Profile Entrepreneur

Dengan Majoo, Adi Ingin UMKM Maju

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memegang peran krusial dalam perekonomian nasional. Data Kemenko UKM, jumlah UMKM mencapai 64 juta atau 99% dari total jumlah perusahaan nasional, berhasil menyerap tenaga kerja hingga 97%, dan memberikan kontribusi sebesar 60% pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Meski nilai kontribusi UMKM terhadap PDB cukup besar, namun hanya sekitar 17,5 juta UMKM yang telah menjadi bagian dari ekosistem digital. Selain itu masih banyak wirausaha yang kesulitan dalam mengelola penjualan, keuangan, karyawan, hingga mendapatkan permodalan.

Pemerintah terus mendorong digitalisasi dan membuka akses permodalan bagi UMKM agar naik kelas dan maju. Namun, pemerintah tidak bisa sendirian melakukannya, sehingga menggandeng mitra dan para stakeholder yang lain seperti Majoo, sebuah aplikasi untuk mengelola bisnis mulai dari pengelolaan penjualan, pelanggan, pembayaran, inventori, keuangan, karyawan, sampai dengan pembiayaan usaha.

Majoo diinisiasi oleh Adi Wahyu Rahadi sebagai Pendiri dan CEO; Audia Rizal Harahap selaku Co-founder dan COO, dan Bayu Indriarko sebagai VP Engineering tahun 2018 dan mulai melayani UMKM Indonesia secara komersial pada Juli 2019. Sebelum menjadi besar dan memiliki fitur lengkap, Majoo mengalami proses perjalanan yang panjang.

Adi menceritakan perjalanan karirnya sebelumnya akhirnya membangun Majoo. Awal mula Adi menggeluti industri teknologi karena pendidikan bidang informatika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Adi mulai belajar mengenai programming, database dan membuat sebuah aplikasi, sehingga membentuk dirinya menjadi seorang programmer.

Sebelum memutuskan fokus membangun Majoo, Adi berkarir di Telkomsel selama 22 tahun. Selama di Telkomsel, Adi bergabung bersama tim IT, strategic planning Telkomsel, dan TCash (sekarang LinkAja). Bahkan dirinya sempat dipercaya untuk merancang strategi perusahaan jangka panjang dengan rencana utama memastikan Telkomsel terus memenangkan pasar.

Di samping bekerja, Adi membuka toko komputer online yang menjual dan mendistribusi perangkat hardware, salah satunya alat kasir atau POS (point of sales). Di sini Adi bertemu banyak pelaku UMKM, dan menyadari bahwa UMKM membutuhkan solusi yang lengkap untuk memudahkan operasional bisnis, alasan ini yang mendorong Adi memulai projek aplikasi Majoo.

“Skala UMKM mungkin tergolong kecil, tetapi secara kolektif, perannya bagi perekonomian dalam negeri tidak dapat diabaikan. UMKM memberi sumbangan besar pada pendapatan domestik bruto. Bahkan dalam beberapa kali krisis global, perekonomian Indonesia dapat bangkit kembali berkat usaha mikro, kecil, dan menengah. Saya ingin bantu UMKM maju,” ucap alumni program magister Universitas Prasetiya Mulya ini saat ditanya tentang alasan ingin bantu UMKM maju.

Pada 2019, Adi memutuskan mengundurkan diri dari Telkomsel dan LinkAja yang kemudian di tahun ini juga, Majoo untuk pertama kalinya mendapatkan investor. “Pada saat saya resign itu istri khawatir juga, sudah dapat posisi enak di BUMN, kenapa mundur? Bisnis yang dikembangin juga kan belum tentu hasilnya. Setelah berdiskusi, akhirnya istri mengerti dan mendukung,” kata Adi saat wawancara dengan SWA Online, Senin (17/04/2023).

Adi menceritakan, UMKM sulit untuk maju karena waktu mereka habis untuk melakukan pengelolaan bisnis secara manual. Seperti contoh, pelaku UMKM sudah menulis keuangannya namun saat menutup toko, mereka akan kembali menghitungnya.

“Pencatatan manual ini selain menghabiskan waktu karena dicek berulang-ulang, juga rawan fraud atau salah. Sehingga kami menawarkan solusi untuk hal tersebut dan pelaku UMKM sudah tidak khawatir lagi mengenai kesalahan pencatatan keuangannya,” ujar Adi.

Inovasi dan Fitur Majoo

Dalam membangun Majoo, Adi benar-benar ingin menjadikan Majoo sebagai solusi atas semua permasalahan UMKM di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pihaknya melakukan berbagai inovasi dan pengembangan di dalam fitur-fitur yang ditawarkan.

Fitur pertama adalah aplikasi Kasir Online di mana fitur ini dapat mencatat semua jenis order, operasional meja, pencatatan alur jasa, serta mencatat komisi karyawan. Selain itu juga bisa digunakan untuk semua jenis pembayaran e-wallet tunai, atau EDC dan dilengkapi dengan fungsi penting operasional penjualan. “Data aman di cloud terpercaya,” kata pria kelahiran 7 Mei 1977 ini.

Majoo juga menyediakan fitur Akuntansi untuk memudahkan pelaku UMKM membuat invoice dan faktur, pencatatan biaya dan pengeluaran, serta laporan keuangan seperti neraca, arus kas, rugi, dan laba. Fitur ini juga dilengkapi dengan laporan penjualan detail dengan tabel dan grafik dan dapat diunduh.

Selain itu Majoo juga menyediakan fitur Customer Relationship Management (CRM) yang dapat memudahkan pelaku UMKM mengatur promo, marketing, mengelola data pelanggan, beserta analisisnya. Lalu ada fitur inventori untuk mengatur stok barang dan bahan, harga modal, harga jual, dan resep, juga bisa untuk laporan analisis perputaran stok dan belanja modal.

Juga dilengkapi fitur Owner untuk memudahkan pemilik atau manajer bisnis memantau perkembangan bisnisnya dari gawai. Selain owner, juga ada fitur karyawan untuk absensi, serta mengelola komisi. Terakhir ada fitur Analisa Bisnis dan Toko Online.

“Dengan data usaha yang terekam semuanya dan jelas, dapat memudahkan UMKM untuk mengajukan modal ke perbankan atau akses ke perbankan jadi lebih mudah. Pengajuan praktis melalui data penjualan yang sudah terintegrasi dengan sistem kami. Majoo juga sudah terintegrasi dengan ekosistem digital terbuka,” kata Adi meyakinkan.

Fitur terbaru yang saat ini sedang dikembangkan adalah fitur Payroll atau pembayaran gaji karyawan. Fitur ini baru bisa dinikmati oleh pengguna tertentu Majoo, sehingga belum ada di semua pengguna dan belum launching. “Ekslusif untuk SWA Online = saya bocorkan,” ucap Adi dengan tersenyum.

Selanjutnya bagi UMKM yang ingin konsultasi bisnis atau kesulitan dalam mengoperasikan Majoo, Adi menyiapkan layanan 24 jam secara online yang dapat diakses oleh semua pelanggan. Selain itu juga tersebar teknisi onsite di 60 wilayah di Indonesia.

“Kami juga ingin menjadi tempat untuk akselerasi bisnis. Untuk itu Majoo menyediakan mentor dalam bentuk bimbingan yang khusus diberikan kepada pelanggan Majoo, serta kelas bisnis, blog tips dan trik berbisnis, Pustaka Majoo, dan masih banyak lagi, ” ujarnya.

Hingga saat ini, Majoo telah digunakan oleh 45.000 pelaku UMKM dari Sabang sampai Merauke. Majoo telah memproses lebih dari 100 juta transaksi senilai total US$600 juta untuk UMKM di 600 kota di Indonesia dari berbagai jenis bisnis mulai dari F&B hingga laundry. “Sejak berdiri hingga sekarang total investasi yang kami dapat sekitar US$20 juta,” kata Adi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved