Women Business Leaders

Maya C. Watono, Srikandi Penggerak Ekosistem Pariwisata dan Aviasi Indonesia

Maya Watono, Direktur Marketing & Consumer Experience InJourney.

Ditunjuk sebagai Direktur Marketing InJourney pada Januari 2022, debut Maya Carolina Watono (41 tahun) langsung mencuri perhatian. InJourney adalah BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko, serta PT Sarinah.

Misi yang dibawa Maya Watono ialah mendukung pemulihan sektor pariwisata demi percepatan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19 dan memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kinerja korporasi demi mewujudkan ekosistem pariwisata dan aviasi terintegrasi di Tanah Air. Putri pertama founder Dwi Sapta kelahiran 12 Mei 1982 ini pun langsung bergerak cepat dengan mempelajari industri dan menyusun roadmap untuk memandu jalan.

Diakui Maya, karena punya pengalaman dan latar belakang di dunia periklanan ―posisi terakhirnya: CEO PT Dentsu Aegis Network (DAN Indonesia )― tidak terlalu sulit baginya membaca lanskap industri pariwisata di Indonesia. Menurut Country CEO perempuan pertama di dunia periklanan Indonesia ini, secara umum konsep pariwisata di Indonesia belum terkelola dengan baik. Masih banyak elemen fundamental yang belum dibenahi, terutama terkait pemahaman produk, positioning, dan diferensiasi.

Sebagai contoh, ketika memahami produk yang berhubungan dengan destination development branding. Menurut perempuan pekerja keras ini, destination development branding tidak bisa dilepaskan dari pembenahan infrastruktur, connectivity, akomodasi, dan emenities facilitiesnya. “Itu mutlak saling berhubungan,” kata Maya menegaskan.

Misalnya, upaya pengembangan wilayah Tana Mori, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sebagai destinasi pariwisata super prioritas oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation. Dalam upaya itu, infrastruktur, konektivitas, akomodasi, dan fasilitas umumnya juga harus ikut ditata dan dibenahi.

“Berhasil-tidaknya destinasi pariwisata Danau Toba sangat tergantung pada infrastruktur jalan yang menghubungkan antara Bandara Kualanamu dan tempat tujuan,” Maya mencontohkan proyek pengembangan destinasi wisata lainnya. Begitu pembangunan pariwisata Danau Toba tersebut disepakati, maka terkait konektivitas, baik bandara, pesawat, maupun transportasi ke tempat tujuan harus menjadi perhatian. Termasuk, akomodasi dan fasilitas publik, seperti rumah sakit dan toilet, pun harus mendapat prioritas penanganan.

“Intinya, semua lini produk harus proper, kendati tantangan dan persoalan di tiap-tiap destinasi wisata berbeda-beda dan sangat tergantung pada wilayah setempat,” ungkap Maya yang menyebutnya dengan destination development.

Mengapa destination development penting? Menurut perempuan pertama dan termuda yang berhasil menempati posisi puncak di BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia ini, destination development akan menjadi sebuah ekosistem jika kemudian diikuti dengan destination branding yang salah satunya dicapai melalui event.

“Itu sebabnya, di samping mengembangkan destinasi, kami tancap gas mendukung dan mengembangkan event-event berskala besar yang dapat mem-branding destinasi dan berdampak pada pengembangan pariwisata,” Maya menjelaskan.

Gelaran pertama yang didukung InJourney adalah MotoGP Mandalika, 18-20 Maret 2022, yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Event akbar ini baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia, bahkan menggunakan sirkuit yang juga baru selesai dibangun.

Tak mengherankan, ajang tersebut berhasil mendatangkan 450 juta viewer dan memberikan dampak ekonomi sebesar Rp 750 miliar. Juga memberikan multiplier effect 1,25 kali atau sekitar Rp 1,7 triliun.

Berikutnya, InJourney juga memanfaatkan momentum gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, medio November 2022. Ini untuk mendukung Bali sebagai tuan rumah sekaligus menjadi tujuan wisata yang dapat berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi di tingkat lokal dan nasional.

“Awarenessinternational event KTT G20 itu luar biasa, terlebih untuk Bali maupun untuk Indonesia. Image building Indonesia lewat G20 itu luar biasa,” Maya memuji. Dia sengaja menonjolkan strategi creative marketing yang belum pernah dilakukan InJourney.

Tahun 2023 InJourney semakin ekspansif melalui event-event yang diselenggarakannya. Diawali dengan InJourney Street Festival di Kawasan Kota Lama Semarang. Ini merupakan festival kombinasi dari Edinburgh Fringe Festival, berupa penampilan street art, musical performance yang melibatkan berbagai UMKM dan komunitas seni di Kota Semarang.

Dipilihnya Kota Lama Semarang sebagai lokasi kegiatan seni ini tentunya untuk mendorong percepatan pengembangan pariwisata kawasan tersebut yang sedang dalam proses revitalisasi. Kawasan seluas 72,3 hektare itu merupakan salah satu magnet pariwisata di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki nilai sejarah bergaya kolonial.

Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang juga merupakan program yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya membangun ekosistem atraksi pariwisata di seputar Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar).

Dijelaskan Maya, revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang akan mengedepankan beberapa hal. Yaitu, Heritage, dengan memelihara arsitektur dan nilai sejarah penting yang telah ada; Youth rejuvenation, yaitu revitalisasi yang tetap mengikuti perkembangan zaman dengan konsep berkelanjutan; Perfect for anyone, yaitu menjadikan Kota Lama Semarang sebagai pilihan utama untuk berkumpul bersama teman dan keluarga dengan menawarkan beragam fasilitas; dan Entertainment, yaitu menawarkan berbagai konsep hiburan yang beragam untuk menciptakan sebuah atmosfer yang berbeda dan unik.

Hal itu diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk menstimulasi target pergerakan wisatawan, Yaitu, sebanyak 7,4 juta wisatawan mancanegara dan 1,4 miliar wisatawan Nusantara pada tahun 2023.

Lalu, ada eventKopiko F1 Powerboat World Championship di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba, Sumatera Utara, Februari 2023. Data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan, event tersebut memberikan multiplier effect lebih dari Rp 391 miliar.

Menurut Maya, ajang balap kapal cepat paling bergengsi di dunia ini dihadiri lebih dari 25 ribu pengunjung dengan pengeluaran rata-rata per pengunjung Rp 3,9 juta. Sehingga, telah memberi dampak langsung sebesar Rp 129 miliar.

Event yang baru saja terselenggara adalah KTT ASEAN, Mei 2023, di Labuan Bajo, salah satu destinasi wisata yang sedang disiapkan InJourney. Seperti event lainnya, KTT ASEAN juga meraup sukses luar biasa.

Menurut data Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, sebanyak 87,6% delegasi KTT ke-42 ASEAN akan kembali mengunjungi Labuan Bajo di waktu mendatang. Data tersebut diperoleh dari hasil survei Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores terhadap 350 delegasi, dari total 600 delegasi yang hadir saat KTT tersebut. Adapun nilai ekonomi dari media exposure (media value) bila dihitung kasar mencapai US$ 75 juta, atau setara sekitar Rp 1 triliun.

Ke depan, masih banyak program dan event yang disiapkan InJourney. Yang pasti, InJourney akan terus mengimplementasikan strategi objektif “Boosting Tourism Recovery” , yakni terus meningkatkan kinerja perusahaan dengan manajemen operasi berbasis trafik, transformasi bisnis, serta langkah-langkah strategic objective “Boosting Tourism Recovery”.

Sebutlah acara Borobudur-Prambanan, launching TMII bulan Agustus, yang diikuti revitalisasi 103 hotel BUMN yang tergabung dalam Hotel Indonesia Nature (HIN). Terkait proyek HIN, InJourney pun tengah menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sanur, Bali. “Kami akan membuat Sanur menjadi KEK untuk medical & wellness tourism terbesar di Asia,” ujar Maya.

Dia menambahkan, Sarinah masih akan terus direjuvenasi dengan tujuan membawanya go mancanegara. “Jadi, kami akan buka Sarinah corner di seluruh dunia, kurang-lebih seperti itu. Jadi, memang dari hulu ke hilir,” katanya. Selain itu, di 2024 InJourney akan berkonsentrasi menggarap aviasi dengan menggabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dalam satu induk bersama.

Terkait keberhasilannya menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab yang besar, menurut Maya, kuncinya adalah mau kerja keras. “Kerja keras, work smart, never give up, punya goals yang terukur dan enggak ngawang-ngawang, be yourself dan percaya diri, find your passion,” kata Maya di kantor InJourney, Sarinah, Jakarta.

Bagi pehobi olahraga lari ini, dengan tim yang tidak terlalu besar, total ada 70 orang, dengan anak-anak perusahaan sekitar 20 ribu orang, dibutuhkan strategi kepemimpinan yang sedikit berbeda dibandingkan ketika memimpin di Dwi Sapta dan Dentsu.

“Di sini kami adalah strategic holder. Jadi, konsep kepemimpinannya agak berbeda. Dulu saya di Dentsu ya saya bisa touch sampai ke very detail lower level. Sedangkan di sini, saya harus lebih ke sisi strategicnya,” ungkapnya. Hal itu karena stakeholder-nya yang sangat banyak, termasuk kementerian-kementerian terkait.

“Selain itu, di sini kami memang sangat task-oriented karena pekerjaannya sangat banyak sedangkan time frame-nya sangat pendek. Style kepemimpinan saya rasanya tidak banyak berubah, tapi memang mungkin secara culture dan translation ofleadership style-nya agak berbeda, karena di sini lebih ke strategic holding, jadi tidak bisa pakai style kekeluargaan yang mengayomi dsb., tapi lebih strategic,” Maya menjelaskan.

Namun, Maya selalu meyakinkan timnya bahwa apa yang mereka kerjakan memiliki visi untuk negara. “Jadi, it’s beyond us, beyond kita day to day, beyond cari profit,” dia menegaskan.

“Profit penting, tetapi ada purpose yang lebih tinggi. Karena kami harus men-deliver ini ke negara dan time frame kami sedikit, kami harus selesai. Tidak ada option untuk tidak selesai, tidak ada option untuk failed,” lanjutnya.

Yang pasti, upaya Maya sebagai srikandi yang menggerakkan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berhasil mencatatkan kinerja gemilang. Sebagai gambaran, di triwulan I/2023, InJourney berhasil mencetak laba konsolidasi Rp 355,6 miliar (unaudited) atau naik 126,7% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022. Pencapaian tersebut seiring dengan peningkatan signifikan pendapatan usaha konsolidasi InJourney triwulan I/2023 yang naik 72,7% dibandingkan triwulan I/2022, menjadi Rp 5,04 triliun. (*)

Dyah Hasto Palupi/Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved