Women Business Leaders

Ira Puspadewi, Manfaatkan Pelajaran dari Pandemi

Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP
Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP.

Sektor jasa penyeberangan dan pelabuhan termasuk yang sangat terdampak ketika pandemi Covid-19 merebak. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan persyaratan kesehatan untuk bepergian menyebabkan penurunan pengguna secara drastis.

Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor ini, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) turut merasakannya. Tercatat penurunan produksi yang cukup besar pada penyeberangan selama tahun 2020, meliputi penurunan penumpang (-52%), penurunan kendaraan roda dua (-41%), dan penurunan kendaraan roda empat (-18%).

Kemudian, tahun 2021 juga belum sepenuhnya pulih meskipun ada peningkatan. Tetap ada penurunan penumpang (-14%) dan penurunan roda dua (-7%), sedangkan roda empat meningkat (9%).

Kondisi ini tentu saja tak mudah. Namun, sebagai perempuan yang sudah berpengalaman panjang memimpin perusahaan di dalam dan luar negeri, Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP, tidak goyah menghadapi kenyataan pahit itu. Bersama timnya di ASDP, Ira justru berhasil melihat celah sebagai jalan keluar dari situasi sulit tersebut.

“Pandemi telah memberikan pelajaran penting bagi ASDP. Kami dapat merumuskan perilaku-perilaku baru yang kemudian terbukti dapat membawa ASDP ke kinerja sangat baik dibandingkan dengan banyak perusahaan transportasi lainnya,” katanya.

Orang nomor wahid di ASDP sejak 2017 ini menjelaskan, pelajaran penting tersebut meliputi kesehatan kas (cash is king), prioritas pada investasi yang lebih cepat menghasilkan pendapatan, revenue assurance dan efisiensi dengan digital, hingga pengembangan model bisnis baru. Sebagai pemimpin tertinggi di perusahaan, Ira menjaga dan mengeksplorasi hal-hal ini sehingga perusahaan mampu bertahan dan meraih kinerja yang positif. Apa yang dilakukannya?

Pada aspek leadership, untuk menghadapi situasi sulit yang belum pernah terjadi ini, Ira berupaya menempatkan diri sebagai profesional di hadapan jajarannya, bukan seperti dewa yang mengerti segalanya. Hal ini agar mengundang ide-ide yang berbeda dari mereka. Maka, dia menerapkan pendekatan sebagai pemimpin yang disebutnya lebih banyak membuat pertanyaan daripada pernyataan.

Leaders may not know everything, but leaders must know the right questions to ask, karena ‘the right questions’ akan membuka banyak informasi yang diperlukan leader sehingga bisa tahu persis keadaan masalah, akhirnya dapat menentukan visi-misi dan solusi dengan lebih akurat,” katanya tandas.

Selain itu, Ira juga membuka ruang komunikasi yang seluas-luasnya. Menurutnya, over communication is always better than communication. Implikasi dari pendekatan ini, dua serikat pekerja di ASDP yang sebelumnya bertentangan memutuskan menjadi satu serikat karena leaders sudah sangat terbuka untuk berkomunikasi. “Make CEO accessible,” ujar mantan Direktur Utama PT Sarinah (Persero) tersebut.

Pada aspek organisasi, profesional yang pernah menjabat sebagai Direktur Kawasan Asia Pasifik GAP Inc. ini menerapkan KPI individu agar setiap karyawan accountable terhadap keberhasilan korporasi dalam mencapai tujuan. Dia juga secara konsisten terus mengingatkan insan ASDP untuk memahami nilai pokok yang tertuang dalam narasi Ferizyan’s Habits (kebiasaan orang-orang ASDP), yang terdiri dari Zero fraud, Safety & service excellence, dan Financial effectiveness.

“Program-program yang mengedepankan ini sudah membuahkan hasil laba yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir dan implikasi buat karyawan (adalah) gaji yang naik signifikan (30%-40%),” ungkapnya.

Pada aspek bisnis, di bawah kepemimpinan Ira, ASDP mengembangkan sejumlah produk dan layanan serta model bisnis baru sebagai upaya optimalisasi bisnis secara berkelanjutan. Antara lain, Skema Korporasi (Indonesia Ferry Corporate Scheme/IFCS), carter kapal, penambahan alat produksi berupa pelabuhan yang dikerjasamakan secara operasional, pengelolaan barang lepas, serta optimalisasi non-core business, seperti sewa lahan, reklame, BBM, dan air tawar.

Dalam IFCS, Ira mengatakan, skema untuk pelanggan korporasi yang dimulai tahun 2019 dengan sebuah perusahaan tersebut kini telah diikuti 24 perusahaan dengan nilai transaksi lebih dari Rp 500 miliar pada tahun 2022. Lalu, pada penambahan pelabuhan, ASDP secara resmi mulai mengelola Pelabuhan Ajibata-Ambarita di kawasan Danau Toba pada Agustus 2022. Skema bisnis baru ini merupakan Kerjasama Pemanfaatan Operasional Barang Milik Negara (KSPO BMN).

Sementara itu, kerjasama pengelolaan barang lepas dilakukan di cabang dan lintasan yang membutuhkan, serta dilengkapi dengan regulasi pendukungnya. Di antaranya, di Cabang Surabaya, Cabang Padang, dan Cabang Merauke.

“Kerjasama pengelolaan barang lepas sekaligus sebagai upaya mendorong terciptanya estetika pelabuhan dan kapal serta mendukung aktivitas bisnis yang aman dan nyaman bagi pengguna jasa,” Ira menuturkan.

Beriringan dengan itu, sentuhan digital juga dilakukan Ira demi membentuk perusahaan yang adaptif dan agile. Pada bisnis yang sudah eksis, ASDP melakukan efisiensi proses melalui digitalisasi di segala bidang, baik front end maupun back end.

Berbagai urusan administrasi manual, seperti pada proses-proses keuangan, pengadaan, dan SDM, sudah digantikan dengan digital. Termasuk menyangkut pelayanan yang bersentuhan langsung dengan konsumen, yaitu e-ticketing. Penjualan tiket secara daring ini, kata Ira, telah dilakukan pada Cabang Merak, Cabang Bakauheni, Cabang Ketapang, dan Cabang Danau Toba, serta melalui sales channel.

“ASDP sudah mulai melakukan program-program digital-basedmanagement saat sebelum pandemi. Pandemi menjadi momen akselerasi program tersebut. Ini termasuk digitalisasi proses bisnis,” kata Ira.

Berbagai strategi tersebut dijalankannya dengan eksekusi yang tertata: dia menerjemahkannya ke bawah hinggal level individu melalui sosialisasi deliverables berjenjang. Untuk memastikan itu berjalan sesuai jalur, dia melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik. Perusahaan juga menerapkan reward & punishment dan celebration bagi seluruh karyawan.

Kepemimpinan Ira dengan berbagai strateginya itu telah menunjukkan hasil positif. Tidak tanggung-tanggung, rekor baru perusahaan tertoreh pada tahun 2022, ASDP mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarahnya, yaitu Rp 4,25 triliun, meningkat Rp 700 milliar atau naik 19,71% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 3,55 triliun.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, ASDP juga mencatat pertumbuhan laba bersih. Laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 326 miliar, naik 80% dibandingkan 2020. Kemudian tahun 2022, kata Ira, meraup laba bersih tertinggi sepanjang sejarah ASDP: Rp 456 milliar.

Menghadapi iklim bisnis mutakhir, termasuk tahun mendatang, Ira dan segenap jajarannya akan tetap waspada. Mereka akan terus berinovasi untuk mendapatkan efisiensi dengan desentralisasi dan sentralisasi proses, serta menangkap peluang bisnis baru dengan mengembangkan layanan premium, B2B, hingga kawasan wisata. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved