Marketing Trends

Pameran Indo Intertex – Inatex 2023 Akselerator Pertumbuhan Industri TPT

Indo Intertex dan Inatex memainkan peran penting sebagai platform yang kredibel untuk melakukan transformasi industri tekstil dan garmen lokal

Pameran industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) bertaraf internasional Indo Intertex – Inatex 2023 kembali digelar mulai Rabu, 29 Maret hingga 31 Maret 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran. Lebih dari 500 perusahaan dari 18 negara Asia dan Eropa hadir menampilkan produk dan inovasi terknologi terbaru dari mesin tekstil dan garmen, bahan baku, mesin digital printing, kimia tekstil, aksesoris serta produk tekstil lainnya.

“Sebagai akselerator bisnis untuk industri TPT dan fashion nasional, Indo Intertaex – Inatex 2023 mempertemukan seluruh profesional di industri tekstil dan fashion yang ingin saling berkolaborasi, berbagi ilmu, dan mengembangkan bisnis mereka bersama, serta menyajikan hasil penelitian mereka mengenai perkembangan teknologi dan material termutakhir,” ujar Paul Kingsen, Project Director Peraga Expo selaku penyelenggara pameran.

Indo Intertex dan Inatex memainkan peran penting sebagai platform yang kredibel untuk melakukan transformasi industri tekstil dan garmen lokal dengan memperkenalkan teknologi baru di dunia. Kedua pameran saling terkait yakni Indo Intertex menghadirkan permesinan dan peralatan. Sedangkan Inatex menghadirkan bahan baku serat, benang, kain, pakaian jadi, aksesories/zipper/button/belt dan produk Industri Nonwoven. Beberapa nama besar di industri tekstil yang berpartisipasi di pameran tahun ini antara lain APR, Obor, Indohose, Daliatex dan lainnya. Teknologi-teknologi yang diperkenalkan adalah teknologi massive yang mendukung konsep industri ramah lingkungan.

Peraga Expo telah mengembangkan teknologi platform interaktif online guna mempertemukan para exhibitor dan pengunjung menggunakan aplikasi Texmatch. Melalui aplikasi ini memungkinkan mereka berinteraksi secara langsung, sebelum dan sesudah acara sekaligus membuka peluang baru. Peraga Expo tidak menetapkan target transaksi selama pameran berlangsung mengingat Indo Intertex – Inatex bersifat business to business (B2B).

Namun melihat kesuksesan tahun lalu, dengan segala pemberlakuan pembatasan kegiatan sehubungan dengan pandemi, Indo Intertex 2022 mampu mencatat total transaksi sebesar US$ 75 juta yang perhitungannya dilakukan secara tidak resmi. “Dilihat dari tipe mesin di tahun ini, kelihatannya bisa tumbuh 10% jadi sekitar US$ 82,5 juta,” jelas Paul.

Berbicara pada saat pembukaan pameran Indo Intertex – Inatex 2023, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyambut baik inisiatif pemerintah untuk tegas melarang impor baju bekas. Industri TPT adalah industri padat karya yang mana tenaga kerja perlu dibayar rutin sementara penghasilan berdasarkan rata-rata hanya 60%. “Artinya produktivitas tidak mencakup kebutuhan untuk memenuhi biaya operasional. Sehingga saat ini Sektor TPT sangat berharap bantuan pemerintah dalam hal ini untuk mengatasi salah satunya impor baju bekas yang makin marak,” jelas Jemmy.

Keberadaan produk thrifting mengganggu perkembangan produk dalam negeri. Biaya yang mereka keluarkan minim dibanding jika harus produksi sendiri seperti pengusaha. Namun mereka bisa menggaet pasar karna biaya rendah dan tentu merugikan pasar negeri sendiri.

Selain pameran, digelar pula berbagai acara seminar mengangkat topik-topik kekinian yang menarik mengenai tren reka warna tekstil, fashionpreneur workshop, strategi industri TPT hadapi krisis berkepanjangan yang diselenggarakan oleh asosiasi-asosiasi dan mitra pendukung. Indo Interetx – Inatex 2023 didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian RI, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI).

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved