Trends

Upaya Mengurangi Sampah Makanan di Indonesia

Food waste atau sampah sisa makanan merupakan bahaya yang kurang disadari masyarakat kita. Padahal sampah makanan yang bertumpuk jika membusuk akan terdegradasi akan menghasilkan gas metana. Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global. Bukan hanya itu, sampah makanan bisa mengakibatjan pencemaran air.

Kajian Bappenas mencatat, Food Lost and Waste (FLW) di Indonesia pada 2000-2019 berkisar 23 sampai 48 juta ton/tahun, setara dengan 115-184 kg/kapita/tahun. Artinya, setiap individu menyumbang lebih dari 1 kuintal sampah pangan per tahun, dan berdampak pada kerugian ekonomi kurang lebih sebesar Rp213 sampai 551 triliun per tahun. Di sisi lain, potensi FLW itu dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47 persen populasi penduduk Indonesia.

Dr. Sarwo Edhy, S.P., M.M, Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional mengungkapkan food waste merupakan isu serius di dunia maka itu melalui peningkatan tata kelola sistem pangan nasional. Di acara peluncuran Dapur Bergerak Mustikarasa yang digagas Super Indo (17/04/2023) di RPTRA Borobudur Jakarta, dia mengatakan harus ada semangat yang sama untuk mengurangi food waste di Indonesia.

“Gerakan mengurangi FLW ini memiliki urgensitas tinggi, karena berkorelasi erat dengan penanganan rentan pangan dan gizi yang saat ini tengah didorong pemerintah,” katanya.

Donny Ardianta Passa, Vice President Buying & Indirect Procurement Super Indo berharap Dapur Bergerak Mustikarasa ini dapat membantu Pemerintah, dalam hal ini Badan Pangan Nasional (Bapanas), melalui Gerakan Penyelamatan Pangan untuk mencegah sampah makanan dengan pengelolaan bijak makanan berlebih bagi kesejahteraan masyarakat

Selanjutnya Hendro Utomo, CEO Foodbank of Indonesia Network (FOI) mengatakan kerja sama pihaknya dengan Super Indo yang telah terjalin selama ini dalam menyelamatkan makanan agar tidak terbuang percuma.

“Selain itu gerakan yang dimotori para ibu ini dapat menekan angka stunting yang masih di angka 21,6% dan menolong 7 juta anak-anak Indonesia yang kurang gizi akibat pandemi kemarin untuk masa depan Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara lain,” ungkapnya.

Yuvlinda Susanta, GM Corporate Affairs & Sustainability Super Indo, menambahkan Dapur Bergerak Mustikarasa, upaya ini juga bisa membantu masyarakat prasejahtera dengan menyediakan makanan sehat.

Gerakan ini merupakan kolaborasi Super Indo dengan banyak pihak yang digelar di 20 titik FOI di daerah Jawa dan Sumatra Selatan didukung mitra pemasok Super Indo yaitu Belfoods, Cedea, Sunpride, dan produk 365 selama 2-15 Mei 2023.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved