Trends Economic Issues

IKM Furnitur dan Kerajinan Tembus Pasar AS Hingga Inggris

Produk IKM Buatan Indonesia (Foto: Dok Kemenperin)

Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor furnitur dan kerajinan untuk tampil di ajang pameran tingkat nasional dan internasional. Upaya strategis ini guna memperluas akses pasar dan jaringan bisnis bagi mereka yang ikut serta sehingga dapat meningkatkan nilai penjualannya, yang akan juga berujung pada mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tahun ini, kami telah memfasilitasi para pelaku IKM furnitur dan kerajinan untuk ikut serta dalam ajang pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 dan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA) Reni Yanita di Jakarta.

Reni menyampaikan, di ajang IFEX 2023 yang dihelat di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 9-12 Maret 2023, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memboyong 17 IKM furnitur dan kerajinan serta dekorasi rumah. Ditjen IKMA memberikan fasilitasi lahan booth seluas 200 meter persegi bagi para pelaku IKM furniture untuk menampilkan berbagai produk unggulannya.

Adapun yang menjadi peserta ke-17 IKM tersebut, yaitu CV Amarta Furniture, PT Cipta Tungga Furniture, CV Efm Indonesia, CV Sahabat Furniture Indonesia, CV Surya Rotan Furniture, Surya Furniturindo Gemilang, Rifana Art, CV Surya Java Furnindo, CV Yuka Stoneart, serta PT Mahagony Citra Selaras. Ada pula CV Sido Al-Ghaniy Indonesia, CV Kirana Cipta Lestari, CV Alam Cipta Karya, CV Mekar Jaya, Mebelle, Pratama Rotan Interior, dan CV Vinoce.

“Sementara itu, untuk pameran JIFFINA 2023 di Jogja Expo Center pada 11-14 Maret 2023, kami juga memfasilitasi booth pameran kepada 12 IKM furnitur yang telah melalui tahap kurasi,” sebut Reni. Kedua pameran yang berskala internasional tersebut, diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor nasional dari produk furnitur dan kerajinan yang dihasilkan oleh para pelaku IKM.

P tahun 2022, ekspor produk furnitur dan kerajinan mencapai US$ 3,5 miliar. Adapun negara tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Inggris. Proporsi nilai ekspor yang cukup signfikan dari industri ini menunjukan bahwa karakteristik sektornya berorientasi ekspor.

“Kami berharap para pelaku IKM furnitur dan kerajinan dapat terus mengikuti tren pasar global serta aktif melakukan inovasi, dan yang penting juga tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam rantai pasoknya. Kami optimistis Indonesia akan bisa menjadi trendsetter dalam pengembangan eco lifestyle furniture,” ujarnya.

Menurut Reni, iklim tropis di Indonesia menjadi potensi besar bagi pengembangan industri furnitur dan kerajinan. “Karena kita mempunyai kekuatan comparative advantage berupa melimpahnya bahan baku kayu beraneka jenis, kemudian bahan baku rotan dan bamboo,” sebutnya.

Melalui kekuatan dari ketersediaan bahan baku serta didukung dengan desain yang unik dan menarik, pemerintah optimistis produk furnitur Indonesia memiliki nilai tambah yang tinggi dan mamopu berdaya saing global. “Selain itu juga perlu didukung dengan konsep berwawasan lingkungan,” imbuhnya.“Selain itu kami juga menjalankan program pengembangan desain furniture, insentif tax holiday, tax allowance, serta super deduction tax untuk R&D dan vokasi. Ada pula penerapan SNI dan SKKNI serta penerbitan sertifikat TKDN,” tambah Reni.

“Adapun lima negara importir furnitur terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda dengan total nilai impor sebesar US$145,3 miliar. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif, yaitu dengan mengidentifikasi negara-negara nontradisional sebagai alternatif negara tujuan ekspor,” ucapnya, dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (13/03/2023).

“Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, dimana daerah penghasil rotan di Indonesia berada di berbagai pulau, terutama di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera,” ujar Reni. Dari pendampingan ini, tercatat penjualan produk dari para peserta hingga US$ 841 ribu pada tahun 2022.

Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Ditjen IKMA Yedi Sabaryadi mengungkapkan, program ASE cukup berhasil untuk mempersiapkan para IKM furnitur dan dekorasi rumah yang berorientasi ekspor, agar dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing dalam menghadapi pasar ekspor.

“Kami berharap penyelenggaraan program Aku Siap Ekspor batch 2 tahun 2023 akan membawa efek positif yang besar terhadap industri furnitur dan home decor Indonesia dan memperluas pangsa ekspor produk furnitur dan home decor Indonesia di pasar internasional,” ucap Yedi

Pada program ASE 2.0 ini, para peserta dilatih untuk fokus menentukan sasaran ke negara-negara nontradisional yang memiliki skema perjanjian dagang (CEPA/FTA/PTA) dengan Indonesia. “Peningkatan penetrasi pasar pada negara-negara nontradisional tersebut diharapkan dapat meredam potensi penurunan ekspor yang disebabkan fenomena stagflasi yang terjadi pada negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia,” jelas Yedi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved