Financial Report Capital Market & Investment

Rahasia ALDO Bukukan Penjualan Rp 1,40 Triliun

Foto : Alkindo

PT Alkindo Naratama Tbk pada 2022 mencatatkan penjualan senilai Rp 1,40 triliun dan laba bersih Rp 65,76 miliar di tengah kenaikan biaya-biaya yang terjadi di tahun lalu. Kenaikan biaya itu terjadi antara lain terkait pembelian mesin baru, beban bunga pinjaman pembelian sudah mulai mulai di tanggung dan penambahan tenaga kerja di 2022 untuk pemasangan mesin baru di Eco Paper sehingga biaya karyawan juga naik, sedangkan mesin baru mulai beroperasi bulan Februari 2023.

Emiten yang sahamnya bersandi ALDO ini melakukan efisiensi di berbagai bidang untuk menekan biaya. Akan tetapi, sehubungan dengan pemasangan mesin pengolahan kertas coklat daur ulang yang baru, maka terjadi peningkatan pengeluaran yang berasal dari beban bunga dan biaya pemasangan termasuk di dalamnya tambahan biaya tenaga kerja. “Di sisi lain, turunnya harga bahan baku kertas kardus bekas (OCC) juga telah berpengaruh terhadap penjualan dan profitabilitas,” kata Direktur Utama ALDO, H. Sutanto dalam keterangannya seperti dilansir SWA Online pada Sabtu (01/04/2023).

Perang Rusia-Ukraina sejak awal tahun 2022 berdampak terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang juga menaikkan biaya operasional. Antisipasinya, ALDO melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga dapat menurunkan beban pokok penjualan sebesar 1,5%, serta beban penjualan umum dan administrasi sebesar 1%.

Beban pokok penjualan tercatat turun menjadi Rp 1,15 triliun turun dari Rp 1,16 trilliun pada periode sebelumnya. Beban penjualan umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 154,15 miliar turun dari Rp155,36 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, beban operasi lainnya yang melonjak 218% dan beban keuangan yang naik 22% membuat langkah efisiensi tersebut tidak cukup untuk menjaga pertumbuhan perolehan laba bersih.

Di sisi lain, situasi ekonomi yang masih bergejolak serta penurunan harga jual kertas produk dari Perseroan telah memengaruhi total turn over dan profitabilitas. Perseroan yang sempat mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 6% pada kuartal III tahun lalu itu, akhirnya harus turun di akhir tahun, sehingga total nilai penjualan pada tahun 2022 sebesar Rp 1,40 triliun atau lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang senilai Rp 1,46 triliun.

Oleh karena itu, perseroan membukukan laba bersih Rp 65,76 miliar atau menyusut dibandingkan Rp 100,77 miliar pada 2021. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp 65,30 miliar, turun dibandingkan Rp75,86 miliar pada tahun sebelumnya. Meskipun situasi ekonomi masih diwarnai ketidakmenentuan, perseroan tetap berkomitmen penuh untuk terus mengembangkan green product melalui green process.

ALDO menggunakan kertas daur ulang yang diproduksi anak perusahaan PT Eco Paper Indonesia untuk menghasilkan berbagai macam produk kertas coklat seperti kraft liner, eco board, dan core board. Sementara itu, telah beroperasinya mesinmesin baru pengolahan kertas coklat daur ulang yang lebih canggih sehingga lebih efisien, lebih cepat dan akurat sejak bulan Februari lalu, membuat perseroan optimis akan dapat mendongkrak penjualan secara signifikan.

Pengoperasian mesin-mesin baru tersebut meningkatkan kapasitas produksi kertas coklat berbahan daur ulang sebesar 220.000 ton per tahun, dari kapasitas produksi sebelumnya yang sekitar 80.000 ton per tahun atau mengolah kertas coklat bekas meningkat 2,75 kali. Oleh karena itu, perseroan optimis bisa mendongkrak penjualan tahun 2023 ini hingga mendekati dua kali lipat.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved