Technology Trends

Mitratel Antisipasi Ekspansi 5G dari Operator Selular

Tower dan panel surya di site menara telekomunikasi Mitratel di Bali. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Penggunaan teknologi 5G di Indonesia diprediksi semakin atraktif, merujuk riset GSM Association (GSMA) yang bertajuk The Mobile Economy Asia Pasific 2022. Riset ini menyebutkan konsolidasi bisnis perusahaan operator telekomunikasi akan mengakselerasi adopsi 5G. Menara telekomunikasi merupakan salah satu elemen utama dari ekosistem 5G bisa memacu adopsi teknologi 5G di Indonesia.

Sedangkan menurut kajian Kearney, penetrasi 5G pada 2025 diproyeksikan sebesar 27,2%, atau lebih tinggi jika dibanding potensi penetrasi 5G di 2024 sebesar 13,4%. Indonesia memasuki babak baru teknologi informasi lantaran jaringan seluler 5G mulai beroperasi secara komersial di seluruh Indonesia sejak 24 Mei 2021. Jaringan 5G ini diyakini mengakselerasi transformasi digital dan pertumbuhan sektor digital Indonesia.

Implementasi 5G akan mendorong peningkatan kebutuhan smart cell. Kemudian, keuntungan perusahaan operator telekomunikasi menggunakan 5G itu berdampak terhadap pertumbuhan pendapatan. Riset Ericsson Mobility Reportmencatat tren ini di 20 pasar utama global yang telah mengadopsi dan memonetisasi 5G.

Dari sisi konsumen, penggunaan 5G mempercepat komunikasi data dan digitalisasi. Adopsi 5G akan mendorong transformasi digital di berbagai sektor industri, memudahkan masyarakat mengakses layanan telekomunikasi, pengembangan Internet of Things (IoT) di seluruh sektor, dan memacu ekonomi digital Indonesia.

Niko Margaronis, Research Analyst PT BRI Danareksa Sekuritas mengatakan, Mitratel menyiapkan infrastruktur digital untuk memudahkan operator telekomunikasi (mobile network operator/MNO) memperluas layanan 5G. Mitratel bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo) dan menara telekomunikasi (tower) terbanyak di Asia Tenggara lantaran jumlah tower-nya di kuartal I/2023 sebanyak 36.439 unit. “Selain ada tower di luar Pulau Jawa, ketersediaan dan sebaran tower Mitratel yang masif di Pulau Jawa merupakan competitive advantage yang menarik minat operator telekomunikasi untuk menyewa tower dengan skema kemitraan kolokasi yang menguntungkan perusahaan operator telekomunikasi untuk ekspansi jaringan 5G terutama di kota-kota besar,” ucap Niko di Jakarta, Kamis (15/06/2023).

Mitratel sebagai perusahaan infrastruktur digital independen yang paling siap mendukung MNO untuk memperluas jangkauan jaringan 5G digitalisasi. Pada kuartal I/2023 Mitratel menguasai pangsa pasar sebesar 45% di industri tower nasional. Niko menyebutkan ekspansi perusahaan operator telekomunikasi akan mendorong pertumbuhan pendapatan, laba bersih dan EBITDA Mitratel di atas 10% pada 2023 ini. “Potensi pertumbuhan pendapatan didukung permintaan sewa tower dari operator Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren di kuartal II hingga kuartal IV tahun ini. Pertumbuhan finansial akan menjadi katalis positif terhadap harga saham yang ditargetkan,” jelas Niko.

Selain itu, Mitratel berinisiatif untuk menyediakan segmen bisnis terbaru. “Yakni fiberisasi dan layanan Power to The Tower yang menyediakan pengelolaan sumber energi listrik ke tower yang tersambung jaringan listrik PLN (on grid) dan yang belum tersedia listrik (off grid) sehingga layanan ini memudahkan ekspansi operator telekomunikasi menggunakan energi terbarukan serta menjadi sumber revenue tambahan untuk Mitratel,” kata Niko menjabarkan.

Mitratel juga memiliki portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) yang mencatatkan pendapatan senilai Rp128 miliar per Maret 2023. Portofolio ini antara lain menyediakan layanan manajemen infrastruktur telekomunikasi dan non telekomunikasi (Managed Service) dan Project Solution.

Pertumbuhan bisnis Mitratel juga didorong oleh ekspansi portofolio fiber termasuk akuisisi fiber optic. Ekosistem infrastruktur digital di portofolio Mitratel mendukung ekspansi bisnis para pelanggan, yakni perusahaan MNO. Mitratel memperluas portofolio di sektor fiber optic dengan membangun 8.876 km secara organik pada Januari-Maret tahun ini.

Sektor Telekomunikasi Prospektif

Pada kesempatan terpisah, Robertus Hardy, Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyampaikan kondisi ekonomi tahun ini diyakini masih menjadi katalis positif terhadap sektor telekomunikasi dibandingkan sektor lain. Untuk sektor telekomunikasi, lanjutnya, belanja komunikasi dan data masyarakat akan bertumbuh pada tahun ini, apalagi ditambah tuntutan layanan 5G di kota-kota besar.

Robertus mengamati Mitratel sebagai pemimpin di sektornya karena memiliki tower terbanyak di Asia Tenggara. “Oleh karena itu, Mitratel berpotensi membelanjakan belanja modal (capex) untuk menambah tower,” ucap Robertus. Ini diyakini berdampak terhadap pertumbuhan keuangan MTEL di tahun 2023. Pendapatan Mitratel di tahun ini, lanjut Robert, diestimasikan senilai Rp8,59 triliun, laba bersih Rp2,08 triliun dan EBITDA Rp6,82 triliun serta dividen yield dipatok mencapai 2,3%.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved