Green Companies

Penerapan ESG Adalah Investasi bagi Perusahaan

SWA Media Group bersama SWANetwork baru saja menggelar Indonesia Green & Sustainable Companies Award (IGSCA). Ajang tahunan yang memberikan apresiasi pada perusahaan yang berkomitmen tinggi pada kelestarian lingkungan.

Pada IGSCA 2023 ini memberikan penghargaan ke 18 perusahaan finalis yang berhasil mengikuti hingga proses akhir penjurian. Ada 6 parameter yang menjadi acuan penilaian dalam penjurian IGSCA 2023 yaitu Ekonomi Berkelanjutan, Inklusi Sosial, Kesejahteraan dan Kenyamanan Karyawan, Pengelolaan Lingkungan, Standar Etika dan Kepatuhan, dan Dampak Nyata yang Dihasilkan.

IGSCA yang digagas SWA dianggap prestisius karena penilaian dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari para pakar, praktisi, dan akademisi yang kompetensinya diakui dunia bisnis maupun lingkungan hidup. Tahun ini dewan juri diketuai oleh Sonny Keraf, Menteri Lingkungan Hidup periode 1999-2001.

Pada IGSCA 2023 yang digelar di Ballroom Shangri La Hotel Jakarta, Arsjad Radjid, Ketua KADIN menyampaikan sambutannya melalui rekaman video yang disiarkan sebelum penghargaan diberikan pada para pemenang.

“Saya mengapresiasi Majalah SWA dan SWA Network yang telah menyelenggarakan Indonesia Green & Sustainable Companies Award 2023 sebagai bentuk apresiasi pada perusahaan yang berkomitnen pada ESG,” ungkap Arsjad sambil mengucapkan selamat pada para pemenang penghargaan ini. ESG (environmental, social, and governance merupakan prinsip dan standar pengelolaan bisnis yang mengikuti kriteria-kriteria tertentu agar berdampak positif bagi lingkungan, sosial, dan tata kelola usaha.

Arsjad mengatakan, penerapkan ESG adalah suatu keharusan tidak hanya sebagai bentuk tanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Selain itu ESG merupakan investasi perusahaan untuk masa depan atau jangka panjang.

Mengapa ini menjadi investasi? “Saat ini ada perkembangan menarik dari konsumen negara-negara maju, bahwa 70% dari konsumen di sana mau membayar lebih pada produk yang berkomitmen pada lingkungan hidup (produk hijau) dan berkelanjutan,” ungkap Arsjad.

Perusahaan yang menghasilan produk hijau diyakini sangat berdampak positif pada lingkungan dan sosial. “Makin banyak investor yang juga memperhatikan perusahaan yang berkomitmen hijau, bukan sekadar deviden diberikan dan keuntungan yang dicetak perusahaan tersebut,” tambahnya.

Maka itu ESG menjadi makin penting dalam dunia usaha. Dia meyakini, perusahaan yang memperhatikan ESG akan memiliki daya saing yang lebih baik sehingga pada ujungnya akan mendorong kinerja perusahaan lebih baik. “Bayangkan jika makin banyak perusahaan Indonesia yang menerapkan ESG, saya yakin makin banyak yang unggul di kancah persaingan global,” ujarnya.

Sayangnya, dia melanjutkan, tingkat implementasi ESG oleh korporasi dan UMKM di Indonesia pada 2021 masih rendah. Index ESG Indonesia masih di posisi 36 dari 47 pasar modal di dunia. “Padahal potensi kita sangat besar, lebih dari US$ 200-250 triliun potensinya dari aksi keberlanjutan,” ungkapnya.

Ini dikarenakan masih banyak perusahan yang belum terlalu paham dengan penerapan ESG. Bahkan 60% emiten menganggap pelaporan ESG berbasis kinerja dianggap terlalu kompleks. “KADIN sebenarnya punya beberapa program untuk membantu perusahaan menerapkan ESG,” ujarnya. Arsjad berharap perusahaan-perusahan pemenang ini dapat menjadi champion ESG yang menginspirasi perusahaan lain menerapkan praktik ESG yang baik.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved