Best CEO

Warih Andang Tjahjono, Memimpin Transformasi dengan Kejelasan Visi dan Value

Warih Andang Tjahjono,Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.

Kepemimpinan Warih Andang Tjahjono sebagai Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (selanjutnya disebut TMMIN) kini memasuki tahun keenam. Dalam masa lima tahun kepemimpinannya, banyak dinamika bisnis yang dilewatinya. Termasuk masa yang amat menantang dalam tiga tahun terakhir, ketika dunia bisnis dilanda pandemi Covid-19 dan aneka disrupsi lainnya yang mengubah lanskap bisnis.

Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi TMMIN sebagai salah satu pelaku penting di industri otomotif Indonesia. Menurut Warih, selain disrupsi akibat pandemi Covid-19, dalam dua tahun terakhir, sektor otomotif menghadapi adanya gangguan kelancaran proses logistik dan krisis komponen penting dalam proses manufaktur kendaraan.

Selain itu, pemerintah telah memberikan tantangan untuk meningkatkan kinerja ekspor melalui diversifikasi produk ekspor dan ekspansi negara tujuan ekspor nontradisional. Harapannya, sektor otomotif juga dapat mempertahankan kontribusinya pada ekspor nasional, yang selama ini berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Situasi perekonomian global di tahun 2023 yang diprediksi melambat menjadi tantangan bagi kinerja ekspor dalam negeri,” kata Warih,

Dari segi lingkungan, ada tantangan perubahan iklim. Apalagi, pemerintah juga menargetkan tercapainya zero emission di tahun 2060, yang tentu saja untuk mencapainya membutuhkan sinergi berbagai pihak.

Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, menurut Warih, Toyota Indonesia/TMMIN yang sudah tumbuh bersama masyarakat selama lebih dari lima dekade meyakini solusi utamanya adalah melalui transformasi industri otomotif nasional menuju era Connected-Autonomous-Sharing-Electric (CASE). “Transformasi industri otomotif nasional dimaksudkan sebagai bentuk dukungan upaya dekarbonisasi,” kata lelaki kelahiran Pati, 11 Juni 1963 ini.

TMMIN telah berupaya menyediakan produk otomotif dengan varian teknologi elektrifikasi yang lengkap (multi-pathway), dengan tidak meninggalkan rantai pasok lokal yang selama ini melibatkan sekitar 3 juta SDM di dalamnya. “Tahun ini TMMIN juga akan menjadi eksportir model elektrifikasi pertama buatan anak bangsa, yaitu Kijang Innova Zenix HEV, yang akan menjangkau konsumen global hingga ke 13 negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin,” ungkap Warih, yang pernah menjabat sebagai Director of Production Engineering & Vehicle Manufacturing TMMIN (2011-2014) ini.

Menurut Warih, kehadiran Kijang Innova Zenix (tipe konvensional dan hybrid), yang memiliki efisiensi bahan bakar lebih tinggi, merupakan bagian dari komitmen Toyota untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. “Kami berkomitmen untuk menyediakan semua teknologi elektrifikasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” katanya. Mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) hingga yang menggunakan hidrogen.

TMMIN juga berupaya memperkuat rantai pasok lokal. Dalam pengembangan Kijang Innova Zenix, TMMIN menggandeng lebih dari 100 rantai pasok lokal lapis pertama selain pemasok lokal lapis kedua dan ketiga dalam pengembangannya. Sejumlah delapan pemasok lokal juga terlibat dalam perakitan baterai Kijang Innova HEV di pabrik Karawang TMMIN.

“Kijang Innova Zenix menjadi bukti peningkatan kemampuan dan kualitas rantai pasok lokal memasuki era elektrifikasi,” kata alumni Teknik Kimia Universitas Diponegoro ini. Seiring dengan strategi penyediaan produk bermodel elektrifikasi, TMMIN berupaya menyiapkan SDM yang unggul dan tersertifikasi. “Hal ini selaras dengan prinsip kami ‘We Make People Before We Make Product’,” ujar lulusan Program S-2 Institut Teknologi Bandung ini.

Untuk itu, TMMIN menginisiasi rangkaian seminar bertema elektrifikasi otomotif, bekerjasama dengan tujuh universitas nasional, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Udayana, dan Universitas Sebelas Maret.

“Saya akan mengkritisi seseorang kalau value-nya tidak pas. Sedangkan untuk hal teknis, mereka bisa belajar.”

Warih Andang Tjahjono, Presdir TMMIN

TMMIN juga menggandeng 10 SMK percontohan sebagai pusat vokasi edukasi elektrifikasi industri otomotif. Dalam kegiatan ini, TMMIN tak hanya mendonasikan alat praktik berteknologi Augmented Reality yang berisi informasi mengenai elektrifikasi, tapi juga membantu para guru SMK merancang kurikulum praktiknya.

Dalam kaitannya dengan lingkungan, TMMIN menerapkan aktivitas operasional Green Manufacturing. Di antaranya, dengan upaya melakukan efisiensi energi, mengurangi penggunaan thinner pada proses pengecatan mobil, melaksanakan program-program lingkungan di luar operasional bisnis, serta memaksimalkan penggunaaan energi baru dan terbarukan (EBT) di lingkungan aktivitas industri dengan penerapan Eco-Plant di pabriknya.

Dalam melaksanakan proses logistik, TMMIN berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca dengan meningkatkan efisiensi transportasi. Di antaranya, menggunakan bahan bakar biofuel untuk truk logistik dan memaksimalkan daya angkut.

TMMIN menggunakan pula peralatan produksi dengan teknologi baru. Di antaranya, peralatan Inorganic Sand Core Blinder, yaitu alat pembakaran dengan suhu rendah dan proses pengerjaan yang lebih singkat, serta High Efficiency Burner, yaitu alat pembakaran dengan efisiensi tinggi, sehingga lebih hemat energi dan minim pencemaran.

Dalam praktik kepemimpinannya, Warih berprinsip bahwa value itu penting. “Saya akan mengkritisi seseorang kalau value-nya tidak pas. Sedangkan untuk hal teknis, mereka bisa belajar,” katanya. Value yang dimaksudkannya adalah bagaimana orang saling respek kepada orang lain, mampu memberikan encouragement kepada orang lain, dan bersikap terbuka.

Menurut Warih, yang paling penting bagi karyawan adalah mereka tahu mimpi perusahaan mau ke mana. “Pemimpin harus punya visi, supaya orang-orang di bawahnya tahu perusahaan mau ke mana,” katanya tandas.

Bagaimana hasil dari aneka langkah terobosan yang sudah dilakukan? Warih mengungkapkan, sepanjang tahun 2022, perusahaannya berhasil mengirimkan 297 ribu unit mobil merek Toyota ke pasar ekspor. Bahkan, Toyota Veloz yang baru diekspor pada tahun itu, menjadi kontributor terbesar di angka 70 ribu unit.

Lalu, program produksi Kijang Innova Zenix yang menelan investasi hingga Rp 4,2 triliun telah menghadirkan pilihan kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan baterai yang dirakit lokal. Tahun ini, menurut Warih, TMMIN juga akan menjadi eksportir kendaraan model elektrifikasi pertama buatan anak bangsa, dengan produknya Kijang Innova Zenix HEV. Produk ini akan menjangkau konsumen global di 13 negara. Target ke depannya ialah menjangkau 40 negara, dengan rencana volume sebesar 8.500 unit per tahun pada tahun pertamanya.

Produksi Kijang Innova Zenix juga telah mampu menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja baru. Dalam produksi ini, tim global bekerjasama dengan para engineer Indonesia yang secara aktif berkontribusi dalam setiap tahap pengembangan. Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global pun, menurut Warih, TMMIN tetap menargetkan pertumbuhan kinerja ekspor di tahun 2023 akan naik sebesar 5%.

Selama 50 tahun terakhir, TMMIN telah mampu berevolusi dari importir menjadi salah satu basis produksi dan ekspor Toyota di kawasan Asia Pasifik. “Ke depan, saya bertekad untuk terus meningkatkan kontribusi nyata TMMIN untuk Indonesia,” kata Warih. (*)

Joko Sugiarsono & Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved