Profile Profil Profesional

Jurus Werry Prayogi Fokus Kembangkan Bisnis Pelumas Pertamina Berbasis ESG

Werry Prayogi, Direktur Utama Pertamina Lubricants (Foto: dok Pertamina)

Kepemimpinan Werry Prayogi sebagai Direktur Utama PT Pertamina Lubricants (PTPL) masih memasuki usia satu tahun. Dalam masa kepemimpinannya yang masih seumur jagung, Werry dikenal seorang profesional yang bekerja di sektor hilir bahan bakar, pelumas dan produk ritel non-bahan bakar lain. Lebih dari 400 pekerja secara nasional di Kantor Pusat Pertamina, 7 Sales Region dan 3 Production Unit yang dia pimpin.

Ada sejumlah tugas yang diembannya untuk memperkuat dasar bisnis dan kebijakan perusahaan, meningkatkan kekuatan keuangan danmendukung transformasi digital yang sedang berlangsung. Tak lepas dalam menetapkan strategi masa depan untuk memenuhi kebutuhan pasar pelumas yang sangat penuh tantangan. Kemudian, memimpin dan mengawasi semua fungsi termasuk pengembangan perusahaan, penjualan dan pemasaran baik domestik maupun internesional dan masih banyak lagi.

Werry telah mendedikasikan dirinya untuk bekerja dan meniti karier di Pertamina selama lebih dari tiga puluh tahun. Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama, Werry pernah mengemban posisi strategis. Adapun riwayat profesi yang pernah dipegangnya antara lain Executive GM Regional West Java – PT Pertamina (Persero) dan Direktur Operasi – PT Pertamina Lubricant.

Sebagai bagian dari Pertamina Group dan anak perusahaan Subholding Commercial & Trading Pertamina Patra Niaga, PTPL harus mampu berkontribusi terhadap aspirasi subholding yakni menjadi salah satu perusahaan energi dalam bidang commercial & trading terbesar di Kawasan Asia Pasifik, mendukung pencapaian aspirasi Pertamina US$ 100 miliar di tahun 2024.

Menurutnya, PTPL akan meningkatkan jangkauan pemasaran yang lebih luas khususnya memperkuat pencapaian di segmen ritel, otomotif, agresif untuk meraih konsumen-konsumen baru di sektor industri nasional, membangun awareness di kancah international dan mengembangkan bisnis baru – melebarkan portofolio bisnis/ produk – sehingga menjaga sustainability bisnis PTPL ke depan untuk menjawab tantangan yang mulai memasuki electrical vehicle (EV). Di balik berbagai tantangan yang dihadapi dan dengan disrupsi yang ada, PTPL tetap kokoh dan tumbuh dengan fondasi yang kuat.

“Kami melakukan upaya dalam perbaikan proses bisnis, mendorong transformasi digital, memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan konsumen dan mitra bisnis strategis PTPL menerapkan end to end digitalization di semua lini bisnis, mulai dari proses produksi, sales & marketing, operasi, rantai pasok, logistik, hingga digitalisasi bersama outlet, bengkel, mekanik, konsumen, dan masyarakat,” ujar eksekutif yang meraih SE dari Universitas Andalas, Padang dan Magister Ekonomi dUGM, Yogyakarta, ini.

Untuk saat ini, PTPL belum menjalankan corporate action dalam meningkatkan kinerja. “Kami belum menjalankan corporate action di 2022, namun kami sudah dalam perjalanan membidik transformasi digital guna mengembangkan bisnis dan portfolio produk dan layanan yang nantinya bertujuan untuk memperkuat positioning PTPL di pasar dan meningkatkan market share baik domestik maupun internasional.

PTPL meresmikan Lubricants Technology Center, yang merupakan pusat riset dan pengembangan produk terbesar di Indonesia yang menjadi pembuktian tentang kapabalitas kami dalam inovasi produk dan layanan untuk konsumen. Kemudian, perusahaan patungan bersama PT Pupuk Kujang (PK) dan PT Rekacipta Inovasi ITB dengan nama PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI) pada tahun 2020.

Semua bisnis/perusahaan gencar membangun ekosistem yang menerapakan Environmental, Social dan Governance (ESG). Dalam berkontribusi menerapkan ekosistem ESG, PTPL menempatkannya sebagai bagaian penting dalam merancang rencana bisnis kedepannya. ESG lahir dari kesadaran perusahaan akan pentingnya bisnis yang berkelanjutan. Kebelangsungan entitas tidak hanya ditentukan oleh finansial ada faktor luar, salah satunya yang sadar akan visi misi ESG.

“Dalam hal ini PTPL, sudah mempunyai kebihakan green company yang dijalan di semua lini bisnis. Kami akan menciptakan produk yang mampu berkontribusi terhadap rendah emisi karbon 2060. Kami sedang merancang tata kelola ESG dan ketahanan untuk menjadi fokus dalam menjalankan bisnis.” ujar Werry kepada SWA Online, beberapa waktu lalu.

Banyak produk unggulan PTPL yang meramaikan pasar otomotif dan industri yang mempunyai spesialisasi dalam bahan kimia dengan produk yang berbeda-beda pada segmennya. Produk unggulan yang dimiliki PTPL seperti pelumas otomotif, Fastron Series untuk 4W, Enduro Series untuk 2W dan ada produk legendaris seperti Ennviro, Mesran dan Prima XP.

PTPL juga memproduksi pelumas dan grease (gemuk/cairan khusus pabrik) yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai segmen industri Lube, Masri, Medripal dan masih banyak. “Kami juga memiliki mensuplai produk untuk sektor-sektor strategis seperti sektor tambang, perkapalan, semen, agro, manufaktur, nikel dan lainnya. Selain itu, ada juga produk yang sesuai dengan spesialisasi bahan kimia seperti Spreeze, Peterdam dan Pertaflow.

Dalam melihat peluang di masa datang dan sejalan dengan permintaan global, Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari 1,15 miliar liter pada 2021 menjadi 1,32 miliar liter tahun 2026 atau tumbuh 15% atau kurang lebih 3% per tahunnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia yang merupakan konsumen utama pelumas. Selain itu, meningkatnya permintaan akan pelumas yang lebih berkualitas untuk meningkatkan efisiensi dan umur mesin juga mendorong pertumbuhan pasar pelumas di Indonesia.

Meskipun permintaan pelumas secara keseluruhan di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, pangsa pasar untuk otomotif konsumen, industri dan otomotif komersial kemungkinan akan tetap relatif stabil. Pertamina Lubricants merupakan salah satu pemain terbesar di pasar pelumas Indonesia. Dengan pangsa pasar pelumas jadi sebesar 35%, kami merupakan pemasok utama untuk berbagai industri di Indonesia meningkatnya permintaan kendaraan listrik (EV) memiliki dampak potensial pada pasar pelumas. EV tidak membutuhkan oli mesin, yang dapat berdampak pada permintaan jangka panjang untuk pelumas otomotif konsumen. EV masih membutuhkan pelumas untuk transmisi dan bagian lain dari kendaraan.

Hal ini berarti bahwa pasar pelumas dapat bergeser dari oli mesin tradisional ke cairan transmisi, gemuk, cairan pendingin, dan pelumas khusus lainnya yang dirancang untuk EV. Di Indonesia, penetrasi kendaraan listrik belum terlalu agresif karena masih menghadapi banyak tantangan seperti regulasi, infrastruktur, geografis, dan lain-lain. Pertamina selalu aktif mendukung kebijakan pemerintah untuk mengembangkan jalur energi hijau & terbarukan.

Menyikapi hal tersebut, PTPL optimistis dengan pertumbuhan bisnis / industri pelumas kedepannya. “Untuk segmen otomotif, kami harus terus mengikuti tren pabrikan mesin dan teknologi dunia dan juga adaptif terhadap kebutuhan untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sama halnya dengan sektor industri dimana kebutuhan akan pelumas dan grease masih relative tinggi dan kami harus terus agile terhadap perubahan,” ungkap Werry, pria kelahiran 25 September 1965.

Pengalaman paling mengesankan yang didapatkannya, mempunyai legacy dalam menciptakan lini/usaha baru di Pertamina yakni di segmen ritel yakni Bright Store, makanan dan minuman. Werry melihat peluang dalam memenuhi tingginya permintaan terhadap kelengkapan dan kenyamanan pelayanan di SPBU. Hingga akhirnya dia membuat itu demi memuaskan pelanggan dan dapat menikmati kenyamanan di area SPBU serta menciptakan peluang kerja baru.

Dia menjelaskan, Bright Store mengusung konsep area yang digunakan untuk bersantai sambil menunggu proses pengisian bahan bakar di SPBU. Bright store juga melayani pembayaran listrik, pembelian tiket kereta dan pesawat, tiket pertunjukan, dan pengisian pulsa. Dia juga menambahkan, dalam waktu dekat belum ada produk baru yang diciptakan, dan kekeh dalam memperkuat bisnis atau produk yang sudah ada. Senantiasa melakukan riset dan pengembangan produk untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved