Trends Economic Issues

Intip Potensi dan Peluang Bisnis Data Center di Indonesia

Ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif. (Ubaidillah/SWA)

Pertumbuhan internet di Indonesia dalam empat tahun terakhir sangatlah pesat. Pertumbuhan terjadi bersamaan dengan tingkat penetrasi dan skala industri data center yang masih rendah, sehingga ini membuka peluang industri data center nasional untuk terus berkembang.

Ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan data resmi mencatat jumlah penyedia jasa internet sampai Maret 2023 mencapai 909 perusahaan dari sebelumnya 564 perusahaan pada 2019. Trafik internet di Indonesia Internet Exchange (IIX) mencapai 4,5 terabyte/detik, naik 47,2% per tahun.

“Kenaikan itu didorong peningkatan jumlah smartphone dan penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi digital, inisiatif dan dukungan pemerintah, serta perkembangan layanan komputasi awan (cloud service),” kata Arif dalam paparannya di acara Peluncuran BDDC di Jakarta, Selasa (9/5/2023). Kenaikan tertinggi terjadi saat pandemi Covid-19.

Saat ini penetrasi itu data center di Indonesia tercatat 0,3 watt per kapita. Ini menjadi salah satu yang terendah di Asia Pasifik. Kapasitas data center di Indonesia terhadap seluruh negara ASEAN-6 (Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina) juga baru setara 12,7%.

Potensi pasar yang luas ini membuka peluang kenaikan kapasitas data center di Indonesia sebesar 29,4% per tahun selama periode 2020-2026 menjadi 348 megawatt dari 74 megawatt. Bahkan pemerintah juga terus mendorong industri ini untuk tumbuh.

“Pertumbuhan itu akan didukung oleh tingginya kebutuhan pasar dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan juga inisiatif digitalisasi yang banyak dijalankan pada perusahaan di berbagai industri. Hal ini jelas membutuhkan solusi interkonektivitas dan data center dalam proses bisnisnya,” kata Arif.

Peluang yang besar tersebut direspons positif oleh Provident Capital, PT Saratoga Investama Sedaya, dan Macquarie dengan menghadirkan bisnis pusat data Bersama Digital Data Centres (BDDC) yang dibentuk oleh Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd (BDIA). BDIA adalah usaha patungan yang dibuat oleh ketiganya.

Kehadiran BDDC guna mendukung percepatan dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur digital yang diperlukan oleh berbagai sektor di Indonesia. Sebagai platform infrastruktur digital, BDDC mengakuisisi dua data center dalam kota yakni PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti (JST Site) dan PT PCDC Propco One (JBT Site) AtriaDC dari Saratoga.

Presiden Komisaris Bersama Digital Data Centres (BDDC) Setyanto Hantoro menjelaskan, pembentukan BDDC yang diawali oleh akuisisi dua data center dalam kota. Aksi ini bertujuan untuk menciptakan kekuatan baru yang mampu memberikan nilai tambah, baik bagi pelaku usaha dalam negeri maupun perusahaan multinasional di Indonesia.

“Kami bersyukur dapat memperkenalkan BDDC kepada masyarakat Indonesia yang semakin memiliki ketergantungan tinggi terhadap digitalisasi. Dukungan BDIA yang merupakan representasi dari Provident Capital (Provident), Saratoga, dan Macquarie Asset Management akan semakin memantapkan posisi BDDC sebagai data center dalam kota terbesar di Indonesia,” kata Setyanto, (09/05/2023).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved