APJII Rilis Survei Profil Industri dan Riset Pasar ISP
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kembali merilis hasil survei penetrasi Internet di Indonesia tahun 2023 tahap ke-2 yang dilakukan terhadap anggota APJII, yakni Internet Service Provider (ISP) di Indonesia, yang ditekankan pada profile industry dan market research.
Survei ini dilakukan terhadap 239 anggota APJII yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, atau sebesar 26,73% dari total anggota APJII yang berjumlah 894 anggota. Survei ini dilakukan dengan metode pendistribusian kuesioner secara online untuk memperoleh informasi dari ISP terkait profil industri, isu-isu terkait penetrasi Internet di Indonesia, serta market profile ISP.
Materi survei ini mencakup beberapa informasi dan insight diantaranya landskap industri ISP, pertumbuhan usaha dan tantangan ISP, layanan dan infrastruktur internet, identifikasi penggunaan bandwidth internet, promosi layanan internet, termasuk mengenai bagaimana ISP menangani kondisi saat terjadi gangguan layanan Internet, langkah yang diambil dalam berkoordinasi dengan pelanggan saat terjadi gangguan, serta terkait kerjasama antar lembaga. Dengan adanya survei ini, seluruh anggota APJII diharapkan dapat memperoleh informasi yang lebih komprehensif dan lengkap mengenai industri Internet dan industri penyedia jasa Internet (ISP) di Indonesia.
“Kami menyadari bahwa komitmen APJII untuk bisa menghadirkan layanan Internet terbaik bagi masyarakat Indonesia sangat memerlukan dukungan dan peran aktif dari seluruh anggota kami. Sebaliknya, kami juga terus berupaya untuk dapat memfasilitasi dan menjadi wadah yang selalu menampung suara dan aspirasi seluruh anggota APJII, salah satunya dengan melakukan survei ini. Selain itu, survei ini juga menjadi bukti bahwa APJII dan seluruh anggotanya berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam membangun dan memperluas jaringan Internet di Indonesia,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII.
Adapun sejumlah highlight hasil survei tersebut di antaranya: sebanyak 69% preferensi pangsa pasar ISP adalah 69% perumahan, 58,6% kantor/ruko, 30,5% sekolah/kampus, 27,2% gedung pemerintahan, 10% hotel/vila, dan 4,2% apartemen. Lalu, pangsa pasar yang saat ini dimiliki yakni 67,2% rumah tangga, 33,2% UMKM, 30,7% lembaga pemerintahan, 27,3% peruhaan besar, 26,5% sekolah/kampus, dan 9,7% hotel/vila.
Lalu preferensi wilayah layanan internet sebanyak 54,4% urban dan rural (keduanya), 26,4% rural/pedesaan dan 19,2% urban/perkotaan.
Berikutnya, kendala dalam meningkatkan pertumbuhan ISP sebanyak 23,8% menjawab biaya pemasangan pemeliharaan infrastruktur yang tinggi, 23,4% sulitnya infrastruktur menjangkau akses layanan terutama pada area remote dan rural, 21,3% persaingan yang terlalu tinggi, 15,9% regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, 10,5% terbatasnya akses permodalan, dan 1.3% kurangnya SDM yang berkualitas tinggi.
Sementara tingkat pertumbuhan penjualan ISP periode 2021-2022 yaitu 43,93% sebesar 0 – 20%, 31,38% sebesar 20 – 50%, 11,72% sebesar 50 – 100% dan 5,02% sebesar lebih dari 100%. Namun 7,95% penyedia ISP mengklaim mengalami penurunan penjualan.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id