GCG Companies

Danone Indonesia, Komitmen di Semua Sisi

Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia.

Bicara tentang menjadi green company bukanlah hal yang asing bagi Danone Indonesia. Bukti paling menonjol, Danone-AQUA mendapatkan sertifikat sebagai perusahaan B Corp. Sertifikat ini didapat pada 2018, dan sertifikasi ulang diraih pada 2021 (setiap tiga tahun wajib sertifikasi ulang). Perusahaan di Indonesia yang mengantongi serrtifikat ini bisa dihitung dengan jari.

B Corp barangkali masih asing di telinga orang Indonesia. Dimulai tahun 2007, sertifikasi ini diberikan oleh B Lab, organisasi nirlaba global yang berkantor di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Sertifikasi ini diberikan kepada perusahaan yang mampu membuktikan bahwa proses dan operasional bisnisnya benar-benar memberikan dampak positif serta nilai tambah bagi masyarakat, lingkungan, pelanggan, juga karyawan.

Melaksanakan komitmen, sehingga mendapat sertifikasi tersebut, tentu tidaklah mudah. Apalagi, dengan melihat bentangan operasional Danone Indonesia.

Mengoperasikan 25 pabrik yang melibatkan lebih dari 15 ribu karyawan, dua juta pelaku usaha, dan memiliki 15 depo yang tersebar di seluruh Indonesia, bisnis Danone di Tanah Air bergerak pada dua pilar besar. Pertama, lini usaha specialized nutrition melalui Danone Specialized Nutrition Indonesia. Kedua, lini usaha air minum dalam kemasan melalui Danone-AQUA.

Namun, menyadari pentingnya menjadi green company sebagai pilar keberlanjutan bisnis, Danone Indonesia berkomitmen penuh di segala lini. Salah satunya, proaktif mendukung target pemerintah mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan netralitas karbon. Pada aspek netralitas karbon, Danone bahkan menargetkan bisa mencapainya pada tahun 2050, sementara pemerintah menargetkannya pada 2060.

Untuk mencapai target netralitas karbon tersebut, sejumlah hal pun dilakukan. Di antaranya, mengumpulkan plastik lebih banyak daripada yang digunakan dan melakukan inovasi kemasan agar bisa didaur ulang. Kemudian, melakukan konservasi lahan serta keanekaragaman hayati dengan menanam 2,5 juta pohon di atas lahan 6.000 ha dan 17 Taman KEHATI.

Lalu, melakukan efisiensi energi dengan cara mengurangi intensitas energi sebesar 24%. Selanjutnya, mengoptimalisasi logistik (peremajaan truk), dan membuat tempat pengolahan sampah terpadu yang mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 57 ton. Juga mengelola kotoran ternak menjadi biogas serta pupuk, sehingga mengurangi emisi CO2 sebesar 62%.

Tak lupa, mereka juga menggunakan PLTS Atap berkapasitas 8,8 MWP yang mengurangi emisi sebesar 9.608 ton CO2. “Rencananya, PLTS Atap akan terpasang di seluruh pabrik Aqua pada tahun 2030,” ungkap Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia.

Di luar upaya mendukung SDGs dan netralitas karbon, salah satu isu yang paling diperhatikan Danone dalam konteks menjadi green company, tentu saja, perkara keberlanjutan sumber daya air. Maklum, ingat AQUA, tentu ingat air, dan orang banyak bertanya: bagaimana tanggung jawab Danone terhadap keberlanjutan sumber daya airnya?

Menurut Karyanto, pihaknya sangat berkomitmen dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air. Mereka telah menerbitkan Water Policy dengan ambisi mencapai water positive impact pada tahun 2030. Di tahun 2021, Danone menanam 2,5 juta pohon, membuat 2.100 sumur resapan, menerapkan pertanian berkelanjutan di 407 ha lahan, punya 17 lokasi keanekaragaman hayati, dan memiliki empat forum DAS (Daerah Aliran Sungai).

“Selain itu, perusahaan juga mendorong sirkularitas air dalam sistem produksi. Lalu, menyediakan akses air bersih, sanitasi, dan higienitas di 44 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia,” paparnya.

Setelah sumber daya air ditopang keberlanjutannya, plastik sebagai kemasannya juga diperhatikan dengan sebaik mungkin. Dalam konteks ini, Danone-AQUA secara proaktif meluncurkan Komitmen #BijakBerplastik sejak 2018 untuk mendukung pemerintah mengurangi 70% sampah plastik di laut pada tahun 2025, dan target 30% sampah terkelola pada akhir 2029.

Program ini, dijelaskan Karyanto, terdiri dari tiga pilar kegiatan, yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi. Pada pilar Pengumpulan, misalnya, Danone-AQUA membangun enam Recycling Business Unit (RBU) yang berlokasi di Bali, Tangerang, dan Bandung.

Di RBU, botol plastik pascakonsumsi dari pelapak/pemulung dicuci, ditimbang, dan dicacah. Kemudian, dibawa ke pabrik daur ulang untuk kemudian diolah menjadi bahan baku botol plastik baru ataupun produk fashion.

Di pilar Edukasi, diluncurkan kampanye Sampahku Tanggung Jawabku untuk mengedukasi 5 juta anak dan 100 juta konsumen pada tahun 2025. Adapun di pilar Inovasi, digunakan kemasan yang 100% bisa digunakan kembali, didaur ulang, serta dijadikan kompos.

Sisi sosial pun tak luput dari perhatian. Danone memberdayakan ibu rumah tangga (IRT) dalam program AQUA Home Service. Ini adalah program yang memberikan peluang kepada IRT untuk mendapatkan penghasilan dari rumah dengan cara menjadi agen AQUA. Program yang dikembangkan sejak tahun 2008 ini merupakan kanal pemasaran berkelanjutan produk galon AQUA yang mewakili 70% dari bisnis AQUA.

Sampai saat ini, dikatakan Karyanto, lebih dari 10 ribu IRT yang bergabung di 18 provinsi di Indonesia. “Melalui program ini, mereka berhasil mendapatkan income tambahan dan mendukung ekonomi keluarga,” ujarnya.

Adapun di lokasi pabrik beroperasi, Danone senantiasa mengedepankan prinsip keterlibatan masyarakat untuk menciptakan kemanfaatan bagi lingkungan setempat. Di antaranya, dalam pengadaan fasilitas akses air bersih dan sanitasi untuk masyarakat yang tidak memiliki akses, program kesehatan melalui edukasi stunting, pengelolaan sampah, hingga peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan pengembangan ekonomi berbasis UMKM, koperasi, dan lingkungan. Hingga kini terdapat lebih dari 14 ribu individu penerima manfaat di sekitar 25 pabrik Danone Indonesia yang telah merasakan dampak positif dari program yang dilaksanakan.

Aktif di sisi lingkungan dan sosial tak membuat Danone mengabaikan sisi people, terutama lingkup internal. Menyatakan diri ingin menciptakan tempat kerja yang inklusif bagi seluruh karyawannya, perusahaan ini melakukan beberapa inisiatif. Di antaranya, Danone People Survey. Di sini, karyawan dimintai masukannya seputar strategi perusahaan.

Lalu, One Voice, One Share: setiap karyawan mendapat jatah kepemilikan saham. Kemudian, Parental Policy: perusahaan memberikan cuti melahirkan enam bulan untuk ibu yang melahirkan dan 10 hari untuk ayah dengan mendapatkan penggajian yang tetap. Juga aneka program dan kesejahteraan karyawan lainnya, termasuk program haji.

Komitmen di segala lini, menurut Karyanto, merupakan kesadaran karena Danone Indonesia akan terus memberikan dampak positif bagi keberlangsungan bumi dan masyarakat di Tanah Air. (*)

Teguh S. Pambudi & Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved