Technology Trends

Dua Inisiatif Pertamina Wujudkan Net Zero Emission 2060

PLTS Pertamian New & Newrable Energi (dok NRE)

Indonesia dalam masa transisi menuju target pengurangan emisi Green House Gas (GHG) sebesar 29% tanpa syarat dan sebesar 41% dengan syarat. Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai Emisi Net Zero paling lambat pada tahun 2060.

Wakil Menteri BUMN 1 Pahala Mansury mengatakan saat ini transisi Indonesia menuju net zero menjadi topik hangat, karena Indonesia berambisi untuk mencapai pengurangan emisi sampai 32% pada tahun 2030. Untuk menjawab tantangan yang ada, sektor yang paling berpengaruh adalah sektor keuangan, di mana Indonesia harus mencari cara yang kreatif untuk bisa mewujudkan target yang akan dicapai melalui keuangan yang lebih baik.

Pahala ingin agar sektor publik dan swasta bekerja sama dalam mencapai Net Zero untuk Indonesia. “CFA Society Indonesia (Organisasi profesional nirlaba global yang menyediakan pendidikan keuangan bagi para profesional investasi) memiliki peran advokasi dalam memberi masukan untuk mendorong kebijakan menerapkan praktik yang diharapkan,” ujarnya, Jumat (07/07/2023).

Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup Alue Dahong mengatakan sektor energi menjadi kontributor terbesar dalam emisi karbon. Untuk itu, jika tidak melakukan penurunan emisi dengan melakukan efisiensi energi dan transformasi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan maka Indonesia tidak akan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“Ada misleading bahwa emisi hanya dilakukan oleh pemerintah semata, tentu tidak. Emisi dan target bauran emisi dilakukan di semua sektor termasuk energi. Penurunan emisi ini ada yang dilakukan oleh pemerintah ada yang dilakukan oleh partners,” katanya.

Sementara Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Dannif Danusaputro menjelaskan bagaimana Pertamina bergerak maju dalam transisi energi sambil tetap memastikan ketahanan energi bagi Indonesia melalui aspirasi net zero emission pada 2060. Pertamina berkomitmen mewujudkan NZE sesuai target.

Menurut Dannif, Pertamina memiliki dua inisiatif untuk mencapai net zero emission yaitu dekarbonisasi bisnis dan membangun bisnis baru. Inisiatif dekarbonisasi antara lain dengan efisiensi energi, pembangkit listrik berbasis energi hijau, pemanfaatan kendaraan listrik, CCS/CCUS internal, bahan bakar rendah emisi.

“Inisiatif yang kedua adalah membangun bisnis baru. Bisnis baru ini meliputi pengembangan energi terbarukan, EV charging dan battery swap, natural based solutions, pengembangan hidrogen biru atau hijau, pembangunan ekosistem baterai dan EV, Biofuel, CCS/ CCUS terintegrasi, dan bisnis pasar karbon,” ujarnya.

Pertamina NRE memiliki 3 pilar strategis. Pertama solusi karbon rendah seperti gas to power, serta dekarbonisasi melalui konservasi energi dan NBS. Kedua, pengembangan energi terbarukan seperti energi panas bumi, energi surya, biogas, angin, dan pasang surut air laut. Dan ketiga adalah pembangunan bisnis baru di sektor energi seperti baterai dan ekosistem kendaraan listrik, bisnis karbon, serta hidrogen bersih.

“Membangun portofolio bisnis energi bersih adalah fokus utama Pertamina NRE untuk bergerak maju, untuk mendukung dekarbonisasi yang menjadi tujuan Pertamina, Indonesia dan global. Aset operasi dan project pipeline pembangkitan listrik Pertamina NRE saat ini mencapai 4,5 GW dengan Potensi Tambahan Kapasitas di Masa Depan,” ujarnya.

Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina menyampaikan bahwa Pertamina terus mendorong pengembangan bisnis green energy di seluruh lini usahanya. “Pertamina melalui seluruh Subholdingnya berkomitmen untuk mendorong transisi energi dengan terus mengembangkan bisnis baru yang mengutamakan green energy” ungkap Fadjar.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.is


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved