Best CEO

Pinohadi G. Sumardi, Mengantar MTF Raih Keuntungan dengan Ketegasan

Pinohadi G. Sumardi, CEO Mandiri Tunas Finance (MTF).
Pinohadi G. Sumardi, CEO Mandiri Tunas Finance (MTF).

Mandiri Tunas Finance (MTF) dalam kondisi merugi ketika Pinohadi bergabung sebagai Presiden Direktur pada Oktober 2020. Penyebabnya: pandemi Covid-19. Karena harus memberlakukan restrukturisasi holiday payment bagi nasabahnya, cash flow MTF jadi negatif dan sulit mengantongi pinjaman dari para kreditur.

Untuk mengurainya, Pinohadi terjun langsung menegosiasi para kreditur, meyakinkan mereka agar tetap mau melakukan roll over. “Saya mendatangi mereka. Kebetulan beberapa juga teman saya. Akhirnya, mereka menyetujui dengan syarat MTF harus meraih untung terlebih dahulu di Januari 2021,” Pinohadi menceritakan.

Maka, dia lekas mengejar target tersebut. Dia membedah ulang cost of fund yang saat itu dinilai terlalu tinggi di atas pasar. Kemudian, pada organisasi, dilakukan rotasi karyawan di fungsi garis depan untuk membantu melakukan penagihan, dan memperbaiki filterisasi nasabah yang berkualitas baik agar dapat menurunkan biaya tarik kendaraan.

“Perlahan, mulai terlihat pergerakan perusahaan yang membaik sehingga MTF kembali profit di Januari 2021. Bank kreditur akhirnya mau kembali me-roll over pinjaman,” katanya.

Hal itu ternyata menjadi awal yang baik, karena profit terus mengalir deras di tahun-tahun berikutnya. Tercatat, periode 2021 ditutup dengan profit sebesar Rp 245 miliar dari sebelumnya merugi Rp 300 miliar. Kemudian, tahun 2022 naik tiga kali lipat menjadi Rp 750 miliar.

Lantas, apa lagi yang dilakukan oleh mantan Kepala Supervisi Kantor Cabang Luar Negeri Bank Mandiri ini?

Perbaikan pada pengelolaan organisasi perusahaan memang prioritas bagi Pinohadi. Bahkan, saking menaruh perhatiannya, dia sejak awal memutuskan memegang penuh kendali bagian human capital, agar dapat mengontrol langsung segala hal terkait SDM tanpa harus melalui orang lain.

“Ini merupakan strategi awal. Saya merasa perlu untuk tangan besi dulu karena kondisi perusahaan sedang tidak baik. Supaya tidak ada yang fraud,” katanya.

Demi menempatkan orang-orang yang tepat di organisasi, Pinohadi mengaku ikut mempelajari secara detail latar belakang jajarannya. Tidak jarang dia berkunjung ke cabang-cabang MTF untuk mengetahui sifat dan perilaku kepala cabang. Dia juga ikut melihat dengan seksama track record dalam seleksi karyawan, seperti management trainee (MT) dan management development trainee (MDP), untuk menentukan kandidat yang lulus.

Pada koordinasi keseharian, Pinohadi merutinkan rapat dengan level manajerial dan kepala divisi untuk menyamakan persepsi dalam rangka memperbaiki komunikasi antarlevel. Dia menginstruksikan jajarannya tidak lagi membawa bahan mentah ke rapat direksi, supaya meningkatkan efektivitas rapat.

“Saya mengubah cara meeting, segala hal yang akan masuk di rapat direksi sifatnya harus sudah matang karena tugas direksi menetapkan kebijakan,” katanya.

Pinohadi pun mengeluarkan inisiatif membentuk departemen baru, Office of the Board (OOTB), yang bertugas mencatat dan menindaklanjuti hasil arahan dari rapat yang diselenggarakan direksi. Menurutnya, hal ini penting agar arahan berjalan efektif dan dapat memonitor hasil-hasilnya. “Ini tim khusus untuk mencatat dan menagih laporan para kepala departemen,” ujarnya.

Hal ini juga, kata dia, untuk mendidik para manajer dan general manager agar dapat melaksanakan aktivitas secara mandiri dan penuh pertimbangan. Tujuan akhirnya: menciptakan organisasi yang agile dan adaptif menghadapi cuaca bisnis yang esktrem.

Ketegasan dan koordinasi intensif ini juga yang telah membawa seluruh 99 cabang MTF saat ini tidak lagi merugi. Kepada setiap cabang yang masih merugi, atau memiliki early payment default (EPD) terendah saat itu, Pinohadi secara langsung memanggil kepala cabang, bagian risk management, dan bagian accounting untuk presentasi dan menyamakan persepsi di depan dewan direksi.

“Alhamdulillah, tahun 2022 sudah tidak ada cabang yang rugi dan NPL terjaga. Intinya, jika kita memiliki tangan besi dan mampu memonitor dengan ketat, kita dapat mengubah seseorang atau tim menjadi lebih baik. Itu salah satu strategi saya, lebih mem-push orang-orang yang ada sampai limit maksimal,” ungkapnya.

Lalu, pada aspek pemanfaatan teknologi digital, mantan Kepala Cabang Bank Mandiri di Cayman Island ini menyatakan, pihaknya sedang menyiapkan aplikasi digital bernama MTF Mobile, yang mampu mengintegrasikan seluruh sistem MTF serta membantu percepatan proses service level agreement (SLA) pengajuan kredit oleh nasabah.

“Digitalisasi di MTF ini akan saya percepat dan rencananya di Maret 2023 semua akan terintegrasi melalui MTF One Access. Adapun keamanan IT di MTF telah mengacu ke standar Bank Mandiri,” dia menjelaskan.

Sebagai perusahaan pembiayaan yang memiliki lini pembiayaan mobil baru, MTF juga melihat peluang pada kemunculan penjualan mobil listrik. Pihaknya menyatakan ikut mendukung hal tersebut, di antaranya dengan memberikan pembiayaan yang menyamakan rate kredit antara mobil listrik dan mobil BBM. “Ini salah satu bentuk dukungan kami saat ini,” ujarnya.

Pada pembiayaan multiguna yang juga menjadi salah satu penyumbang profit yang besar bagi MTF, pihaknya menawarkannya dengan cara refinancing bagi existing customer ataupun newcustomer dengan karakter yang baik dalam membayar angsuran kredit.

“Multiguna memiliki margin yang tinggi walaupun risikonya lebih besar. Risiko ini kami kurangi dengan cara menawarkan refinancing. Itulah sebabnya, NPL kami terjaga di bawah 1% atau lebih tepatnya berada di 0,71%,” ungkapnya.

Ke depan, Pinohadi ingin membantu MTF mewujudkan strategi jangka panjang, yaitu menjadi perusahaan pembiayaan terbesar yang go global. Atas hal ini, sebagai profesional yang berlatarbelakang treasury, dia melihat pentingnya meningkatkan rating terkait funding. Sejauh ini, di bawah kepemimpinannya, MTF telah meraih AAA rating dari Pefindo, dan berencana menaikkan beberapa rating lainnya.

“Untuk menjadikan MTF go global, tentu SDM juga harus dipersiapkan secara matang, di antaranya dengan melakukan sertifikasi dan training. Belum lama ini, kami menyelenggarakan training kredit dengan level internasional. Selain itu, kami terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan karyawan,” ungkapnya.

Sebagai seorang pemimpin, untuk mengeksekusi berbagai strategi itu, Pinohadi selalu mengedepankan perhitungan yang matang dan terukur. Dia juga berupaya selalu menggunakan cara pandang helicopter view terkait dengan tren global yang sedang berlangsung.

“Saya bukan tipe orang yang suka trial and error. Saya harus penuh perhitungan. Lalu, ketika sudah terukur semua, langsung eksekusi, jangan sampai telat,” ujar pria kelahiran 1970 ini.

Dengan berbagai strategi dan gaya kepemimpinan yang dipegangnya itu, dia optimistis perusahaannya akan terus tumbuh di tengah ancaman krisis yang diprediksi terjadi di tahun-tahun mendatang. Untuk tahun 2023, pihaknya menargetkan lending tumbuh 10% dan NPL terjaga di bawah 1%, serta mempersiapkan ekspansi bisnis untuk produk dengan keuntungan yang besar.

“Ancaman krisis ini kami sikapi dengan melakukan perbaikan dan pengembangan serta keselarasan kebijakan dengan Bank Mandiri, agar ketika terjadi guncangan, masih tetap kuat,” katanya. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved