Diaspora

Memperkuat Jaringan Diaspora Indonesia untuk Perdagangan dan Investasi Berkelanjutan

Sebagai bagian dari upaya mendorong keterlibatan komunitas diaspora Indonesia dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melalui Program Migrasi & Diaspora yang didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) berkolaborasi dengan Collective Leadership Institute dan Gerakan Diaspora Mengajar.

Kolaborasi ini diwujudkan dengan mengadakan Forum Diaspora Indonesia 2023 pada 22-23 Mei 2023 di Hotel Le Meridien Jakarta. Tema yang diangkat dalam forum tahun ini adalah ‘Mengatasi Tantangan dan Membuka Peluang: Bagaimana Diaspora Indonesia Berkontribusi bagi Pembangunan Indonesia dari Perspektif Bisnis, Industri, dan Strategi Nasional.’

Forum yang diadakan secara hibrida ini memfasilitasi dialog dan kolaborasi antar diaspora Indonesia yang masih berada di luar negeri, serta mereka yang telah kembali ke Tanah Air, termasuk di antaranya para pemimpin eksekutif dan pemangku kepentingan kunci untuk diaspora Indonesia. Beberapa topik yang dibahas dalam dialog, di antaranya keterlibatan program diaspora, jaringan alumni universitas luar negeri, promosi perdagangan lokal dan investasi berkelanjutan, peningkatan riset akademisi, program pendanaan penelitian dan inovasi, serta program pertukaran budaya dan bahasa.

Makhdonal Anwar, Pemimpin Tim Program Migrasi & Diaspora GIZ Indonesia, mengungkapkan, Forum Diaspora Indonesia 2023 bertujuan untuk memobilisasi dan berbagi visi bersama antar komunitas diaspora Indonesia, serta mendorong peran penting mereka dalam pembangunan nasional berkelanjutan. Termasuk di sini, memberikan masukan dan dukungan kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam pembuatan kebijakan yang berkelanjutan.

Siti Nugraha Mauludiah, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri, menyampaikan, forum ini adalah forum kolaboratif yang mengumpulkan semua komunitas diaspora Indonesia. “Di sini, kita duduk bersama untuk memberikan sumbangan pemikiran terkait bagaimana kita bisa meningkatkan sumbangsih diaspora terhadap proses pembangunan Indonesia,” tuturnya.

Forum Diaspora Indonesia 2023 mengumpulkan komunitas-komunitas diaspora, seperti Alumni Connect, Diaspora Mengajar, Diaspora Connect, Global Indonesian Professionals Association, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Indonesian Diaspora Network Global, Indonesian Diaspora Network United, dan PPI Dunia. Ada beberapa sesi dialog yang digelar dalam forum ini, termasuk sharing dari ahli mengenai program strategis dan kebijakan inovasi untuk diaspora, diskusi mengenai kartu diaspora, analisis tantangan dan kebutuhan instrumen diaspora bond, dan diskusi terkait strategi kebijakan roadmap diaspora Indonesia.

Salah satu topik yang diangkat dalam forum ini adalah upaya untuk meningkatkan efektivitas Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) atau yang lebih dikenal sebagai diaspora card. KMILN diterbitkan oleh Pemerintah RI bagi masyarakat Indonesia yang menetap dan bekerja di luar negeri. Diaspora pemegang KMILN bisa membuka rekening di bank umum, memiliki properti di Indonesia, dan mendirikan badan usaha di Indonesia sesuai peraturan yang ada.

Menurut Siti, saat ini Kemenlu mencatat baru ada 1.300 diaspora yang memegang KMILN. “Angka ini masih jauh dari jumlah yang sesungguhnya. Kemlu berupaya menambahkan fasilitas untuk mendorong peningkatan jumlah kepemilikan kartu diaspora. Hal lain yang sedang kami lakukan adalah menyusun strategi mengenai pemberdayaan diaspora dan memfasilitasi kontribusi diaspora dalam proses pembangunan nasional,” ungkapnya.

Berdasarkan Perpres No. 76 tahun 2017, ada empat kategori diaspora, yakni warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, warga negara asing (WNA) yang pernah menjadi WNI, WNA yang merupakan anak dari WNI, dan WNA yang merupakan anak dari eks WNI. Melalui diaspora card, pemerintah berupaya menjangkau diaspora seluas-luasnya.

Selain diaspora card, forum ini juga membahas mengenai diaspora bond, yakni instrumen investasi berupa surat utang negara yang menargetkan diaspora. Diaspora bond dikembangkan sebagai alternatif investasi bagi diaspora atau anggota keluarganya yang ada di Indonesia.

Forum Diaspora Indonesia 2023 ditutup dengan kehadiran gerakan global #1000KaryaDiaspora yang diinisiasi oleh kolaborasi komunitas Diaspora Mengajar dengan SALT Academy. Selain itu, forum ini juga memperkenalkan ‘Indonesian Diaspora Returnee Network’ (IDRN) dan pembuatan database 1.000 komunitas diaspora multi-stakeholder di bidang studi penelitian, inovasi produk, dan industri kreatif.

“Melalui Forum Diaspora Indonesia, kami mengundang diaspora Indonesia untuk ikut aktif berkontribusi dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Kami berharap forum ini dapat meningkatkan wawasan masyarakat tentang diaspora, sekaligus memperkuat jaringan diaspora Indonesia dan rasa nasionalisme mereka, sehingga identitas ke-Indonesia-an mereka tetap terjaga dan hubungan mereka dengan Tanah Air tetap erat,” tutur Makhdonal.

Sejak 1996, GIZ telah menjalankan Program Migrasi dan Diaspora (PMD) di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Melalui program tersebut, GIZ mendukung Pemerintah Indonesia dalam memastikan migrasi memberikan dampak positif bagi para migran dan diaspora Indonesia di Jerman, serta turut berkontribusi dalam pembangunan nasional. Program Migrasi dan Diaspora juga memfasilitasi mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Jerman untuk kembali ke Indonesia dan mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh untuk memajukan negara asalnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved