Tower Bersama Infrastructure, Terapkan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) merupakan perusahaan induk dari Tower Bersama Group. Berdiri sejak 2004, enam tahun kemudian, tepatnya pada 26 Oktober 2010, sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
TBIG dikenal sebagai salah satu perusahaan menara (tower) independen terbesar di Indonesia. Kegiatan usaha utamanya adalah menyewakan menara space pada site sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi milik penyewa.
TBIG juga menyediakan akses untuk operator telekomunikasi ke jaringan repeater dan in building system (IBS) miliknya. Sehingga, dapat memancarkan jaringan sistem telekomunikasi pada gedung-gedung yang berada wilayah perkotaan.
Seperti halnya perusahaan yang sudah tersertifikasi, TBIG memiliki tim khusus yang berfokus pada implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Antara lain, struktur Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), Floor Warden, dan Tim Tanggap Darurat.
Jika dilihat, struktur P2K3 sudah melibatkan manajemen, dalam hal ini Chief Business Support Officer, sebagai ketuanya. Di dalam implementasinya, ada tiga direktur yang terlibat, yakni Chief Business Support Officer, Chief Asset and Operation Officer, dan Chief Project and Implementation Officer.
Ada dua hal yang mereka lakukan. Pertama, leadership talkshow: harus membicarakan poin K3 setiap tahunnya. Kedua, leadership observation: harus melakukan kunjungan site.
Sebagai bentuk komitmen terhadap implementasi Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L), TBIG menuangkannya ke dalam Pernyataan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi. “Kami sebut ini integrasi karena implementasinya kami integrasikan dari ISO 9001, 45001, dan 14001, sehingga audit internal dan eksternalnya dilakukan secara bersamaan,” kata Rizka Novianty, Quality Management Department Head TBIG.
Lebih jauh Rizka menjelaskan, untuk strategic objective pada 2022, perusahaannya memiliki empat goal utama. Pertama, Zero Fatality, Zero LTI, and Zero Environmental Pollution. Kedua, Zero Tower Collapse (Site Engineering Audit). Ketiga, WHSE Knowledge Elevation yang berisikan infografis, awards, dan training.
Keempat, Covid-19 Immunization Program. Untuk vaksin 1 dan 2 sudah dijalankan pada 2021 dan untuk booster dilaksanakan pada 2022. “Ini kami berikan untuk seluruh karyawan, keluarga karyawan, mitra, customer, dan masyarakat sekitar tower secara gratis,” katanya.
Terkait pengendalian Covid-19, selama pandemi pihaknya melakukan beberapa pembaruan, seperti penetapan tim tanggap darurat pengendalian Covid-19, penyesuaian kebijakan dan pemberlakuan flexible workplace: karyawan bisa bekerja dari rumah, site, maupun kantor. Tim Quality, Health, Safety, and Environment system (QHSE) TBIG juga membuat Health Screening System untuk memantau kesehatan seluruh karyawan dan sebagai alat deteksi dini gejala Covid-19.
Untuk QHSE Performance, pihaknya memiliki laporan monitoring QHSE untuk memonitor site yang tersebar di seluruh Indonesia. Pihaknya pun melakukan knowledge refreshment secara berkala, law & regulation compliance untuk memastikan update peraturan, dan sampai saat ini tetap mematuhi setiap peraturan yang ada yang berhubungan dengan bisnis yang dijalankannya.
Perusahaan ini juga melaksanakan audit eksternal dan internal, site engineering audit, untuk memastikan dan mengevaluasi kualitas menara, pengiriman infografis, dan QHSE Awards, yang di dalamnya terdapat agenda webinar, perlombaan video, poster, dan teka-teki silang (TTS), hingga kepada pelaksanaan lomba penurunan masa kadar lemak tubuh. Selain itu, ada pula QHSE self-assessment yang dilaksanakan pada beberapa unit kerja, baik di kantor regional maupun pusat.
Untuk QHSE training, perusahaan ini memilik tujuh training yang dipersyaratkan. Di antaranya, General Occupational Safety and Health Expert, Working at Height (AOP) untuk karyawan yang bekerja di site existing, Working at Height (POI) untuk karyawan yang bekerja pada site yang masih dibangun, First Aider (Kemenaker), ISO 9001, 14001 & 45001 Internal Auditor, Fire Fighter, dan Measurement Tools Calibration untuk memastikan karyawan bisa membaca hasil pengukuran dari alat-alat ukur yang digunakan.
“Untuk QHSE policy document, kami memiliki pedoman perusahaan dan dokumen kebijakan dalam bentuk lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan,” Rizka menjelaskan.
Implementasi K3 di perusahaan ini telah beralih ke digitalisasi, seperti sistem laporan monitoring QHSE (termasuk hazard identification risk assessment/HIRA), sistem pengukuran lingkungan kantor, reporting service untuk pelaporan ketidaksesuaian, sistem kalibrasi alat ukur, healt screening, dan risk register system. Semua sistem terintegrasi di dalam satu sistem operasional milik perusahaan.
“Untuk QHSE Communication di perusahaan kami, di antaranya QHSE monthly report office, QHSE Induction, simulasi tanggap darurat kantor, simulasi tanggap darurat site, dan QHSE meeting,” kata Rizka.
Lalu, bagaimana hasil yang dicapai? “Performance evaluation & achievement, sampai dengan Oktober 2022, semuanya masih sesuai dengan target kami. Untuk lagging indicator (injuries/incidents) juga 0,” katanya.
Kemudian, improvement yang sudah dilakukan perusahaan diikutkan ke dalam ajang awardingIndonesian Conference & Competition Occupational Safety & Health (ICCOSH) 2022. “Kami menerima penghargaan bintang 4 (higher category),” ujar Rizka. (*)
Vina Anggita dan Dede Suryadi