Strategy

Strategi Unilever Merespons Perubahan Perilaku Konsumen

Ira Noviarti, CEO Unilever Indonesia.

Perubahan perilaku konsumen adalah suatu kondisi yang akan terus berlangsung dan tidak bisa dicegah oleh suatu Perusahaan maupun brand. Langkah yang bisa Perusahaan lakukan adalah mendengarkan dan terus melihat apa trend dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh konsumen setiap harinya.

Tahun ini, Unilever Indonesia akan berusia 90 tahun, selama itu pula Unilever menghadapi banyak perubahan perilaku konsumen, hingga saat ini Unilever masih bertahan dan menjadi salah satu perusahaan FMCG terbesar yang menyediakan 43 brands dalam 15 kategori produk. Bahkan setidaknya ada 1 sampai 2 produk Unilever di rumah keluarga Indonesia. Bagaimana strategi Unilever menghadapi perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat?

Menjawab pertanyaan tersebut, CEO Unilever Indonesia Ira Noviarti mengungkapkan bahwa bagi Perseroan, terdapat empat poin penting dari dampak perubahan perilaku konsumen. Bahkan perubahan perilaku konsumen harus dijadikan sebagai momentum emas bagi bisnis.

Kenapa momentum emas? Karena pertama, Unilever didorong untuk terus memahami kebutuhan konsumen dan mengaplikasikannya dalam inovasi yang berdampak serta relevan. “Memastikan produk kami lebih baik, superior dalam hal formula, kualitas, dan teknologi,” ujar Ira kepada SWA Online dalam wawancara tertulis beberapa waktu lalu.

Kedua, Unilever Indonesia harus memimpin perkembangan pasar. caranya adalah dengan dengan memainkan portofolio lengkap untuk mendorong premiumisasi untuk konsumen menengah-atas dan membangun produk atau brand di segmen terjangkau untuk konsumen menengah-bawah.

Ketiga memastikan eksekusi yang terbaik (excellence execution) untuk memenangkan seluruh channel hari ini dan masa depan, termasuk pada route-to-market dan supply chain. Keempat menjadi organisasi yang agile dan future-fit.

“Untuk mencapainya, kami membutuhkan dynamic front end, stable backbone atau siap merespons berbagai peluang dan tantangan yang ada, sekaligus memperkuat fondasi bisnis guna mempertahankan stabilitas dan competitiveness di tengah berbagai perubahan yang akan terjadi di masa mendatang,” ujarnya menjelaskan.

Selain itu, Indonesia adalah negara yang besar. Untuk menang di negara ini akan sangat penting merencanakan strategi de-averaging, yaitu memahami pasar bukan hanya sebagai satu kesatuan negara, namun berdasarkan wilayah masing-masing dengan potensi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Unilever melihat pertumbuhan GDP dan FMCG di Outer Island lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional. “Oleh karena itu, kami harus bisa menggarap peluang dan memahami tantangan yang dialami di wilayah tersebut dan menyesuaikan strategi dalam eksekusinya,” ungkapnya.

Menurut Ira, Unilever memiliki visi untuk menjadi Perusahaan yang purpose-led dan juga future-fit. Artinya, dalam mengoperasikan bisnis, Unilever berfokus untuk memberikan dampak kebaikan bagi Indonesia yang lebih hijau, sehat, sejahtera, adil dan inklusif.

“Dengan purpose atau tujuan mulia ini, kami yakin bahwa bisnis kami akan terus relevan dan bisa bersaing di masa yang akan datang. Sejak pertengahan tahun 2022 lalu, Perseroan telah berfokus menjalankan lima prioritas strategis guna memenangkan persaingan di tengah begitu banyaknya tantangan, terlebih pada perubahan perilaku konsumen yang ada,” ucapnya.

Lima strategi itu adalah memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan value segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama yaitu GT dan modern trade dan channel masa depan seperti e-Commerce, menerapkan E-Everything di semua lini bisnis melalui digital & data driven capabilities, tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

“Kami proaktif memahami kebutuhan konsumen untuk mendorong pertumbuhan dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mempertajam eksekusi kelima strategic priorities kami. Dalam memperkuat dan membuka potensi penuh dari core brands, kami terus fokus menjalankan program pengembangan pasar yang lebih berani dan melahirkan inovasi yang berdampak,” ucap Ira menambahkan.

Produk-produk inti Unilever menawarkan manfaat yang unggul, serta didukung oleh komunikasi yang lebih kuat dan lebih baik melalui investasi media yang terus meningkat. Unilever terus memperkuat portofolio, baik di segmen premium maupun value, didukung dengan berbagai inovasi seperti Vaseline Gluta-Hya, Pond’s Sun Serum, Magnum, Lifebuoy Natural, and Pepsodent Herbal di segmen premium, dan peluncuran Lifebuoy Cuci Piring, Glow & Lovely Body Wash di segmen value.

Upaya Unilever untuk membangun execution powerhouse menunjukkan perkembangan positif yang diharapkan dapat meningkatkan product experience dan kualitas layanan. Hal yang menjadi kunci adalah memastikan bahwa Perseroan terus bergerak ke arah yang tepat.

“Pangsa pasar Unilever Indonesia yang meningkat pada Q1 2023 merupakan indikator menjanjikan bahwa kelima strategic priorities Perusahaan adalah langkah yang tepat, tidak hanya untuk menjawab perilaku konsumen di masa ini, tetapi juga terus mendorong competitiveness dan pertumbuhan dalam jangka panjang,” ucap Ira menutup penjelasannya.

Editor : Eva Martha Rahaayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved