Technology Trends

Solusi dan Teknologi Baru Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) menggelar Webinar Restorasi Fungsi Pembuluh Darah Pasca Pemasangan Ring. Webinar membahas pengumuman hasil RCT (Randomized Controlled Trials) Bioadaptor. Studi ini melibatkan 445 pasien dari Jepang dan Eropa, serta membandingkan keamanan dan tingkat kemanjuran teknologi Bioadaptor dengan Resolute Onyx yang merupakan Stent DES terbaik.

Sebelumnya, pengobatan untuk penyakit Arteri Koroner (CAD) merupakan sebuah tantangan tersendiri, namun hal ini terbantahkan sejak diperkenalkannya teknologi baru Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau prosedur Intervensi Non Bedah yang memberikan keamanan jangka pendek bagi pasien. Meski demikian, seiring berjalannya waktu, ditemukan adanya kecenderungan peningkatan kejadian atau serangan yang berulang yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Dalam upaya meningkatkan hasil pengobatan jangka panjang bagi pasien, Elixir Medical Corporation, perusahaan pembuat perangkat medis dan farmasi inovatif yang berbasis di Silicon Valley, telah mengembangkan teknologi yang dikenal sebagai Bioadaptor. Untuk menilai keamanan dan keefektifannya, perusahaan melakukan uji klinis yang disebut Bioadaptor RCT.

Peneliti utama RCT Bioadaptor Shigeru Saito dari Rumah Sakit Umum Shonan Kamakura, Jepang menyoroti potensi yang menjanjikan dari Bioadaptor pada kasus aterosklerosis koroner. Perancah elusi sirolimus terdiri dari tiga helai heliks logam yang digabungkan secara melingkar oleh polimer tipis PLLA-bioresorbable.

Setelah polimer diserap selama 6 bulan, perancah dibuka, yang memutuskan tiga helai heliks. Membuka kunci perancah dimaksudkan untuk memfasilitasi kembali ke fungsi fisiologi dari pembuluh koroner kembali normal sementara untaian kobalt-kromium yang terlepas memberikan dukungan pada perancah.

“Bioadaptor terbukti efektif menekan pertumbuhan volume plak secara signifikan dalam perangkat stent, sementara stent bersalut obat konvensional justru menyebabkan penumpukan plak. Penurunan volume plak pada dinding arteri meminimalisir risiko penyumbatan atau serangan jantung berulang,” katanya dalam keterangan resmi, (25/06/2023).

William Wijns MD dari Lambe Institute for Translational Medicine and CÚRAM, berpendapat bahwa inovasi tersebut sangat luar biasa. Menurut Williams, sesungguhnya yang dibutuhkan adalah perangkat yang dapat bergerak dinamis mengikuti alur secara radial. “Siapa bilang kita membutuhkan perangkat yang mengikuti alur pembuluh secara longitudinal?” katanya.

Kardiolog Teguh Santoso dari Rumah Sakit Medistra Jakarta menjelaskan bagaimana Bioadaptor memiliki dampak positif untuk mengurangi volume plak dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Dirinya memilih Bioadaptor karena 6 bulan setelah stenting, alat akan beradaptasi dan membiarkan pembuluh darah bergerak secara alami dan menurut saya hal ini sangat penting bagi pemulihan pasien.

Ahli Jantung di Antwerp Cardiovascular Stefan Verheye menjelaskan bahwa Bioadaptor dapat memulihkan denyut pembuluh darah, yang diukur dengan ultrasound, dan dipertahankan ketika lumen pembuluh terbuka. Ini juga menunjukkan tingkat penyempitan pembuluh darah yang lebih rendah dan lebih sedikit kehilangan ukuran lumen dibandingkan dengan stent konvensional. “Hasil positif ini diamati di berbagai jenis pembuluh darah dan lesi, termasuk pada pasien diabetes,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved