Trends Economic Issues

GE dan Dorongannya dalam Percepatan Transisi Energi di Indonesia

Jajaran manajemen General Electric. (Ubaidillah/SWA)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku Indonesia berkomitmen untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060. Peran Indonesia sebagai pemain dalam lanskap energi global dengan mengaktifkan ekosistem yang kuat di seluruh industri utama terus berkemabang.

Sejak meratifikasi Perjanjian Paris 2015, Kementerian ESDM mengklaim bahwa Indonesia telah membuat progres yang signifikan dalam upaya pengurangan emisi. Selanjutnya pada COP27, Indonesia mendeklarasikan akan meningkatkan target dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Indonesia terbuka terhadap berbagai mekanisme yang dapat memacu penerapan energi hijau di Nusantara. Saya mengapresiasi General Electric (GE) karena telah bergabung dalam upaya dekarbonisasi Indonesia,” kata Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM dalam sambutannya di acara simposium State of the Art yang digelar oleh GE, Rabu (10/05/2023).

Dalam langkah memimpin transisi energi global, GE memperkenalkan GE Vernova sebagai bisnis yang dibangun dengan tujuan khusus untuk menyoroti komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Di Indonesia, GE telah hadir selama lebih dari 70 tahun dengan lebih dari 500 pegawai yang terletak di tiga lokasi berbeda. Hal itu berkontribusi hingga 30% dari kebutuhan listrik negara.

Sebagai bagian proyek 35 gigawatt (GW) Pemerintah Indonesia, teknologi 9HA GE, turbin gas yang diklaim paling efisien di dunia, akan menggerakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 dan Tambak Lorok. Tenaga sebesar 2.540 GW diperkirakan akan dihasilkan dari kedua turbin gas pembangkit tersebut pada tahun 2023, setara dengan menyalakan sekitar 16 juta rumah di Indonesia.

Fasilitas Layanan Turbin PT GE Nusantara yang terletak di Bandung merupakan Center of Excellence global untuk perbaikan komponen gas turbin kelas B dan E. Fasilitas GE tersebut juga berfungsi sebagai pusat manufaktur dan reparasi untuk seluruh Asia dan hal itu sejalan dengan agenda prioritas Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat.

Amol Mody, President Services Asia GE Gas Power mengatakan, simposium State of the Art merupakan kesempatan emas untuk berdiskusi mengenai urgensi investasi dan kolaborasi dalam mendukung agenda iklim Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang melimpah, GE mendukung peralihan energi dari batu bara ke gas yang dapat mengurangi emisi CO2 hingga 60%.

“Hal itu dilakukan bersamaan dengan melakukan penyebaran energi terbarukan yang cepat dan strategis, serta menawarkan energi andal dan terjangkau. Kami juga akan terus mengadvokasi kebijakan berkelanjutan yang transparan dan inklusif demi memastikan tersedianya opsi energi terbarukan yang efektif,” kata Amol.

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved