Capital Market & Investment

Ini Rekomendasi Saham IPOT pada Pekan Ini

Ilustrasi foto : Istimewa.

Pasar saham pada pekan lalu yang hanya berlangsung selama dua hari karena ada cuti bersama Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah berhasil menguatkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 0,3% dengan penguatan terbesar di sektor keuangan sebesar 1,8%, infrastruktur 0,3% dan konsumen primer 0,2%. Sementara itu, sektor yang melemah pada pekan lalu yakni sektor energi -3%, teknologi -0,8%, dan transportasi & logistik di zona merah yang minus sebesar 0,7%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Mino menjelaskan, ada sentimen positif yang membuat IHSG berhasil bertengger di zona hijau, yakni adanya aksi beli investor asing. “Meskipun perdagangan hanya berjalan selama dua hari, namun asing mencatatkan pembelian bersih Rp 0,27 triliun di pasar regular,” ucap Mino dalam risetnya di Jakarta, Senin, (03/07/2023).

Ia menambahkan investor asing banyak melakukan pembelian bersih di beberapa saham antara lain BMRI (Rp 254 miliar), ICBP (Rp 129 miliar), BBRI (Rp 125 miliar), MFIN (Rp 104 miliar), BBCA (Rp 49 miliar dan BBNI (Rp 43 miliar). Dengan pembelian bersih tersebut maka asing net buy Rp 22,22 triliun sejak awal tahun hingga 27 Juni 2023 (year to date).

.Sementara itu, sentimen negatif yang membuat market tidak bisa melaju lebih kencang yakni pendeknya hari perdagangan. Ia berpendapat untuk mengambil keputusan trading atau investasi orang cenderung wait and see.

Berbicara tentang potensi market pada minggu ini, trader saham diimbau untuk memerhatikan sentimen domestik dan eksternal. Dari domestik Mino menyebutkan data manufaktur, data inflasi dan data cadangan devisa. “Data manufaktur Juni sudah keluar di level 52.5 yang berarti positif. Manufaktur kita kembali ekspansif untuk ke-22 kalinya secara berturut-turut,” sebutnya.

Sentimen berikutnya yakni data inflasi. Ia menjelaskan inflasi Juni 2023 diprediksi akan kembali turun menjadi 3,62% dari sebelumnya 4% secara tahunan. Sementara itu, inflasi inti juga diprediksi akan turun menjadi 2,64% dari sebelumnya 2,66%. Sentimen domestik terakhir yang perlu diperhatikan yakni data cadangan devisa, dimana pada Mei lalu cadangan devisa mengalami penurunan dari US$ 144,2 miliar menjadi US$ 139,3 miliar karena adanya pembayaran utang pemerintah.”Meskipun turun, cadangan devisa tersebut dinilai Bank Indonesia masih tinggi seiring kecukupannya untuk membiayai impor selama 6 bulan, dua kali lipat dari standar kecupukan international selama tiga bulan,” imbuhnya.

Sentimen eksternal yang perlu diperhatikan yakni FOMC minutes, non-farm payrolls dan perkembangan harga komoditas. “Pada pertemuan bulan lalu the Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%, namun memberikan sinyal adanya kemungkinan tambahan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali masing-masing 25 basis poin (bps),” ucap Mino

Gubernur The Fed kembali menegaskan bahwa usaha untuk menekan angka inflasi ke kisaran dua persen masih jauh dari kata selesai. The Fed juga tidak menutup kemungkinan hanya akan menahan suku bunga, jika angka inflasi lebih baik dari perkiraan (tergantung data ekonomi).

Selanjutnya dijelaskan, non-farm payrolls Juni diprediksi akan bertambah sebanyak 225 ribu lebih rendah dari penambahan bulan sebelumnya sebanyak 339 ribu. “Dengan penambahan tersebut diharapkan angka tingkat pengangguran tidak mengalami perubahan yaitu berada di level 3,7%. Sementara itu upah per jam pertumbuhannya diprediksi akan melambat menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,3% secara tahunan,” tuturnya.

Tertopang data inflasi dan sentimen lainnya pada minggu ini, Indo Premier merekomendasikan 15 saham untuk trading hingga 7 Juli 2023;

BBRI (support: Rp 3.300, resistance: Rp 5.550).

BMRI (support: Rp 5.075, resistance: Rp 5.325).

BBCA (support: Rp 9.000, resistance: Rp 9.300).

BBNI (support: Rp 8.975, resistance: Rp 9.300).

ARTO (support: Rp 2.900, resistance: Rp 3.400).

INDF (support: Rp 7.250, resistance: Rp 7.500).

ICBP (support: Rp 11.050, resistance: Rp 11.575).

ACES (support: Rp 650, resistance: Rp 705) .

ELSA (support: Rp 324, resistance: Rp 344).

JSMR (support: Rp 3.630, resistance: Rp 3.950).

TLKM (support: Rp 3.920, resistance: Rp 4.070).

EXCL (support: Rp 1.890, resistance: Rp 2.010).

PWON (support: Rp 480, resistance: Rp 496).

SSIA (support: Rp 446, resistance: Rp 500).

SCMA (support: Rp 155, resistance: Rp 168).

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved