Komitmen Minuman Bersoda Ini Kurangi Sampah Botol Plastik
Mengutip riset National Geographic, sampah plastik yang meliputi botol, tutup botol serta pembungkus makanan mendominasi pantai di dunia. Sebesar 9 juta ton sampahdi laut, 80% nya adalah sampah plastik. Kondisi yang memprihatinkan ini menjadi perhatian utama Coba-Cola Indonesia (CCI) mengingat produknya menggunakan botol plastik.
CCI melakukan langkah-langkah strategis sejak lama untuk menekan sampah plastik yang dihasilkan dari bisnisnya. Director of Publc Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo menjelaskan bahwa prinsip sustaibabilitybusiness yang dipegang CCI adalah apa yang kita ambil, ada yg harus kita kembalikan.
“Di Coca-Cola menyadari tanggung jawab kami untuk membantu memecahkan tantangan limbah plastik yang kompleks, yang sedang dihadapi oleh planet dan masyarakat,” ujar Triyono.
Itulah mengapa sejak tahun 2018, Coca-Cola Indonwsia meluncurkan strategi global ambisius yang disebut World Without Waste untuk mendorong perubahan sistemik melalui ekonomi sirkular untuk kemasan yang digunakan.
Untuk diketahui World Without Waste adalah platform pengemasan berkelanjutan global yang berfokus pada tujuan terukur dan saling terkait dan memiliki target tambahan: membuat 100% kemasan Coca-Cola dapat didaur ulang secara global pada tahun 2025 – dan menggunakan setidaknya 50% bahan daur ulang kemasannya pada 2030.
Untuk itu CCI secara aktif mengumpulkan dan mendaur ulang botol produk mereka serta mendorong orang-orang untuk mendukung lingkungan yang sehat dan bebas sampah. Di Indonesia, Coca-Cola berkolaborasi untuk menciptakan solusi ekonomi sirkular untuk pengumpulan dan daur ulang kemasan, bekerja secara lokal dengan mitra strategis untuk memastikan program yang relevan dalam menuju visi tentang World Without Waste.
VP Public Affairs, Communications, and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia & Papua New Guinea Lucia Karina memandang bahwa langkah strategis yang mereka ambil dalam mengatasi sampah plastik bukanlah mengejar efisiensi, tapi lebih ke tanggung jawab perusahaan pada bisnis yang berkelanjutan untuk masa depan generasi selanjutnya.
“Virgin PET atau penggunaan biji plastik untuk dibuat botol, sebenarnya biaya prosesnya lebih murah, dibandingkan dengan penggunaan rPET, bagi kami ini lebih ke tujuan jangka panjang untuk menekan produksi karbon dan sampah plastik, selain itu para warrior PET ini juga mendukung ekonomi mereka,” terangnya.
Salah satu yang menarik dilakukan CCI dalam mendorong partisipasi masyarakat mengurangi sampah botol plastik adalah mengajak masyarakat membawa botol plastik bekas pakai dari berbagai produk Coca-Cola Indonesia (termasuk Coca-Cola, Fanta, dan Sprite) untuk menukarnya dengan tiket Konser #JagaIndonesia.
Rangkaian kegiatan ini akan berfungsi untuk menyatukan dan mengingatkan konsumen tentang pentingnya mendaur ulang botol plastik bekas pakai (pascakonsumsi) serta mendukung dalam upaya #JagaIndonesia.
“Kami percaya bahwa bersama-sama, kita dapat membuat dampak yang signifikan dalam melestarikan lingkungan kita untuk generasi mendatang. Konsumen di seluruh penjuru tanah air dapat mengharapkan rasa menyegarkan yang sama dari produk Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dan Sprite Waterlymon dalam kemasan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Sebelumnya, tepatnya pada tahun 2019, CCI juga melakukan langkah aktif dalam menekan sampah plastik yaitu dengan meluncurkan lini Affordable Small Sparkling Package (ASSP) baru. Langkah ini memungkinkan CCI menggunakan bobot botol lebih ringan, sehingga menggunakan plastik yang jauh lebih sedikit.
CCI pun melakukan peralihan dari kemasan PET hijau ke kemasan PET transparan untuk kemasan botol plastik Sprite agar botol lebih mudah didaur ulang.
Dalam upaya mendukung solusi pengumpulan dan daur ulang untuk membantu mengubah kemasan lama menjadi kemasan baru, CCI bekerja sama dengan mitra industri di bawah PRAISE (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment) dan entitas pemerintah untuk mendukung pengembangan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) di Indonesia.
Selain itu, Coca-Cola Europacific Partners telah bergabung dengan Dynapack Asia, berinvestasi dalam fasilitas daur ulang plastik canggih di Indonesia dengan kapasitas memproduksi 25.000 ton PET daur ulang per tahun.
Fasilitas daur ulang plastik PET yang baru mendukung rantai pasokan kemasan plastik loop tertutup di Indonesia dengan memproduksi biji plastik rPET yang aman untuk makanan dan minuman yang terbuat dari botol plastik bekas pakai. Diperkirakan jumlah investasi pabrik ini sekitar Rp 700 miliar. Botol rPET yang dihasilkan dari pabrik ini juga diekspor ke negara Asean, Eropa dan Amerika.
CCI juga menghadirkan Program Recycle Me yang mendukung konsumen untuk mendaur ulang botol mereka dengan mendukung drop point di area Jakarta, Bekasi, dan Tangerang melalui Yayasan Mahija Parahita Nusantara. Dalam program ini, konsumen dapat mengirimkan botol mereka dan menerima insentif. Semua botol akan dikirim ke Amandina Bumi Nusantara untuk didaur ulang kembali menjadi botol baru.
Yang teranyar adalah penggunaan kemasan botol yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang (rPET), tidak termasuk tutup dan label – untuk produk-produknya. Sekarang, bisa dipastikan bahwa 1 dari 3 botol produk CCI menggunakan kemasan rPET. Utamanya untuk produk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml.
Dengan begitu, tujuan CCI menggunakan setidaknya 50% plastik daur ulang dalam kemasannya pada tahun 2030 dapat tercapai. Dengan diperkenalkannya botol yang terbuat dari 100% rPET baru, Coca-Cola memberikan kontribusi besar mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan menurunkan emisi karbon dalam proses produksi.
Melalui usaha patungan lokal dan perjanjian pemasok jangka panjang, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia melakukan investasi strategis untuk meningkatkan kapasitas daur ulang di Indonesia, membuka pasokan plastik daur ulang, dan meningkatkan teknologi baru.
Botol 100% rPET Coca-Cola diproduksi di fasilitas daur ulang baru di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partner Indonesia dan Dynapack Asia. Fasilitas canggih ini memproses botol PET bekas pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal dan mengubahnya menjadi botol baru untuk merek Coca-Cola.
Pabrik daur ulang ini juga berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan oleh kedua organisasi tersebut. Yayasan ini mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan dan berpusat pada usaha sosial serta dukungan masyarakat. Mahija Parahita Nusantara menyediakan bahan baku untuk fasilitas daur ulang dan, yang terpenting, juga mendukung komunitas pemulung informal dengan pekerjaan yang stabil serta membuka akses terhadap layanan sosial.
Bersama-sama, Coca-Cola dan mitra lokalnya di Indonesia membantu membangun infrastruktur rantai pasokan loop tertutup untuk meningkatkan daur ulang dan pengumpulan PET, serta membantu memastikan bahan baku untuk botol plastik Coca-Cola sehingga dapat digunakan berulang kali.
Botol 100% rPET Coca-Cola mempertahankan standar kualitas tinggi yang biasa diharapkan oleh konsumen dari perusahaan, serta keamanan kemasan plastik rPET yang sesuai dengan peraturan Indonesia dan standar global The Coca-Cola Company yang ketat untuk kemasan rPET food grade.
Guna membantu berkurangnya sampah plastik di laut, Coca-Cola bermitra dengan The Ocean Cleanup sebagai mitra implementasi global pertama untuk proyek sungai, bekerja untuk membendung gelombang polusi plastik yang memasuki lautan dunia dengan terlebih dahulu mencegat plastik dari sungai. Di Indonesia, proyek dengan The Ocean Cleanup berlokasi di Sungai Cisadane.
Pada tahun 2022, CCI meningkatkan kemitraan dengan Ellen MacArthur Foundation dengan menjadi Mitra Strategis bersama beberapa organisasi terbesar dan paling berpengaruh di dunia, dengan potensi transformatif untuk menunjukkan apa yang mungkin dilakukan dalam transisi menuju ekonomi sirkular.
Selain itu. Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bekerja sama dengan Ancora Foundation memprakarsai proyek “Plastic Reborn” sebagai jalur untuk membantu mencapai “World Without Waste” di Indonesia, dengan mendorong sistem pengumpulan yang terintegrasi dengan teknologi. CCFI juga bermitra dengan Generation Foundation untuk mengedukasi dan meningkatkan kapasitas bank sampah di Pulau Merah-Banyuwangi.
CCFI juga bermitra dengan Nara Foundation untuk meningkatkan bank sampah di sekitar tempat ibadah di Jakarta dan Bekasi, termasuk memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak di sektor informal sampah.
Editor: Eva Martha Rahayu
Swa.co.id