Technology Trends

Xendit Bantu Lembaga Keuangan Mikro Tingkatkan Literasi Keuangan

Data Finance Indonesia pada 2022 menyebutkan 51 persen penduduk Indonesia belum memiliki rekening bank (unbanked population). Artinya, setengah populasi masyarakat Indonesia masih belum memiliki akses ke tabungan di bank, pembiayaan via kredit, dan fasilitas perbankan lainnya. Oleh sebab itu, lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia memiliki peran penting untuk mendorong literasi keuangan dengan menyediakan akses ke layanan finansial, seperti tabungan, pinjaman, asuransi, hingga pengiriman uang.

“Inklusi keuangan di Indonesia mengalami lompatan jauh dan terus meningkat selama sepuluh tahun terakhir, yang diindikasi oleh peningkatan tingkat kepemilikan akun dan literasi keuangan,” ujar Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia dalam keterangannya (26/06/2023). Namun, menurutnya, LKM harus terus mengikuti perkembangan zaman. Melihat semakin cepatnya perkembangan teknologi di dunia. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan berkolaborasi dengan fintech untuk menyelesaikan kendala sistem dan kesenjangan teknologi.

“Xendit Group mendukung ekosistem finansial mikro di Indonesia dengan menyediakan fasilitas pembayaran digital yang dapat mendukung transformasi bisnis microfinance di Indonesia,” kata Tessa Wijaya, COO Xendit menambahkan. Dia menjelaskan, pelaku microfinance harus mengenal fintech dengan baik sebelum melakukan kolaborasi. Hal tersebut untuk memastikan apakah fintech tersebut telah mendapatkan izin atau belum.

Tessa mengatakan dalam keterangannya, Xendit Group menyediakan sistem pemantauan transaksi secara real-time, memfasilitasi penerusan dana dari LKM kepada peminjam, dan memfasilitasi transfer dana dari peminjam kepada LKM untuk pembayaran cicilan pinjaman. “Dengan begitu LKM bisa beroperasi secara efektif dan efisien dengan mengurangi proses manual yang rawan human error, mengintegrasikan berbagai solusi pembayaran, memfasilitasi pencatatan keuangan serba otomatis, dan mendukung inovasi serta diversifikasi layanan keuangan LKM,” ungkapnya.

Salah satu cerita suksesnya adalah kolaborasi Xendit dengan platform koperasi simpan pinjam untuk membantu operasional mereka di daerah. Koperasi Simpan Pinjam membutuhkan platform digital untuk memudahkan anggota bertransaksi secara online. Pada platform inilah koperasi juga membutuhkan solusi kanal pembayaran yang memudahkan anggotanya untuk membayar iuran wajib, iuran pokok, dan cicilan pinjaman.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Xendit Group memfasilitasi metode pembayaran, mulai dari bank transfer, QRIS, hingga e-wallet. Selain itu, start up yang didirikan pada tahun 2015 ini juga menjembatani proses transfer dana dari dan ke 140+ bank di Indonesia, serta e-wallet. “Melalui upaya kolaboratif ini, kami ingin memudahkan LKM untuk memperluas jangkauannya dan memberdayakan penduduk Indonesia serta para penggerak UMKM untuk dapat berkembang lebih jauh dengan instrumen finansial yang tepat,” kata Tessa menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved