Profile Entrepreneur

Solusi Baru Mimin untuk Bisnis Online Chatting

Co-founder Mimin Bayu Ekaputra (kiri) dan Joseph Simbar (kanan). (Foto Ubaidillah/SWA)

Pandemi Covid-19 membuka peluang-peluang baru dalam bisnis. Hal ini dialami betul oleh Joseph Simbar, Co-founder dan CEO PT Admin Pintar Kita atau Mimin, sebuah startup untuk membantu pebisnis mengatur usaha online chatting agar lebih mudah, efisien, dan efektif.

Joseph menceritakan, saat pandemi bisnis desain interior dan konstruksi yang digeluti istri tutup. Sang istri akhirnya membuka bisnis baru yang menjual hygiene kit secara daring via WhatsApp dan Instagram. Josep diminta untuk membantu menjadi admin media sosial, balas pesan, cek pembayaran, dan cek ongkos kirim.

“Dari situ saya merasa gila ini capek banget, masih manual. Jadi ide awalnya dari situ, untuk bantu istri, cuma ternyata pasarnya besar banget,” ujar Joseph menceritakan kepada SWA Online pekan lalu.Jika pesanan masih sedikit mungkin masih bisa dilakukan secara manual, namun cara manual akan merepotkan dan tidak efisien jika pesanan yang masuk sudah cukup banyak. Penjual harus melihat ongkir ke penyedia jasa logistik, bolak-balik dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.

“Jadi Mimin menyediakan semua layanan untuk bisnis dalam satu aplikasi. Penjual tidak perlu bolak balik cek ongkir di aplikasi yang berbeda-beda, tidak perlu khawatir kirim pesan ke pelanggan yang salah, karena enggak perlu balas-balas chat manual,” kata Joseph.

Mimin memiliki lima fitur utama di antaranya:

1. Order Management and Fulfillment. Penjual bisa menerima pesanan, memproses, menerima pembayaran, sampai pesan ojol atau logistiknya dalam satu aplikasi. Aplikasi Mimin dibuat terintegrasi sehingga pemilik bisnis tidak perlu pindah-pindah aplikasi lain untuk melihat ongkir, hingga memesan kurir.

2. Omnichannel Inbox. Fitur ini berguna untuk mengatur pesanan atau pertanyaan dari customer yang berasal dari banyak channel. “Misal saat pemilik bisnis mendapat customer dari banyak channel Instagram, Messenger, Whatsapp, mereka (pemilik bisnis) Tidak mengatur dari masing-masing channel tersebut, hanya mengatur dari satu tempat (Mimin) untuk balas ke masing-masing customer,” katanya.

3. Direct Marketing dan Campaign. Fitur ini dapat mengutilisasi data agar pemilik bisnis bisa melakukan penyebaran pesan bisnis atau iklan sesuai target. Selanjutnya, Mimin akan memberikan analisis dan laporan tentang kinerjanya, pemilik bisnis tidak perlu repot-repot.

4. Customer Engagement and Automation. Mimin dapat menganalisa data-data kebiasaan customer lalu akan memberikan pesan secara otomatis kepada customer. Seperti contoh, seseorang membeli obat di apotik untuk jangka waktu 20 hari. Pada hari ke-15, Mimin akan mengingatkan customer mengenai waktu membeli obat.

5. Manage Services. Mimin akan membantu pemilik bisnis untuk membalas pesan-pesan customer secara otomatis.

Potensi Bisnis via Perpesanan Instan

Jauh sebelum adanya e-commerce, penggunaan perpesanan telah lebih dulu hadir di tengah-tengah masyarakat, seperti SMS, BBM, Line, WeChat, ditambah saat ini WhatsApp, Telegram, Messenger, dan sebagainya. Perpesanan menjadi populer saat ini karena hampir digunakan oleh seluruh pengguna smartphone di dunia, termasuk Indonesia.

Penggunaan layanan perpesanan atau chatting saat ini tidak sebatas untuk komunikasi dengan kerabat atau teman, tetapi juga untuk berbisnis. Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, 38% pelaku usaha kecil menengah (UMKM) menggunakan layanan perpesanan instan untuk memasarkan produknya.

“Saat ini penetrasi internet di masyarakat Indonesia mencapai 73,7%. Dan selama pandemi UMKM menggunakan banyak jaringan marketplace untuk memasarkan produknya. Sebanyak 40% pelaku UMKM menggunakan media sosial, 38% dengan instant messaging, e-commerce 13%, dan ride hailing di angka 5%,” tutur Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kemenkop UKM, Berry Fauzi dalam Forum diskusi UMKM Go Online Virtual Expo, Selasa (10/10/2022), dikutip SWA Online, Jumat (16/6/2023).

Bahkan, Kepala Industri Meta di Indonesia Aldo Rambie dalam acara #MetaID2023 di Jakarta, Selasa (6/12/2022) mengatakan pihaknya melihat pada tahun 2023 aktivitas bisnis di ranah online akan semakin erat dengan penggunaan layanan perpesanan bisnis atau business messaging seperti WA Bisnis. Studi yang diluncurkan oleh Kantar di tahun 2022 menunjukkan, 7 dari 10 orang di Indonesia lebih suka menggunakan layanan business messaging untuk terhubung dengan bisnis daripada melalui telepon atau email.

Jika melihat data tersebut, potensi bisnis melalui layanan perpesanan cukup tinggi. Aplikasi perpesanan banyak digunakan karena dinilai lebih praktis, mudah digunakan, dan lebih personal.

Mimin menyebut, social commerce atau transaksi belanja menggunakan media sosial dan aplikasi chatting, diperkirakan tumbuh sebesar 17,9% per tahun dari 2022 sampai 2028. Studi Populix pada tahun 2022 menyebut, 86% masyarakat Indonesia sudah pernah berbelanja melalui media sosial dan aplikasi chatting, seperti Tiktok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook (10%) dan Instagram (10%).

Sementara itu Co-founder dan COO Mimin Bayu Ekaputra mengungkapkan bisnis online chatting di Indonesia mencapai 40% dari angka bisnis daring yang ada. Selama ini bisnis via chatting dianggap bukan bisnis secara daring, karena prosesnya masih banyak yang manual. “Makannya Mimin masuk, membantu mengotomatisasikan pemrosesan ordernya,” ujarnya.

Mimin bisa digunakan oleh semua pemilik bisnis online chatting, baik UMKM maupun yang sudah besar, retail maupun jasa seperti hotel. Bahkan untuk UMKM, Joseph dan Eka menggratiskan biaya penggunaan Mimin. Langkah ini diambil untuk membantu UMKM agar segera naik kelas

Rencana Bisnis

Solusi yang ditawarkan Mimin membawanya mendapat pendanaan dari Otto Digital, bagian dari Salim Group, Mei lalu. Jumlah dana yang didapat dirahasiakan, namun Joseph menceritakan bagaimana akhirnya Mimin bisa mendapat kepercayaan untuk mengelola dana tersebut.

Joseph memperkirakan, perjalanan karir dan pengalamannya bersama Eka menjadi salah satu alasan investor percaya terhadap Mimin. Joseph merupakan entrepreneur yang berpengalaman dalam industri teknologi selama 15 tahun. Sementara Bayu Ekaputra mempunyai pengalaman lebih dari 17 tahun sebagai manajemen eksekutif di berbagai perusahaan industri terkemuka, dalam berbagai industri.

Kedua, Mimin dapat menawarkan solusi yang relevan bagi pemilik bisnis di Indonesia, baik UMKM atau bukan. Solusi itu dapat membantu pemilik bisnis meningkatkan efisiensi penggunaan layanan chatting sebagai sarana berjualan.

Saat ini Mimin memiliki lebih dari 50.000 pengguna dan 90%-nya adalah UMKM. Untuk terus meningkatkan jumlah pengguna, Joseph terus melakukan kolaborasi dengan komunitas dan pemerintah daerah (Pemda). Strategi ini diambil karena biasanya Pemda memiliki banyak UMKM binaan yang perlu didukung agar segera naik kelas.

“Kami tidak hanya memberikan solusi (digital) untuk naik kelas, juga memberikan pelatihan bagaimana agar mereka segera naik kelas,” ungkap Joseph yang juga alumni San Francisco State University ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved