Profile Company

Profil Bisnis TikTok: Sejarah, Data Pengguna, dan Sumber Pendapatan

Kantor Pusat TikTok AS di Culver City Los Angeles, California . (Chris Delmas/AFP/Getty Images)

TikTok kembali menjadi perbincangan, bukan karena kemunculan video viral, tetapi akibat ketegangan antara dua negara adidaya, yakni Cina dan Amerika Serikat. Shou Zi Chew selaku CEO TikTok dicecar sejumlah pertanyaan oleh Komite Energi dan Perdagangan DPR AS atas tuduhan pencurian data sensitif.

Terlepas dari kontroversi dan perdebatan di antara dua negara, tak bisa dipungkiri bahwa TikTok mampu meraih popularitas di kancah internasional. Tak hanya menjadi wadah bagi konten menarik dan menghibur, aplikasi ini telah sukses menjadi tumpuan bagi para pelaku bisnis. Maka dari itu, berikut informasi singkat seputar profil TikTok, mulai dari data pengguna hingga sumber pendapatannya.

Mengutip Britannica, TikTok merupakan platform media sosial yang dirancang untuk membuat, mengedit, dan membagikan video pendek berdurasi 15 detik sampai tiga menit. Aplikasi Cina ini memiliki versi terpisah di dalam negerinya sendiri yang disebut Douyin. Diluncurkan perdana ke muka publik pada September 2016 oleh Zhang Yiming.

Pada mulanya, video berdurasi singkat mencapai popularitas pada 2013 berkat kehadiran Vine, sebuah aplikasi berbagi klip sepanjang 6 detik. Selang setahun kemudian, Musical.ly sebagai platform media sosial yang juga buatan Negeri Tiongkok debut dengan menawarkan fitur edit video lebih lama (15 detik hingga 3 menit).

Pada awal kemunculannya, Musical.ly hanya berfokus pada video sinkronisasi bibir (lipsync), tarian menghibur, dan menambahkan ribuan lagu. Namun, popularitasnya dengan cepat melejit khususnya di antara remaja Amerika dan mampu menggaet puluhan juta pengguna hanya dalam kurun waktu beberapa tahun.

Perusahaan induk ByteDance mulai mengakuisisi Musical.ly pada akhir 2017 dengan nilai transaksi US$ 800 juta. Pada musim panas 2018, ByteDance memutuskan untuk menggabungkan konten, fitur, dan 200 juta akun pengguna Musical.ly ke dalam TikTok. Pada pertengahan 2020, nilai saham ByteDance dilaporkan sebesar US$ 140 miliar.

Dilansir dari laman Investopedia, TikTok menjadi media sosial yang digunakan di lebih dari 150 negara dan menyediakan 35 pilihan bahasa. Aplikasi ini telah diunduh sebanyak 3,5 miliar kali dan menobatkannya sebagai salah satu aplikasi paling populer di dunia. Lantas, siapa saja pengguna TikTok? Berikut rincian demografi aplikasi ini.

– Sekitar 40% pengguna berasal dari kalangan anak muda berusia 18 sampai 24 tahun.

– 56% pengguna TikTok adalah wanita.

– 141 juta pemilik akun aktif berdomisili di Amerika Serikat.

– Setiap orang rata-rata menghabiskan waktu 46 menit per hari untuk mengakses TikTok.

Selain menjadi aplikasi yang menampilkan konten gambar bergerak, TikTok juga berperan sebagai platform media sosial belanja online bernama TikTok Shop. Penjual dan pembeli juga diberi kesempatan untuk berinteraksi melalui layanan siaran langsung (live streaming). Pengguna TikTok dapat membeli koin seharga 99 sen sampai US$ 99,99 dan dipakai untuk memberi tip kepada konten kreator favorit mereka.

Pada 2019, TikTok meraup penghasilan sebesar US$ 80 juta dari transaksi jual-beli di dalam aplikasi secara global. Pada kuartal pertama 2019, pengeluaran pengguna disinyalir mencapai US$ 189 juta atau setara 222% lebih banyak dari pendapatan kotor aplikasi ini selama periode yang sama pada 2018. Angka tersebut membengkak menjadi US$ 2,3 miliar pada 2021.

TikTok baru menjalankan iklan bergambar pada 2019. Para pelaku bisnis turut membuka akun dan berperilaku seperti pengguna pada umumnya, seperti mengunggah video. TikTok akan membantu mempromosikan konten milik pengusaha dengan tarif tertentu. Tujuannya supaya konten menjadi viral (dikenal dengan istilah FYP atau For Your Page) dan menarik audiens lebih besar. Hingga Juni 2022, total pendapatan TikTok menyentuh US$ 5,5 miliar.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved