PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. termasuk perusahaan swasta yang serius mengembangkan fungsi Corporate Secretary(Corsec) agar terus bisa up-to-date dengan tantangan industri dan dinamika bisnis. Di perusahaan yang memiliki tiga lini bisnis inti ini (produksi semen, beton siap pakai, dan agregat), kedudukan Corsec berada di bawah Direktur Utama. Saat ini fungsi Corsec Indocement dijalankan oleh Oey Marcos, yang juga menjadi anggota direksi Indocement.

Produsen semen Tiga Roda ini memiliki sejumlah program inovatif terkait Corsec, baik itu di bidang compliance, corporate communication, maupun investor relations. Contohnya, di bidang compliance, setiap tahun Indocement menyelenggarakan kegiatan webinarLegal and Compliance Week. Misi kegiatan ini ialah memberikan sosialisasi dan update kepada seluruh karyawan terkait legal dan compliance perusahaan.

“Salah satu program besar tahun ini adalah Sosialisasi Persaingan Usaha Indocement bekerjasama dengan KPPU. Indocement menjadi perusahaan swasta nasional pertama yang program kepatuhannya terhadap Persaingan Usaha diakui KPPU,” kata Oey Marcos. Pihaknya juga terus memberikan pelatihan internal tentang public company reporting and corporate governance.

Terkait investor relations, Indocement memiliki program utama, yaitu analyst meeting, public expose, investor summit, call conference or online meeting, dan investor visit (plant site). “Tim Investor Relations juga membantu penyediaan data dan informasi bagi ESG rating agencies dan investment research companies, baik lokal maupun internasional. ESGrating menjadi penting karena menjadi jendela bagi investor untuk melihat kinerja perusahaan,” Oey Marcos menandaskan.

Ya, Tim Corsec Indocement memang menyadari bahwa ESG (environmental, social, and governance) menjadi semakin penting, sehingga juga mencanangkannya sebagai salah satu fokus penting. Tak mengherankan, sejak tiga tahun lalu Indocement sudah membentuk tim ESG, dan Corsec menjadi semacam sekretariatnya. Setiap tiga bulan sekali komite ESG melakukan meeting untuk melihat pencapaian target-target yang sudah ditetapkan dalam kaitannya dengan faktor-faktor ESG.

Terkait ESG ini, Tim Corsec Indocement ikut intens mendorong internal bersama direksi untuk tidak main-main. Bahkan, ESG menjadi salah satu kriteria pengukuran dalam pemberian bonus ke karyawan.

Tak hanya itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan perusahaan di sekitarnya untuk mencapai visi ESG dan sustainability. “Kami tidak bisa hidup sendiri. Kami harus berkolaborasi dengan stakeholder lain,” kata Oey Marcos.

Maklum, di sekitar lingkungan pabrik Indocement terdapat banyak industri, baik skala besar maupun kecil, seperti industri sepatu dan industri pembungkus makanan. “Kami membentuk TPS-TPS dan berkolaborasi untuk menerima limbah (plastik, karet) mereka. Limbah kami bawa ke pabrik untuk dijadikan bahan bakar alternatif,” katanya. Langkah itu ternyata menjadi value added bagi ekosistem, bahkan bisa mengurangi 2%-3% dari biaya produksi.

Indocement juga menjalankan program Sedekah Sampah untuk mendorong pemilahan sampah dari rumah karyawan. Mereka bisa membawa sampah tersebut ke stand Sedekah Sampah, lalu ditimbang dan ditukar dengan poin.

“Poin ini bisa dibelanjakan, sedangkan sampahnya akan kami bawa dan digunakan sebagai bahan bakar alternatif,” katanya. Sampah yang dikumpulkan biasanya berupa kertas, kardus, plastik, dan karet.

Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki program Indocement Clean-up Day. Program ini untuk menjaga area kerja tetap bersih dan resik, termasuk bebas dari sampah.

Lini bisnis Indocement kini memang telah berkembang dengan cukup masif dan sudah mengembangkan tiga brand besar di bisnis semen, yakni Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, dan Semen Jempolan. Selain itu, juga memiliki produk mortar di segmen semen instan.

Perusahaan ini didukung oleh tiga kompleks pabrik, 10 terminal semen, 13 gudang semen, satu gudang palet, satu gudang peti kemas, 13 kiln, 26 grinding mill. Kapasitas klinker-nya mencapai 19 juta ton per tahun, dan kapasitas produksi semen mencapai 25,5 juta ton per tahun.

Bahkan, untuk beton siap pakai, Indocement Group pun sudah didukung oleh 24 batching plant dan 350 truk mixer, dengan kapasitas produksi mencapai 3,5 juta m3 beton siap pakai setiap tahun. Adapun pada lini bisnis (produk) agregat, juga sudah punya dua konsesi tambang dengan kapasitas mencapai 4 juta ton per tahun.

Selain aspek lingkungan dan compliance, aspek goverment relations pun selalu dijaga dengan baik. Sejauh ini Indocement mampu menjaga hubungan yang sangat baik dengan Pemerintah Daerah Bogor atau pemerintah daerah lainnya, yang menjadi lokasi pabrik-pabriknya.

Bentuk hubungan baik itu biasanya dituangkan dalam program nyata. Di Bogor, misalnya, Indocement punya program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, bekerjasama dengan Pemda Bogor.

Tak lupa, salah satu fungsi yang dikembangkan Tim Corsec Indocement ialah penguatan relationship dengan stakeholders melalui media digital, termasuk media sosial. Oey Marcos mengakui, medsos kini penting karena pengaruhnya yang masif dan cepat.

“Karena itu, empat tahun lalu kami membentuk satu komite khusus yang kami sebut Komite MCSI (Marketing Corporate Social Initiative), di dalamnya terdiri dari CEO, Corsec, dan berbagai fungsi terkait yang ada hubungannya antara program CSR dan media sosial,” dia menjelaskan.

Lalu, setiap tiga bulan, ada komite di internal Indocement yang me-review apa yang terjadi selama tiga bulan, baik di pemberitaan nasional maupun di medsos. “Ini dilakukan agar kami dapat mengantisipasi apabila ada tone negatif yang masuk terkait Indocement, baik dari sisi produk maupun hal lainnya. Setiap ada tren negatif yang jika tidak dikontrol akan semakin buruk, maka kami lakukan antisipasi,” kata Oey Marcos.

Intinya, pihaknya berusaha menjaga hubungan baik dalam konteks media relations. Termasuk dengan digital channel. (*)

Sudarmadi & Vina Anggita

www.swa.co.id