Entrepreneur

Ramainya Bisnis Ucok Durian, Tidak Enak Diganti Baru

Ucok Durian di Kota Medan, Sumatera Utara. (Foto Ubaidillah/SWA)
Ucok Durian di Kota Medan, Sumatera Utara. (Foto Ubaidillah/SWA)

“Jangan bilang pernah ke Medan, kalau belum mampir ke Ucok Durian,” begitulah semboyan sebuah toko durian yang berada di Jalan Haji Wahid Hasyim, Kota Medan, Sumatera Utara. Ini adalah salah satu tempat makan durian yang ikonik dan favorit semua kalangan, dari orang biasa sampai pejabat negara.

Ucok Durian menjadi tenar namanya karena menjadi tempat favorit para pejabat menikmati durian khas Sumatera mulai dari presiden, menteri, wali kota, hingga publik figur. Sebut saja, Presiden Jokowi dan SBY beserta para menteri pernah mampir ke Ucok Durian. Selain itu Ustaz Abdul Somad juga pernah mencicipi lezatnya durian di toko tersebut.

Pemilik Ucok Durian adalah Zainal Abidin Chaniago (70), pria kelahiran Tapanuli Selatan ini mampu membawa durian hingga ke puncaknya. Ucok berhasil menanamkan semboyan tersebut kepada para wisatawan yang mengunjungi Kota Medan.

Ucok mengaku, usahanya saat ini bukan diraih dengan cara yang instan. Usaha durian ia rintis sejak tahun 1985, saat itu ia mulai dengan berjualan di pinggir jalan (kaki lima) di Jalan Iskandar Muda. Ditolak saat menawarkan durian itu hal yang sudah sering ia alami, baginya ini bagian dari proses kesuksesan. “Awalnya di Jalan Iskandar Muda, kaki lima. Begitu ada rezeki, pindah ke sini. Di sini (Jalan Haji Wahid Hasyim) dari 11 tahun lalu,” kata Ucok sembari memilih durian untuk para pelanggannya.

Meski sudah memiliki karyawan, Ucok masih turut serta menyortir durian-durian untuk para pelanggan secara langsung. Ini ia lakukan karena ingin memastikan durian-durian yang disajikan benar-benar durian berkualitas terbaik. “Yang tidak bagus itu dijual lagi, untuk es krim, kue, dodol, dan lain-lain” ucap Ucok yang saat ini sudah memiliki 15 karyawan.

Keahlian Ucok memilih durian yang berkualitas juga berkat kerja keras seiring waktu dan terus belajar. Untuk itu, dirinya saat ini tengah menurunkan keahlian tersebut kepada anak-anaknya. Menurutnya, kondisi cuaca sangat mempengaruhi kualitas durian. “Kalau kayak sekarang ini, lagi tidak bagus,” kata bapak tiga anak ini.

Toko durian Ucok buka 24 jam setiap hari, sehingga pengunjung yang datang jam berapapun pasti dilayani. Bagi Ucok, dirinya akan mengecewakan pengunjung yang sudah jauh datang ke Medan untuk menikmati durian, namun ternyata tokonya tutup. Durian di tempatnya juga tersedia sepanjang tahun.

Mengenai persediaan durian sepanjang tahun, Ucok mengaku stoknya berasal dari beberapa wilayah di Sumatera seperti Sumatera Barat dan Riau. Ucok mengungkapkan bahwa hampir setiap daerah di Sumatera ditumbuhi durian yang memiliki masa panen yang berbeda-beda.

“Kalau Medan (musim duriannya) itu periode Juni — Agustus. Kalau enggak ada yang dari Medan, itu dari luar, yang penting dari Sumatera, sepanjang tahun itu ada,” ungkap Ucok.

Pemilik Ucok Durian, Zainal Abidin Chaniago (Foto Ubaidillah/SWA)
Pemilik Ucok Durian, Zainal Abidin Chaniago (Foto Ubaidillah/SWA)

Ia menambahkan, durian Medan menjadi durian yang paling enak, karena memiliki rasa yang lengkap dibanding durian yang lain. Rasa daging buahnya memiliki perpaduan antara manis, pahit, legit, dan jarang ada yang busuk.

Di tempat ini, pengunjung bisa memilih durian dengan harga yang berbeda-beda, tergantung kualitasnya, mulai dari yang paling murah Rp100 ribu untuk tiga butir atau sekitar Rp 33 ribu per butir hingga yang paling mahal Rp 200 ribu per butir. Durian yang tersedia di Ucok Durian 100% lokal dari Sumatera.

Ucok menceritakan, inti berjualan adalah jujur. Inilah nasihat yang diberikan oleh sang ibu yang masih ia pegang hingga saat ini. Bagi pengunjung yang mencicipi durian di tempatnya, maka akan disuguhi durian terbaik yang tersedia. Apabila tidak bagus, disarankan untuk menukarnya. “Enggak enak, enggak bagus kami sarankan tukar diganti baru. Kalau enggak mau tukar, itu salah konsumennya” ujar Ucok kepada SWA Online, Sabtu (22/06/2023) lalu.

Dalam sehari, Ucok bisa menjual 500 sampai 700 butir, dengan omzet mencapai Rp25 sampai Rp30 juta. Meski dipenuhi pengunjung, Ucok mengaku tidak punya niatan untuk membuka cabang atau toko baru. “Yang ini saja kerepotan,” katanya. Saat memasuki toko, pengunjung juga disuguhi pemberitahuan bahwa Ucok Durian tidak membuka cabang di manapun dan juga tidak membuka toko online. “Ucok Durian tidak ada penjualan online, bila terjadi komplain bukan tanggung jawab kami,” tulis pemberitahuan yang ada di dinding toko.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved