Marketing Trends

3 Strategi Brand Beriklan di Bulan Ramadan

Ilustrasi (foto/doc : MGID)

Pada bulan Ramadan biasanya tingkat belanja masyarakat meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Biasanya mereka berbelanja untuk keperluan selama puasa hingga menyambut hari Lebaran.

Oleh karena itu, biasanya brand-brand berlomba untuk menarik perhatian pelanggan. Sehingga brand harus meluncurkan iklan yang unik. Saat ini, berdasarkan penelitian dari YouGov ada 51% orang menghabiskan lebih banyak waktu belanja online selama bulan puasa. Brand yang sengaja dan berhati-hati mempersiapkan diri sebelum musim Ramadan dapat meraup keuntungan besar.

Yaroslav Zhuliy, Head of Sales APAC Mgid menuturkan Iklan media kaya dapat menjadi solusi bagi para pengiklan. Dia mengatakan bahwa setiap tahun, brand, marketer dan pemilik e-commerce meluncurkan ribuan kampanye untuk menangkap minat pelanggan yang menjelajahi internet. Setiap tahunnya, menangkap perhatian pelanggan menjadi semakin lebih sulit. Menurutnya, saat ini dunia berubah menjadi digital, sudah jelas bahwa viewability tidak sama dengan dampak. “Kreativitas sangatlah penting dalam menangkap perhatian pengguna, karena itulah kunci dari periklanan yang lebih efektif,” ujarnya.

Sehingga dia menyakini, dengan iklan media kaya, banyak cara bagi marketer untuk berinteraksi dan mencegah atau menghindari kebutaan iklan banner. Dalam kata lain, iklan media kaya menangkap perhatian pengguna tanpa memaksanya. Pengguna dapat menyentuh, menyeret, menggores, menggeser, memutar, menonton video atau bahkan bermain game di dalam periklanan media kaya. “Iklan-iklan ini dapat menggabungkan teks, audio, gambar, video dan animasi untuk menangkap perhatian dan mendorong pengguna untuk melakukan tindakan langsung. Dengan mendorong interaksi, pengiklan yang menggunakan format iklan ini dapat menonjolkan diri dari kompetitor selama Ramadan,” jelasnya.

Dia menjelaskan ada tiga cara beriklan yang efektif selama bulan Ramadan. Pertama, masuk ke dalam mobile interaktif. Ia melihat bahwa interaksi pelanggan dengan perangkatnya terus berubah dengan cepat. Dalam jumlah yang hampir menyentuh 70%, pangsa pasar mobile melebihi desktop hingga lebih dari dua kali lipatnya. Saat ini juga pergeseran global menuju video. Total penghasilan industri video online Asia Pasifik diprediksikan akan bertumbuh 16% setiap tahunnya; tahun 2077, diperkirakan mencapai US$73 miliar.

Kedua, menghindari kebutaan banner – saturasi iklan menyebabkan para konsumen selalu menghindari iklan. Beberapa orang secara sadar menghindari banner dengan cara menghiraukannya atau menggunakan ad blocker. Hampir setengah (42.7%) dari pengguna internet di seluruh dunia menggunakan ekstensi ad block. Menggunakan gambar bergerak dinamis, audio, infografis dan animasi di samping elemen-elemen tradisional, seperti teks dan gambar, akan memperluas jangkauan iklan dan meningkatkan peluang untuk menangkap perhatian. Variasi ini memberikan pengguna kesempatan non-intrusif untuk berinteraksi, meneliti dan memahami suatu produk atau layanan.

Ketiga, memperoleh wawasan berbasis data atau lebih banyak kesempatan untuk engagement dan interaksi berarti lebih banyak data yang dapat diperoleh, yang akhirnya menciptakan pemahaman yang lebih baik dari bagaimana pemirsa berinteraksi dengan iklan. Memahami perilaku pengguna itu penting karena pengiklan dapat menerapkan marketing dengan lebih efektif. Teknologi artificial intelligence (AI) milik MGID juga mengenali pola-pola perilaku di berbagai platform, yang dapat membantu brand dalam mengoptimalkan kampanye dan meningkatkan ROI.

“Secara keseluruhan, memperkaya pengalaman pengguna, tingkat click-through yang lebih tinggi dan metrik-metrik yang membantu adalah alasan-alasan utama brand-brand sukses,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved