudahkan kami sebagai pelaku daur ulang, karena proses kelola dan pemilahan sudah dilakukan dari hulu. Jika sudah dikelola dengan baik, sampah ini akan kembali menjadi barang ekonomi,” ujar Putu Ivan Yunatana Pendiri Bali Waste Cycle dan Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia kepada media beberapa waktu lalu.

Adanya peraturan lockdown yang mengurangi aktivitas di luar ruangan sangat berpengaruh dengan peningkatan sampah, terutama sampah PS foam atau styrofoam.

Kebijakan pengelolaan sampah yang sudah tertuang di dalam Peraturan Gubernur 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber menyebutkan bahwa kewajiban dari penghasil sampah dalam pengelolaan sampah di sumber adalah dengan cara menggunakan barang dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. Naiknya sampah PS Foam selama pandemi berbanding lurus dengan meningkatnya food delivery akibat dari pembatasan aktivitas luar rumah.

Upaya mengatasi sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan tidak hanya aktif dilakukan oleh swasta. Peran pemerintah daerah juga perlu turun tangan. Demikian halnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung, Bali.

Inovasi Pemkab Klungkung adalah menghadirkan TPS3R atau Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang diciptakan tahun 2017 itu, juga telah masuk Top 40 nasional inovasi pelayanan publik. Meskipun inovasi TOSS dan TPS3R belum mampu menuntaskan sampah secara total, tapi inovasi ini sudah jadi model pengolahan sampah yang baik berbasis budaya dan kearifan lokal serta konsisten tinggal dilaksanakan oleh kita semua

Adapun salah satu tindakan3 Reuse, Reduce, dan Recycle yang dilakukan Kabupaten Klungkung adalah sampah organik diolah menjadi pupuk organik, sedangkan sampah plastik dijual kepada Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia. Inovasi TOSS terus dilanjutkan Bupati Kabupaten Klungkung I Nyoman Suwirta melalui kerja sama dengan pihak terkait dengan melengkapi mesin untuk mengolah residu sampah.

“Hasil pengolahan sampah residu sampah itu dapat menjadi komoditi energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas hingga 50 ton sampah per hari,” jelas Bupati Suwirta. Dia berharap, warganya dapat meningkatkan semangat menjaga kebersihan dan terus meningkatkan solusi sampah bagi warga Klungkung.

Dengan keberhasilan mengelola sampah di daerah tersebut, Kabupaten Klungkung mendapat penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dyang diberikan oleh Menteri Siti Nurabaya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved