Capital Market & Investment

GTSI Optimistis Prospek Bisnis Energi di 2023

Pemaparan Direksi GTSI di Jakarta pada 12 Mei 2023. (Foto : Dok)

PT GTS Internasional Tbk memproyeksikan industri gas alam cair di Indonesia di 2023 diperkirakan masih akan lebih stabil dan tidak terlalu terpengaruh dengan pasokan dari Rusia. Gas bumi saat ini juga telah menjadi andalan proses transisi dari energi kotor ke energi bersih sehingga produk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat.

Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi LNG di tahun 2023 sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi LNG di tahun 2022 yang mencapai 196 kargo. Selain itu, proyeksi pasar LNG Indonesia masih didominasi dengan rencana proyek regasifikasi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah dalam KepMen ESDM no 249/2022 tentang penunjukan PLN dalam melakukan migrasi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar LNG. Hal ini mencakup energi transisi dan energi bersih untuk beberapa pembangkit listrik di Indonesia.

Sejak 2021, pasar gas alam cair global telah mengetat dan konsumsi gas global diperkirakan akan menurun sebesar 0,8% di tahun 2022 sebagai dampak dari kontraksi sebesar 10% di Eropa dan tidak adanya perubahan dalam permintaan di daerah Asia Pasifik. Konsumsi gas secara global diprediksi hanya akan bertumbuh sebesar 0,4% di tahun 2023, tetapi prospek ini juga akan terpengaruh oleh berbagai ketidakpastian.

Dengan meningkatnya permintaan terhadap ketersediaan energi bersih di pasar domestik maupun internasional, GTS Internasional siap melayani kebutuhan konsumen dengan terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara lingkungan hidup. Perseroan, yang bergerak dalam industri kapal pengangkutan dan infrastruktur LNG, optimistis terhadap potensi industri dan usaha yang masih cukup menjanjikan.

Tammy Meidharma, Direktur Utama GTS Internasional, memaparkan langkah-langkah keberlanjutan yang ditempuh perseroan. “Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan satu perangkat yang mengatur hubungan perseroan dan keseluruhan organ-organ perusahaan serta pemangku kepentingan,” ucap Tammy saat menyampaikan paparan kepada analis dan awak media di Jakarta, Jumat (12/05/2023).

Perseroan telah berkomitmen dalam optimalisasi kualitas penerapan tata kelola perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yang berlaku secara universal, konsisten, serta berkesinambungan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan organisasi perusahaan dalam menghadapi dinamika tak terduga bisnis di masa yang akan datang. “Meski tahun 2022 tidak mudah dilewati dan mempunyai berbagai tantangan, GTS Internasional terus berfokus dalam meningkatkan kelancaran operasional serta kepercayaan pelanggan atas layanan perseroan,” ujar Direktur GTS Internasional Dandun Widodo.

Di 2022, emiten yang sahamnya berskode GTSI ini mencetak kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun 2021. Pendapatan GTSI pada 2022 senilai US$ 41.22 juta, naik 34,03% dibandingkan 2021 sebesar US$ 30,75 juta. Selain itu, laba bersih perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 143,03%, dari rugi sebesar US$ 11, 91 juta sehingga GTSI menjadi mencetak laba bersih sebesar US$ 5,12 juta.

Langkah Strategis

Kinerja apik ini mengindikasikan langkah strategis yang telah dirumuskan dan diimplementasikan oleh jajaran direksi sejak awal tahun lalu itu telah membuahkan hasil yang diharapkan.

Dandun mengatakan perseroan juga tetap berada dalam posisi keuangan yang aman, dengan total aset sebesar US$ 123,80 juta di 2022. Hal ini didukung dengan ekuitas yang naik 18,55%, menjadi US$ 56,96 juta dari US$ 48,04 juta pada 2021. Arus kas Perseroan juga menguat di tdengan kas dan setara kas di awal tahun 2022 sebesar US$ 13,52 juta menjadi US$ 20,36 juta di akhir tahun 2022.

Profitabilitas perseroan juga berhasil naik secara signifikan dengan net profit margin di 2021 yang minus 39%, di akhir 2022 tercatat mengalami perbaikan hingga 12%. Likuiditas di tahun lalu tetap terjaga dengan rasio lancar sebesar 117,89% dan rasio liabilitas terhadap ekuitas sebesar 117,34%.

Aset mengalami penurunan sebesar 3,79% di 2022 lantaran senilai US$ 123,80 juta yang utamanya disebabkan oleh penurunan akun aset tidak lancar yang memiliki porsi dominan

terhadap komposisi aset GTSI. Aset tidak lancar tahun 2022 menurun 23,60% dari tahun sebelumnya, disebabkan reklasifikasi akun asset hak guna neto.

Nilai liabilitas di tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 17,11% menjadi US$ 66,83 juta yang utamanya disebabkan oleh penurunan akun liabilitas jangka panjang yang memiliki porsi dominan terhadap komposisi liabilitas. Liabilitas jangka panjang turun sebesar 47,82% utamanya karena perseroan per Desember 2022 mengklasifikasikan seluruh liabilitas sewa kapal menjadi liabilitas tersedia untuk dijual.

Selain itu, perseroan telah melunasi liabilitas sewa kendaraan pada Juli 2022. Sementara itu, liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 40,30% menjadi US$ 39,42 juta yang disebabkan oleh reklasifikasi liabilitasnya ke dalam akun liabilitas tersedia untuk dijual.

Ekuitas per 31 Desember 2022 tercatat sebesar US$ 56,96 juta atau naik sebesar 18,55% dibandingkan pencapaian tahun 2021 yang disebabkan oleh peningkatan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi. Harga saham GTSI pada Jumat ini naik sebesar 4%, menjadi Rp 52 dari perdagangan sebelumnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved