Technology Trends

Kredivo Catat Kenaikan Pengguna Baru 65% Sepanjang 2022

Kredivo dan KrediFazz sebagai platform kredit digital mencatatkan tren peningkatan jumlah pengguna baru yang didominasi oleh generasi muda. Pada 2022, Kredivo telah mengalami kenaikan jumlah pengguna baru 65% secara year-on-year (yoy).

Sementara itu, KrediFazz sebagai fintech P2P lending, pengguna barunya juga naik 30% yoy.

Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo menyatakan, “Semakin meningkatnya minat terhadap layanan keuangan digital perlu diimbangi dengan edukasi, terutama mengenai manfaat dan risiko penggunaan fintech agar tercipta ekosistem yang sehat di industri ini.”.

Sementara itu, Kuseryansyah, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengungkapkan, saat ini, edukasi kepada generasi muda mengenai penggunaan fintech menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan 60% pengguna fintech berasal dari kalangan generasi muda.

Anita Wijanto, Direktur Utama KrediFazz juga mengimbau mahasiswa untuk dapat menerapkan prinsip responsible borrowing dan smart spending. “Penggunaan fintech tentunya dapat membantu setiap penggunanya untuk membangun skor kredit. Namun, penggunaanya perlu menerapkan prinsip responsible borrowing dan smart spending agar dapat mencegah pengguna terjerumus ke dalam tindakan konsumtif-impulsif yang berisiko gagal bayar. Jika sudah mengalami gagal bayar di lembaga keuangan manapun termasuk fintech, akan memengaruhi kelayakannya untuk mengambil kembali produk keuangan di masa depan.”

Responsible borrowing merupakan prinsip dalam mengambil pinjaman dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial pengguna secara hati-hati dan bijaksana. Smart spending adalah prinsip berbelanja atau menggunakan uang yang cerdas dan efektif, dengan mempertimbangkan skala prioritas kebutuhan dengan bijak.

Meskipun angka literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terus mengalami kenaikan, namun masih terdapat gap antara literasi keuangan dengan inklusi keuangan yang cukup tinggi yaitu mencapai 35,42%.

Tingginya gap tersebut telah membuat peran edukasi mengenai keuangan menjadi semakin krusial di masyarakat. Melalui Generasi Djempolan ini, diharapkan tingkat literasi keuangan masyarakat dapat semakin meningkat sehingga gap antara literasi keuangan dengan inklusi keuangan dapat ditekan. Dengan demikian, maka akan semakin tercipta ekosistem layanan keuangan yang kondusif.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved