Trends

Siwid Impact Ciptakan Pupuk Berbasis Rumput Laut Pertama di Indonesia

Regen, pupuk berbasis rumput laut pertama di Indonesia. (Dok. Siwid Impact)

Sektor pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dengan menyumbang 14% dari GDP dan menyerap 29% tenaga kerja dari populasi. Saat ini, dampak dari krisis iklim telah mengakibatkan pelemahan ketahanan pangan. Para petani mengalami gagal panen akibat perubahan iklim yang ekstrim dan juga kondisi kesehatan tanah yang telah mencapai titik krisis akibat penggunaan bahan kimia dalam jangka waktu panjang.

Hal tersebut juga menyebabkan krisis kesehatan dari konsumsi makanan yang dihasilkan oleh tanah yang rusak. Berdasarkan peringkat pada Global Food Security Index (GFSI) yang mengukur ketahanan pangan, pada tahun 2022 Indonesia berada pada peringkat 63 dari 113 negara, dengan skor ketersediaan pasokan dan nutrisi yang cukup rendah.

Sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia dan dunia untuk melawan krisis iklim dan krisis ketahanan pangan, Siwid Impact melakukan riset dan pengembangan produk untuk mengatasinya. Selama lebih dari 5 tahun terakhir, Siwid Impact fokus pada pengolahan rumput laut yang kaya akan nutrisi dan dapat menangkap karbon.

Siwid Impact merupakan perusahaan rintisan dari Pulau Bali yang berhasil mengembangkan formulasi pupuk dengan basis rumput laut. Tim Komunikasi dan Data Siwid Impact Cindy Riswantyo mengatakan produk tersebut disebut REGEN atau Regeneratif.

“Kami mengkolaborasikan petani rumput laut maritim dengan petani agribisnis berbasis lahan yang keduanya merupakan sektor utama di Indonesia melalui produk inovatif. Peluncuran pupuk REGEN mampu menghubungkan mata pencaharian petani rumput laut dengan petani agribisnis untuk menjawab tantangan ketahanan pangan nasional dan sekaligus memberikan solusi penyimpanan karbon untuk melawan krisis iklim,” katanya dalam rilis resmi, Selasa (9/5/2023).

Menurutnya, Pupuk REGEN telah melalui uji coba pada berbagai lahan pertanian di Indonesia selama hampir dua tahun terakhir. Hasil uji coba menunjukkan berbagai dampak positif, antara lain, peningkatan hasil panen petani di atas 30%, penurunan biaya tanam bagi petani di atas 30%.

“Memulihkan kondisi tanah yang sebelumnya telah rusak bertahun-tahun akibat penggunaan bahan-bahan kimia. Kondisi tanah yang pulih atau sembuh akan mengembalikan fungsi tanah sebagai penyerap karbon yang efektif dari atmosfer, dan mendukung upaya global melawan krisis iklim,” ujarnya.

Indonesia merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia. Siwid Impact ingin memberikan nilai tambah bagi rumput laut sehingga rumput laut tidak semata-mata diekspor mentah.

“Siwid Impact memiliki visi untuk menjadi pelopor dan inovator blue carbon economy dan berkomitmen untuk terus berinovasi dengan bahan baku rumput laut untuk menghasilkan produk green dan sehat lainnya. Selanjutnya, Siwid Impact fokus pada pengumpulan tenaga riset dan pengembangan terbaik di Indonesia untuk berkolaborasi mencari solusi guna mendukung pencapaian Sustainable Development Goals,” ucapnya menutup penjelasan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved