Management Trends

Dukungan Institut Asia bagi Mahasiswa yang Meniti Karier dan Berbisnis

Kegiatan bimbingan dan pelatihan bisnis mahasiswa. (Dok. IA)

Shahrul Abadi (25) mahasiswa Teknik Informatika Institut Asia Malang saat ini tengah menggarap tugas akhir. Sembari menamatkan pendidikan, Shahrul membuat platform daring (e-commerce) jual beli oleh-oleh khas Kota Batu bernama Lokaloka.id.

Lokaloka.id hadir saat pandemi Covid-19 di Tanah Air, tepatnya tahun Agustus 2020 lalu. Kebijakan PPKM dan penutupan tempat wisata di Kota Batu membuat UMKM penjual oleh-oleh khas Kota Batu terdampak dan kehilangan mata pencaharian.

“Kami melihat ada permasalahan, sehingga saya dan teman-teman mencari apa solusi bagi mereka UMKM agar tetap mendapat pemasukan meski tempat wisata ditutup. Akhirnya kami buat Lokaloka.id, mulai Maret dan launching itu Agustus,” kata Shahrul saat dihubungi SWA Online (8/04/2023) lalu.

Hingga saat ini Lokaloka.id telah bekerja sama dengan 6 hotel dan 80 UMKM dengan total 500 produk lebih oleh-oleh khas Kota Batu dan sekitarnya. Meski jumlah transaksi per hari masih sedikit, namun nilai transaksi per hari mencapai Rp 3 juta.

“Target pasar kami wisatawan yang tidak punya cukup waktu untuk membeli oleh-oleh. Jadi nanti bisa beli dan langsung diantarkan ke hotel menggunakan ojek online atau logistik jika itu di luar kota,” katanya.

Dukungan Kampus bagi Mahasiswanya

Dalam membuat bisnis sebagai solusi bagi permasalahan masyarakat, Shahrul mengaku mendapat banyak dukungan, bimbingan, dan pendampingan dari kampus tempatnya mengenyam pendidikan saat ini. Terdapat mentor profesional yang memberikan arahan bagaimana bisnis seharusnya berjalan. “Alhamdulillah kampus support banget. Kami mendapat uang pembinaan dari Kemendikbud juga berkat dukungan dari kampus,” ujar pria asli Malang ini.

Rektor Institut Asia Risa Santoso menjelaskan kampus menyediakan berbagai program bagi mahasiswa yang ingin meniti karir sebagai profesional maupun berbisnis. Program pendampingan dilakukan oleh akademisi dari internal juga profesional yang berpengalaman di bidangnya, ini digelar secara daring juga luring.

“Dulu waktu pandemi dilakukan online semua, sekarang hybrid online dan offline juga. Pendampingan itu bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa agar siap memasuki dunia kerja maupun yang ingin berbisnis,” kata Risa kepada SWA Online, Rabu (02/05/2023).

Hal tersebut sesuai dengan misi Institut Asia yakni ingin menjadi Perguruan Tinggi Swasta yang diakui secara internasional dalam program digital bisnis dengan menciptakan sebuah ekosistem pembelajaran yang erat dengan dunia kerja dan badan pemerintahan pada 2034.

Dua dari lima misi Institut Asia adalah membangun mahasiswa yang kompetitif dalam dunia kerja dengan pribadi PASTI (Profesional, Aktif, Smart, Tangguh, dan Inovatif). Selain itu juga menciptakan kesempatan untuk pengembangan diri yang berkelanjutan bagi seluruh civitas akademika.

Profesional artinya memiliki sikap yang profesional dan tanggung jawab dalam pekerjaan, Aktif yakni tidak hanya menunggu perintah namun proaktif dalam kegiatan serta penyelesaian masalah, Smart tidak hanya pintar, namun cerdik di lapangan, Tangguh itu memiliki kepribadian yang tahan banting dan rasa pantang menyerah, serta terakhir Inovatif memiliki makna kreatif dalam menemukan solusi out-of-the-box dan dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di masa depan.

Untuk bisa bersaing di masa depan anak-anak mudah saat ini perlu menambah wawasan dengan belajar dan mengenyam pendidikan, baik formal maupun non formal. Menurut Risa, dalam semua aspek kehidupan, terdapat pendidikan di dalamnya dan keinginan untuk belajar lebih sangatlah penting.

“Dan menurut saya, pendidikan formal adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan pembelajaran terstruktur. Tak hanya itu, juga bisa berkenalan dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama,” ujar Risa.

Risa menceritakan, banyak teman-temannya entrepreneur yang sudah selesai strata satu (S1) dan perusahaannya sudah besar lalu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka merasa bahwa penting untuk melanjutkan pendidikan lebih untuk menambah wawasan, meski fokusnya berbeda dari jenjang sebelumnya.

“Kita pasti memakai sesuatu yang kita pelajari, baik memakai langsung maupun secara tidak langsung. Jadi pendidikan lanjutan (baik S1 maupun S2) itu penting untuk bisa meningkatkan skill dan wawasan,” kata rektor lulusan Harvard Graduate School of Education ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved