GCG Companies

Tjiwi Kimia, Implementasikan ESG dan Etika Bisnis untuk Wujudkan Sustainable Business

Suhendra Wiriadinata, Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Suhendra Wiriadinata, Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) diimplementasikan perusahaan untuk menciptakan bisnis berkelanjutan yang berdampak positif pada investor, masyarakat, dan lingkungan. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. pun berinisiatif menjadi perusahaan kertas yang mempraktikkan prinsip bisnis yang berkelanjutan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG.

Tjiwi Kimia menerapkannya di seluruh lini operasi dan produksi yang berstandar ISO (International Standardization Organization) dan berstandar nasional dalam mengembangkan sistem manajemen untuk menjaga serta meningkatkan kualitas, lingkungan, energi, keselamatan, dan keamanan. Perusahaan yang berdiri sejak 2 Oktober 1972 dan mulai beroperasi di 1977 ini memproduksi kertas, chemicals, carton box, stationery, dan packaging. Kelima produk ini diserap pasar domestik sebesar 43% dan ekspor 57%. Perseroan mendiversifikasi produk dengan memproduksi brown paper (kertas cokelat).

Suhendra Wiriadinata, Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, mengatakan bahwa manajemen perusahaannya memastikan rantai pasok yang berkelanjutan. Sebab, 100% pasokan pulp dari kayu itu berasal dari Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola secara berkelanjutan.

Kemudian, wilayah konsesi pemasok kayu untuk Tjiwi Kimia ini wajib memperoleh sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHPL) dan verifikasi legalitas kayu (VLK). Juga, 100% area konsesi pemasok kayu pulp untuk Tjiwi Kimia mematuhi skema PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification/Program Pengesahan Sertifikasi Hutan).

Pabrik pulp dan kertas Tjiwi Kimia pun disertifikasi di bawah standar PEFC Chain of Custody dan mampu menghasilkan produk bersertifikasi PEFC. Suhendra menyebutkan, Tjiwi Kimia mempraktikkan ekonomi sirkular karena sudah menggunakan bahan baku yang porsinya 40% dari kertas daur ulang.

“Produksi produk kertas cokelat ini menggunakan bahan baku berupa limbah kertas bekas yang dapat didaur ulang. Proses produksi produk kertas cokelat juga memerlukan energi dan air yang lebih sedikit menggunakan energi sehingga emisi karbon yang dihasilkan juga lebih rendah,” Suhendra menjelaskan.

Adapun praktik ekonomi sirkular di perusahaan ini ialah menggulirkan program pemanfaatan limbah tali kur untuk paper bag. Perseroan memberdayakan ibu-ibu di sekitar pabrik untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan dari tali kur ini. “Kami juga melakukan pelatihan marketing-nya secara offline maupun online sehingga diharapkan cakupan pemasaran semakin luas,” katanya.

Manajemen Tjiwi Kimia pun fokus mengendalikan emisi karbon, efisiensi energi, dan manajemen air untuk melindungi sumber air lokal yang digunakan oleh pabrik serta penghematan penggunaan air. Selama 2020 hingga 2022 perusahaan ini berhasil menurunkan pemakaian air pada proses produksi.

Inovasi yang dilakukan untuk mengurangi konsumsi air, antara lain, mengganti sealing water vacum pump dan menggunakan kembali save all clear water untuk low pressure shower pada proses produksi kertas. “Intensitas konsumsi air menurun 9,8% dari 2020 hingga 2022,” ungkap Suhendra.

Perusahaan di bawah Sinar Mas Group ini pun berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui program efisiensi energi, baik dari sisi proses produksi kertas maupun operasional pembangkit listrik yang dimilikinya. Dengan adanya penurunan penggunaan listrik dan steam untuk proses produksi dan peningkatan efisiensi pembangkit listrik, bahan bakar batu bara yang dibutuhkan boiler menjadi berkurang sehingga emisi GRK yang dihasilkan lebih rendah.

Suhendra menyebutkan, penggunaan sludge biomass sebagai bahan bakar untuk menghasilkan steam juga berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK. Terjadi penurunan 5,8% pada 2020-2022.

Kemudian, perseroan pun aktif mengelola limbah padat. Di antaranya, meminimalkan pembentukan abu batu bara dengan menggunakan pembangkit listrik yang menggunakan kadar abu rendah dan pemanfaatan abu batu bara. Juga memanfaatkan fly ash & bottom ash (FABA) untuk infrastruktur masyarakat.

Perseroan memanfaatkan pula limbah sesuai dengan prinsip 3R: reduce, reuse, recycle, dengan membuat paving block berbahan dasar FABA. Salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pemasangan paving block di sekolah: halaman sekolah tidak lagi tergenang air. Tjiwi Kimia melakukan program ini dengan menyatakan: setiap Rp 1 yang dikeluarkan pada program pemanfaatan FABA ini menghasilkan nilai sosial (social return) sebesar Rp 3,25.

Selain itu, ada juga beberapa inovasi Tjiwi Kimia dalam pengelolaan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), antara lain pemanfaatan sludge/lumpur instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Kandungan fiber dalam limbah sludge ini masih bernilai ekonomis dan dapat dipergunakan kembali sebagai bahan baku kertas cokelat untuk internal.

Sludge IPAL ini juga dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar boiler. Hasil dari pembakaran ini adalah steam (uap panas) yang digunakan untuk mengeringkan kertas di mesin kertas.

Perseroan memang rajin menggalakkan efisiensi energi. “Dalam tiga tahun terakhir, kami konsisten menurunkan konsumsi listrik dan steam pada proses produksi sebagai implementasi upaya penghematan energi. Intensitas listrik berkurang 5% pada tahun 2020-2022 dan intensitas steam berkurang 3,75%,” ungkap Suhendra.

Untuk mengurangi tingkat emisi udara, Tjiwi Kimia memasang peralatan seperti electrostatic precipitator dan scrubber. Electrostatic precipitator adalah teknologi pengendalian abu hasil pembakaran dengan pemberian muatan listrik. Adapun scrubber adalah alat kendali polusi udara yang dapat digunakan untuk membuang partikel atau gas dari limbah industri.

Perseroan menerapkan teknologi termutakhir dan memakai peralatan pemantauan emisi, seperti CEMS (Continuous Emissions Monitoring System), untuk memonitor dan melaporkan emisi yang memenuhi persyaratan peraturan.

Sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat, Tjiwi Kimia menginisiasi beberapa program CSR (corporate social responsibility). Antara lain, bekerjasama dengan komunitas-komunitas memanfaatkan tali plastik untuk keperluan pengemasan dan limbah kayu sebagai bahan baku kerajinan; membudidayakan jamur tiram warga Kramat Temenggung, Sidoarjo; melakukan penghijauan melalui penanaman pohon kaliandra sebagai energi alternatif; memperbaiki sarana pertanian Sungai Ledeng Lengkong; serta mendukung konservasi dan perlindungan margasatwa.

Salah satu program CSR unggulannya ialah peningkatan kapasitas dan akses sanitasi masyarakat. Tjiwi Kimia menakar setiap Rp 1 program peningkatan akses dan kualitas sanitasi masyarakat yang diimplementasikan ke masyarakat binaannya menghasilkan nilai sosial sebesar Rp 5,50.

Produsen kertas ini juga membangun bank-bank sampah di masyarakat sekitar dengan tujuan menarik sampah plastik. “Ada instalasi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengolah kembali sampah plastik-plastik menjadi energi, tentunya dengan tetap taat pada kualitas emisi yang ditetapkan pemerintah,” kata Suhendra.

Tjiwi Kimia juga menerapkan etika bisnis atau Business Code of Conduct. Ini sebagai wujud sustainability governance yang mewajibkan seluruh karyawan untuk bertindak jujur dan berintegritas saat bekerja dengan sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab untuk mencegah tindakan penyimpangan.

Perseroan pun memiliki fasilitas Integrated Call Center (ICC), e-Kinship, dan e-Gift, yang memudahkan karyawan, pemasok, dan konsumen melaporkan segala bentuk potensi penyimpangan. Yang tak kalah menarik, Tjiwi Kimia memiliki fasilitas untuk mendukung kesehatan dan produktivitas pekerja perempuan. (*)

Vina Anggita & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved