Marketing Trends

Pertama Kali Pameran Khusus Desa Wisata dan UKM di Belanda

Saat ini banyak wisatawan dari mancanegara ingin melakukan perjalanan dan hidup seperti penduduk setempat, berbaur dalam budaya, tradisi, dan bahasa suatu destinasi. Dari kehadiran wisatawan ini, dapat menumbuhkembangkan desa wisata dengan basis ekonomi kreatif yang diharapkan mampu mengangkat identitas lokal.

Hasil riset pasar yang dikutip dari Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries menyebutkan, orang Eropa juga cenderung menghabiskan banyak uang: rata-rata sekitar € 2.000 untuk liburan musim panas mereka. Mereka memilih untuk menikmati homestay, mendukung bisnis lokal dan masyarakat setempat yang dikunjungi.

“Telah terjadi pergeseran menuju ingin melihat sisi ‘nyata’ dari tujuan yang mereka kunjungi. Wisatawan banyak mendatangi Desa Wisata, menikmati kehidupan masyarakatnya, alamnya yang hijau, budayanya. Mereka belajar tentang lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dan, berkontribusi secara finansial atau lainnya atau biasa disebut sebagai eko wisata,” jelas Myra Sari, CEO Negeriku.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan untuk ekowisata telah berkembang pesat. Sektor ekowisata dianggap sebagai segmen dengan pertumbuhan tercepat di dalamnya industri pariwisata dunia. Sejak awal 1990-an, segmen tersebut telah tumbuh sebesar 20 – 34% per tahun, sementara industri pariwisata secara keseluruhan telah tumbuh hanya 4,3% per tahun.

Terkait hal itu, Negeriku sebagai organisasi yang berbasis di Belanda, akan menggelar pameran Desa Wisata dan UMKM Indonesia di Negeri Kincir Angin dengan tajuk Discovering The Magnificence of Indonesia Expo dan mengusung tema ‘Promoting Green Tourism Villages and Small to Medium Enterprises in Europe.’

Acara ini bagian dari memasarkan pariwisata Indonesia sebagai salah satu destinasi utama di kawasan Asia Tenggara untuk pasar Eropa. Sekaligus mendukung program-program wisata pemberdayaan masyarakat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf).

Rencananya, kata Myra, pameran ini akan diikuti oleh sejumlah tokoh masyarakat, pelaku budaya daerah, tour operator, dan perwakilan daerah sehingga dapat memberikan gambaran desa wisata kepada calon wisatawan dan menjadi jendela utama industri pariwisata Indonesia bagi penduduk di 19 negara di Eropa.

“Pameran pertama di Eropa yang fokus ke desa wisata atau targetnya membantu mempromosikan desa wisata di pasar Eropa dan memotivasi desa wisata di Indonesia naik kelas ke tingkat dunia. Untuk, alasan tempat kenapa di Belanda karena turis Belanda adalah salah satu turis Eropa yang paling banyak melakukan perjalanan ke desa-desa wisata atau community based tourism,” katanya.

Pameran Desa Wisata di Belanda ini akan berlangsung di Amsterdam, Belanda, pada 24 – 26 November 2023. Nantinya akan diisi oleh 50 booth yang berisi gambaran desa wisata, makanan, cinderamata, pakaian dan produksi UKM Indonesia. Ditampilkan juga beragam acara hiburan, seperti pertunjukan tarian tradisional Indonesia, musik-musik tradisional Indonesia yang akan dimainkan oleh pelajar Eropa dan Indonesia di Eropa.

Expo khusus desa wisata ini adalah bagian kebijakan dan imbauan Presiden Indonesia Joko Widodo dalam memajukan sektor pariwisata di Indonesia dan berharap dapat diadakan setiap tahun dan masuk menjadi agenda rutin Kementerian Pariwisata dan UNWTO.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved